46. Semakin Rumit

195 17 3
                                    

Berhubung hari ini Jumphi lagi berulang tahun. Jadi Jumphi double update deh.

Jumphi baik banget kan☺ hehehe.

Selamat membaca!

Candra kini berada di lobby hotel bersama Mada dan Calix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Candra kini berada di lobby hotel bersama Mada dan Calix. Dan Calix telah selesai memindahkan semua file dari SD card ke dalam laptopnya.

SD card ini mereka temukan saat mereka akan membawa tas Zora, dan berakhir dengan SD card itu yang keluar sendiri dari dalam tas Zora. Seperti memanggil mereka untuk membuka sesuatu di dalamnya, mungkin saja ada bukti di dalam sana sehingga mereka tau sesuatu.

"Udah!" ucap Calix samangat ketika filenya berhasil dipindahkan.

Calix membuka file di laptop, dahinya mengkerut ketika melihat hanya ada satu video di dalamnya. Dan tanpa berpikir lagi Calix menekan video tersebut.

"Wah lihat, dia sangatlah cantik!"

"Ini Zora kan?" tanya Calix sambil menunjuk layar laptopnya.

Mada mengangguk dan Candra hanya diam memperhatikan. Mata mereka sekarang benar-benar tertuju pada layar laptop.

"Kenapa lo menolak gue? Aish, setelah kejadian lo nolak gue, gue gak akan biarin lo gitu aja. Lo .... "

"Ini, cowok tadi!" lanjut Calix dengan mata membulat.

"Harus menderita."

Mereka terus saja menonton hingga kejadian di mana Sofia tertembak terlihat begitu jelas dari rekaman ini. Bulu kuduk mereka meremang ketika menonton hal yang seperti di film-film, tapi, ini nyata.

Calix menutup mulutnya, "gila! Ini apa?"

"Bangsat! Jadi ini semua karena cowok brengsek itu," marah Candra sambil mengepalkan tangannya, urat-uratnya terlihat jelas berjejer di lengannya.

"Lo keliatan gak terkejut, lo udah tau ini?" tanya Mada mencoba mengintrogasi Candra.

Calix yang mendengarkan itu terkejut, benar apa yang di katakan Mada. Tidak ada raut keterkejutan sedikit pun yang dipancarkan oleh Candra. Hanya ada ekspresi marah hingga membuat wajahnya terlihat menyeramkan.

"Gue udah tau semuanya, tentang Zora yang harus pura-pura bahagia di depan semuanya. Tentang dia yang selalu disiksa sama keluarganya."

"Apa?"

Mada berdiri kemudian menarik kerah kemeja yang dipakai Candra, "LO SELAMA INI TAU TAPI LO DIAM AJA!!"

"Bang tenang," lerai Calix mencoba memisahkan Mada dari Candra. Dia tidak ingin Candra emosi yang membuat Mada terkapar seperti Donovan tadi.

Candra terkekeh miris lalu menyentak kedua tangan Mada yang memegang kamejanya. "Gue ... memang ga guna."

Dia bersandar pada sofa sambil menatap langit-langit hotel yang megah itu. "Gue udah lakuin apapun, mulai dari ngancam si tua bangka Panca sampai coba buat bunuh dia."

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang