51. Hadiah Ulang Tahun

676 29 5
                                    

Selamat membaca!

Seorang pria berpakaian rapi masuk ke dalam dengan telapak tangan mengepal dan rahang yang mengeras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria berpakaian rapi masuk ke dalam dengan telapak tangan mengepal dan rahang yang mengeras.

"Panca!!" Reno, pria itu berteriak sambil menatap ruangan besar di depannya—mencari seseorang.

Matanya menangkap sosok yang dicarinya dan langsung menghampiri sosok tersebut. Reno menarik kerah Panca dan menatap bengis ke arahnya.

"Sekarang Anda akan menyesal karena telah menyiksa anak Anda selama ini."

Panca menepis kedua tangan Reno kemudian memasang wajah perang kepadanya, "apa maksud Anda seperti ini? Anda akan saya laporkan karena masuk ke wilayah saya tanpa izin."

Reno tertawa mengejek, "mulut Anda yang selalu bicara itu akan bisu setelah Anda tau semuanya. Saya sudah mempunyai bukti bahwa Zora bukanlah tersangka selama ini."

"Apa maksud Anda?"

Seseorang masuk kemudian menyerahkan sebuah laptop pada Reno.

"Silahkan duduk, saya yakin kaki Anda tidak akan bisa menopang tubuh Anda setelah Anda menonton video ini."

"Saya tidak suka basa basi."

Mereka duduk di sofa lalu tanpa membuang waktu Reno menyalakan laptop itu.

Panca tampak tidak bersemangat, dia menganggap hal ini hanya akan membuang waktunya yang berharga.

Mata Panca seketika membulat melihat apa yang terjadi. "A-apa ini?!"

Sekarang dia tampak sangat serius dengan apa yang berada di depannya. Bahkan dia meraih laptop itu mendekat ke arahnya.

Badannya seketika lemas ketika melihat kebenaran di depan matanya.
Semua kebiadabannya selama ini terputar jelas di dalam kepalanya.

"Anak gadis saya sudah mati empat tahun yang lalu."

"Saya sudah menampung kamu selama ini, jadi lakukan tugas kamu di hadapan orang-orang."

"Harusnya kamu bersyukur sudah saya biarkan tinggal di sini."

"Dasar anak tidak tau diuntung."

"Dasar anak pembawa sial!"

"DASAR PEMBUNUH!!"

"Kenapa anak seperti kamu bisa menjadi anak saya!!"

Bagaimana bisa dia memperlakukan anaknya seperti itu. Anaknya, dia bahkan tidak menganggap Zora sebagai anaknya. Entah kenapa dia mengutuk dirinya sendiri sekarang.

"Zora ... "

***

Arsenio duduk diam sambil membaca buku di dalam kelasnya yang cukup berisik karena siswa siswi disana saling bertukar cerita. Sekarang jamkos sehingga lelaki itu hanya diam sambil membaca buku.

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang