29. Hal Bahagia

212 15 0
                                    

Selamat membaca!

Aku mengerjapkan mataku pelan, aku tersentak ketika melihat Reynold yang dengan pandangan anehnya menatapku intens

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengerjapkan mataku pelan, aku tersentak ketika melihat Reynold yang dengan pandangan anehnya menatapku intens.

Aku bergegas duduk dan menatapnya bingung, "ngapain?"

Dia menggeleng, "lo lama banget bangunnya, lo gak mau liat sunset?"

Aku menatap jam yang ada di pergelangan tanganku, terpampang jelas jarum yang menunjukkan angka empat.

Aku merenggangkan tanganku kemudian beranjak dari dudukku, berjalan meninggalkannya. "Lapar nih Kak, makan yuk!"

Aku berbalik badan dan menatapnya dengan alis yang bertaut, aku begitu bingung dengan tingkahnya. Aku mengangkat bahuku acuh kemudian berjalan turun ke bawah.

"Hallo guys, kalian lagi ngapain?" tanyaku pada mereka.

Mereka menatapku dengan terkejut kemudian diiringi dengan tawa yang menggelegar. Semuanya tertawa kecuali Candra, bahkan Kejora kini terkekeh pelan sambil menutup mulutnya.

"Kalian semuanya kenapa aneh sih, ada yang salah sama gue?" tanyaku sedikit kesal.

Aku menghentakkan kakiku kesal kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Mataku membulat melihat penampilanku saat ini, apa yang terjadi pada wajah cantikku.

Pffttt ...

Aku bahkan tidak bisa menahan diriku untuk tidak tertawa. Kini wajahku penuh dengan coretan hitam, ada gambar kumis, alis yang dibuat tebal dan tompel yang begitu besar ada dikedua pipiku. Aku benar-benar mirip seperti badut. Aku jadi ingat saat bermain dengan Candra, tapi gambaran ini benar-benar hancur.

"KAKAK!!" teriakku sambil berlari keluar mencari Reynold yang membuatku seperti ini. Aku yakin dialah yang melakukannya. Seratus persen ini pasti ulah kakakku yang memang memiliki sifat bawaan yang seperti setan.

Aku berjalan pelan naik ke lantai dua dan terlihat Reynold yang tertawa mengejekku.

"Kak! Lo apain muka gue?!" tanyaku sambil berlari menghampirinya, aku sangat kesal dan ingin merobek wajah menjengkelkannya sekarang juga.

Reynold tidak tinggal diam, dia berlari dan berusaha untuk menghindariku yang sudah mengamuk. Aku mengambil bantal dan melemparkannya padanya.

"Gak kenal blee," ejeknya yang membuatku semakin menjadi-jadi.

"Awas, ya, lo," aku meraih vas bunga yang ada di sana dan mengarahkannya padanya. "Diam gak lo."

Dengan cepat dia mengangkat kedua tangannya dan menjatuhkan spidol yang dia pegang, itu pasti spidol yang dia pakai untuk mencoret wajahku.

"Ampun, gue nyerah. Lo gak boleh lempar gue pake itu."

Aku mendengus kasar lalu meletakkan kembali benda yang kupegang pada tempatnya lalu menghampirinya.

Smiley: I'm Okay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang