27. Sesak Dan Lega

317 18 0
                                    

Selamat membaca!

"Sembuh, jangan sakit lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sembuh, jangan sakit lagi .... sayang."

Mata Reynold membulat mendengar ucapan dari Candra barusan. "Woy! Kalo adek gue denger terus dia baper gimana? Mau tanggung jawab lo?"

"Adek lo yang pertama baperin gue." Candra menatap datar Reynold yang menatap aneh ke arahnya.

"Beneran? Dia bilang apa?" tanya Reynold tampak penasaran sekaligus tertarik dengan topik ini.

"Ada deh, tanya aja sama informan lo." Jawab Candra yang membuat Reynold memasang wajah kecewa.

"Gak asik banget lo, kita ini harus simbiosis mutualisme. Gue kan dengan gratisnya ceritain ke lo, lo juga harus cerita dong sama gue!!"

Candra diam sejenak kemudian menatap lama Reynold. "Dia panggil gue sayang terus dia juga bilang kalau dia suka gue, tapi rasa sukanya sama kayak dia suka sama Kejora, Mada, dan Calix."

Pfftt...

Tawa Reynold sudah tidak bisa ditahan lagi, dia menatap Zora lalu menatap Candra secara bergantian.

Reynold meraih tangan Zora yang terbebas dari infus lalu mengecupnya singkat, "bagus banget, lain kali ghosting dia sekalian."

"Terus ngapain lo mau ketemu Zora? Dari gerak-gerik lo .... lo suka sama adek gue?"

Candra tersentak dengan kedua keningnya menukik tajam menatap Reynold, "jangan sembarangan."

"Cieee, telinga lo merah. Gue baru pertama kali lihat cowok malu," Reynold kembali tertawa sedangkan Candra menatapnya dengan tidak suka.

"Terus saya harus apa di sini?"

Keduanya menatap terkejut ke arah pintu, terlihat dokter yang sedang tersenyum kikuk di sana. Dia hanya duduk di sofa dan mendengarkan pembicaraan mereka dari tadi.

"Keluar aja dok, memangnya dokter gak kerja." Ucap Reynold ketus.

"Terima kasih dokter Joko, gue gak tau kalau gak ada lo tadi."

"Sopan dong sama yang lebih tua! Gak punya tata krama kaya gini nih." Tegur Reynold karena ucapan Candra.

"Gue udah lupa sama tata krama sejak lama." Candra berkata dingin dengan raut wajah datarnya.

"Maaf, gue lupa kalau kisah hidup lo gak kalah kelam."

"Lo juga tau itu?" Candra tidak habis pikir dengan lelaki ini. Kenapa dia dengan cepat mengetahui asal usulnya.

"Gue kan punya informan," ucap Reynold bangga dengan senyuman yang menurut Candra terlihat menjengkelkan.

"Terus kenapa informan lo gak bisa dapat informasi tentang siapa yang bunuh bunda lo."

Reynold mengangkat kedua bahunya acuh, "gue juga udah berusaha, tapi buktinya udah lenyap sehari setelah kejadian. Makanya itu walaupun dikorek sampai akarnya, kita gak dapat apapun kecuali debu."

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang