48. Pembalasan

323 17 3
                                    

Jumphi double up nih

Selamat membaca!

"Setelah tiga hari, akhirnya kita menemukan Anda juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setelah tiga hari, akhirnya kita menemukan Anda juga. Ibu Melati." Ucap Reno dengan wajah datarnya.

Reno, Mada dan Calix sedang berada di rumah Melati yang berada di gang sempit. Melati mencoba untuk melarikan diri saat Reno akan menangkapnya untuk dimintai keterangan.

"Mama, apa yang mereka maksud?" tanya Putri sambil menarik ujung baju ibunya. Dia baru saja keluar dari salah satu ruangan.

"Sebaiknya kalian tidak lagi mengikuti saya jika kalian tidak ingin saya laporkan." Ancam Melati.

Reno menahan tawanya ketika mendengar ucapan Melati, wanita itu sekarang sedang mengancamnya. Dia yang dari tadi berdiri berjalan mendekati sofa kemudian duduk di sana, lebih baik dia diam dan melihat dua anak muda—Calix dan Mada yang menyelesaikannya.

Calix berdecak kesal, "bersikap baik jika tidak ingin anak kandung Anda terluka." Ucapnya menekankan kata 'anak kandung'.

Melati tampak terkejut hingga mundur satu langkah, matanya menangkap senyum kejam dari dua remaja lelaki yang berada di depannya.

Putri mengeratkan genggamannya pada lengan Melati karena perasaan takut yang menguasainya sekarang. Apakah mereka akan mencelakainya? Itu yang dia pikirkan.

"Nama lo ... Putri kan?" tanya Mada dengan nada pelan.

Putri tidak menjawab, karena tidak mendapatkan jawaban Mada kembali bersuara. "Lo udah ditipu sama dia, dia bukan ibu kandung lo."

Putri menatap Mada dengan dahi mengkerut lalu menggeleng, dia tidak percaya dengan perkataan dua lelaki yang baru saja dilihatnya. "Aku gak percaya."

"Hoaamm," Calix menepuk-nepuk mulutnya seakan mengantuk. "Karena serius banget, gue putar musik, ya, Bang."

Mada mengangguk dan Calix langsung menekan sesuatu di ponselnya.

Bugh!

"Arggghh .... "

Bugh!

Brak!

"AAAAKKKK. Am ... pun."

Tangan Melati seketika gemetar hebat ketika mendengar suara jeritan dari ponsel milik Mada. Dia terlihat pucat dan sangat takut, "sa-saya mohon."

Dia menyatukan kedua tangannya di depan dadanya, "saya mohon jangan sakitin dia, ini ... ini semua salah saya. Bukan dia."

Putri terlihat heran melihat tingkah yang ditunjukkan ibunya itu, "Mama ... "

"DIAM! KAMU BUKAN ANAK SAYA!" bentak Melati lalu mendorong Putri hingga terduduk di lantai.

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang