6. Kenapa Bohong?

520 26 0
                                    

Kembali lagi dengan Jumphi, guys!

Selamat membaca!

"Candra, kamu harus rutin meminum obat ini, supaya kamu lebih tenang dan hal seperti tadi tidak kambuh lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Candra, kamu harus rutin meminum obat ini, supaya kamu lebih tenang dan hal seperti tadi tidak kambuh lagi." Jelas dokter Joko lalu menyerahkan obat yang di pegangnya kepada Candra.

Candra mengambil obat tersebut dari tangan sang dokter dengan ragu, tapi Candra mengerti seberapa butuhnya dia terhadap obat tersebut. "Gue ngerti."

Dokter tersebut seperti sudah mengerti dengan sikap Candra yang seperti itu karena Candra adalah pasien istimewanya.

Candra keluar dari ruangan tersebut kemudian duduk di salah satu kursi di sana, Candra menghela napas khawatir melihat botol obat di tangannya.

"Gue benci obat."

"Candra," seseorang memanggil dan datang menghampirinya sambil tersenyum. Dengan cepat Candra menggenggam botol obat tersebut—upaya untuk menyembunyikan botol obat yang memang kecil agar tidak terlihat.

"Tante."

"Kenapa manggil tante. Harus manggil Mama," ucap Monika terlihat sedikit kesal. Candra masih kaku jika harus memanggilnya Mama.

"Iya .... Ma," Candra sedikit belum terbiasa, sudah bertahun-tahun lamanya dia tidak memanggil seseorang dengan sebutan mama. Dia bahkan lupa kapan terakhir kali memanggil seseorang yang benar-benar ibu kandungnya dengan sebutan mama.

"Candra, kondisi Zora udah stabil. Kata dokter tinggal tunggu dia sadar. Mama sangat berterima kasih sama kamu, kalau mau sesuatu bilang sama Mama ya, nanti Mama belikan."

Candra menggeleng—menolak dengan halus tawarannya. "Nggak usah, saya ikhlas kok."

"Nggak mau uang, baju baru atau apa gitu?" tanya Monika lagi sambil menatap Candra penuh harap.

"Hanya mau satu, bilang sama Zora. Dia harus tetap hidup."

Setelah mengatakan itu Candra pergi dari sana meninggalkan Monika dengan penuh tanda tanya.

"Woy, lo!"

Seseorang yang berada agak jauh di depan Candra berteriak memanggilnya, dia menatap ke asal suara yang memperlihatkan satu cowok dan satu cewek yang sepertinya dia mengenalnya.

Candra ingat sekarang, cewek itu adalah cewek yang waktu itu membawa pergi Zora darinya. Tunggu dulu apa maksudnya dari 'darinya'.

Candra tersenyum tipis karena pikirannya sendiri tapi cewek itu menatapnya dengan raut wajah yang berbeda 180 derajat darinya. Ia berjalan menghampiri Candra tanpa suara dan langsung ....

Plak!

Memberikan satu tamparan kepada Candra, cowok di belakangnya mencoba menahannya tapi cewek itu terus saja meronta minta di lepaskan.

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang