65. Pacar Baru

376 62 18
                                    






Lelaki bersurai hitam legam itu tersenyum kecil, dengan kedua netra yang setia memandangi sosok gadis dengan raut bingung di sebelahnya.

"Jadi, gimana?" tanyanya lagi, untuk yang ketiga kalinya dalam lima menit ini.

Gadis itu berdehem kaku, tampak berpikir. Sesekali melirik lelaki di sampingnya itu yang terus memancarkan binar harapan.

"Coba sekali aja, baru setelah itu lo boleh mutusin bakalan terus maju sama gue atau enggak. Hm?"

Sekali lagi, gadis itu membuang nafas kasar. Cukup lama berpikir hanya untuk sekedar menjawab ya atau tidak. Namun pada akhirnya, ia mengangguk walau sedikit ragu.

"Yaudah, gue mau. Ayo kita coba kencan sekali aja."







***





"Aaaarrrrggggghhhh!!"

Tubuh ramping Naeun merosot. Wajahnya seketika merengut ketika ingatan tiga hari yang lalu itu kembali menghantuinya.

Dan disinilah ia sekarang.

Sudah rapi dengan dress hitam selutut tanpa lengan, yang dipadukan dengan outer lengan tanggung berwana milo. Rambut cokelatnya digerai rapi, sedikit ia curling bagian ujungnya hingga menggelombang.

Wajahnya terpoles make up tipis namun tetap menawan. Tak lupa parfum kesayangannya yang wanginya sudah merebak memenuhi kamar itu. Hanya tinggal mengenakan flat shoes hitamnya, maka sempurna sudah penampilannya kali ini.

Wah, totalitas sekali, pikirnya hampir tak memercayai dirinya sendiri.

"Naeun pinjem catokan dong!!"

Ia agak tersentak ketika Seulgi membuka pintu kamarnya tiba-tiba. Hampir saja jantungnya copot! Memang tidak sopan sekali temannya yang satu ini.

"Awwww Naeunku cantik banget ih!! Mau kencan sama siapa lagi nih??" pekik Seulgi keras, membuat Krystal yang kebetulan lewat depan kamarnya ikut mendengar dan akhirnya melongok masuk.

Krystal tertawa jahil, mengangkat sebelah alisnya menggoda. "Setelah sekian lama gamon akhirnya kencan juga lo. Kasian banget cowok yang mau sama singa galak kayak lo hahaha," tawanya meledek.

"Gak sadar diri bener lo penyihir! Lo aja lebih galak daripada gue!" sewot Naeun tak terima.

Seulgi tertawa saja melihat adu mulut mereka. Tangannya sibuk menerima catokan yang diulurkan Naeun. Ia menyenggol lengan Naeun pelan. "Btw, lo kencan sama cowok mana nih? Ganteng gak? Kenalin satu kek buat gue."

Naeun tersenyum tak ikhlas, jarinya bergerilya melayangkan jitakan pada jidat mulus Seulgi. "Berisik! Dah pergi sono lo berdua!"

Segera ia mendorong tubuh kedua temannya itu dan langsung menutup pintu. Kembali menatap cermin, ia menghempaskan nafas kasar.

"Duh, kok gue deg degan sih? Bisa biasa aja gak sih ini jantung?" gumamnya tiba-tiba panik.

Sampai dering telfon kembali mengalihkan perhatiannya. Ia memantapkan hati sekali lagi, dalam hati berdoa semoga semua baik-baik saja dan pilihannya kali ini mungkin tak salah.

"Semoga aja, deh."





***



"Yang ini namanya Abun, yang tiga warna itu namanya Choki, nah kalo yang oren kembar itu namanya Upin dan Ipin."

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang