8. Patah

1.7K 242 25
                                    


Wendy Anandya kayaknya pagi ini lagi bahagia tak terkira. Dari bangun tidur, cewek itu tak henti hentinya tersenyum.

Bahkan pagi pagi aja, dia udah masak banyak banget buat para penghuni dorm. Iya sih, bahagianya Wendy itu emang nular. Bikin rejeki buat yang lain, contohnya yang satu ini. Yang lain gak perlu repot nyari sarapan karena udah disediain.

"Aduh mamah, pagi pagi baunya udah harum menyengat kemana mana nih."

Hyeri dateng dateng langsung nyomot tempe goreng abis itu duduk glesoran di lantai. Karena kosan mereka gak punya ruang makan jadi mereka suka pada makan dan ngumpul bareng ya di ruang tengah.

"Wihhh ada acara makan besar nih?" kali ini Ilhoon yang dateng udah siap sama pakaian kantornya. Langsung nyendok nasi dan duduk samping Hyeri.

"Hehe enggak sih cuma pengen berbagi rezeki aja. Sok atuh dimakan." kata Wendy sumringah.

"Yang lain gak pada kerja nih?"

"Jisoo udah berangkat abis subuh katanya mau belanja buat stok tokonya. Jackson kayaknya sih masuk siang deh. Yang lain masih pada siap siap kali." kata Hyeri.

"Wen, lo tuh baik banget gini ya padahal. Bego banget sumpah mantan mantan lo yang udah nyakitin lo. Semoga kali ini lo beneran nemuin yang tulus ya." kata Ilhoon tiba tiba serius bikin Hyeri hampir aja keselek sayur bayam karena cowok tengil itu mendadak mellow.

"Makasih Hoon. Semoga aja ya, Taeyong gak kayak yang dulu dulu." kata Wendy.

"Kalo yang ini juga nyakitin lo lagi, ngomong sama gue biar gue hajar sampe babak belur." kata Ilhoon lagi bikin Wendy ketawa lebar.

"Makasih ya kalian semua selalu nyemangatin gue." ujar Wendy tulus. "Gue seneng tau gak punya temen temen kayak kalian."

"Aduh pagi pagi jangan mellow dong. Kan aku jadi pengen cry," kata Hyeri lebay.

Wendy ketawa aja. Abis itu beresin piring makannya.

"Gue berangkat duluan ya. Jangan lupa yang lain tar disuruh sarapan."

"Loh kok pagi amat? Emang sekarang tk tuh buka jam setengah tujuh?"

Wendy emang guru tk dan biasanya berangkat paling siang diantara semuanya. Makanya kalo dia berangkatnya kepagian kan yang lain juga pada heran.

"Ya gak papa. Mau mampir dulu ke suatu tempat." kata Wendy. "Yaudah dah Hyeri! Dah Ilhoon!"

Wendy melambai ceria. Gak sadar kalo dari tadi diliatin Ilhoon sampai gak kedip.

"Yah semoga kali ini dia bahagia deh." gumam Ilhoon lirih. Tapi tetap aja kedengeran Hyeri yang disampingnya.

"Lo sekhawatir itu sama Wendy ya, Hoon?" tanya Hyeri curiga. "Lo suka sama Wendy?"

Ilhoon hanya menggeleng. Mendesah panjang tanpa minat menjawab pertanyaan Hyeri.





**




Nomor yang Anda tuju sedang berada di panggilan lain.


Wendy mendesah. Kenapa nomornya sibuk terus? Pesannya udah centang dua, statusnya juga online tapi gak dibales bales.

Ditelfon pun masih berada di panggilan lain.

Sebenarnya Taeyong lagi sibuk telfonan sama siapa sih?

Wendy masukin lagi hpnya ke dalam tas. Daripada bengong karena dateng kepagian, dia akhirnya beralih beresin bangku dan meja meja yang berantakan.

Padahal niat dia pagi pagi dateng itu biar bisa ketemu Taeyong. Biasanya cowok itu nganterin keponakannya paling pagi karena abis itu harus langsung ke kantornya sendiri.

Tapi pagi ini kok Taeyong kayaknya sibuk banget. Wendy positive thingking, mungkin kerjaannya emang lagi numpuk.

Gak lama, sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Turunlah seorang anak lelaki kecil berseragam tk. Si Devan, keponakan Taeyong. Tapi kali ini dia cuma dianter sama sopir dan seorang cewek cantik yang Wendy gak kenal.

"Selamat pagi bu Wendy!" sapa Devan lucu begitu Wendy menyambutnya.

"Pagi juga, Devan!"

"Hari ini aku dianter tante Jisya soalnya Om Taeyong sibuk." jelas Devan tanpa diminta.

Perempuan cantik yang disebut tante Jisya itu tersenyum manis pada Wendy. "Saya titip Devan ya bu, hari ini saya yang antar jemput dia karena Taeyong lagi sibuk ngurusin acara kami."

Eh?

Wendy tertegun sesaat.

Berbagai pikiran buruk mulai menyerangnya. Tapi, dia mencoba mengontrol ekspresinya. Maksudnya apa sih?

"Kalau boleh tau acara apa ya bu?"

Jisya tersenyum begitu lebar sampai kedua matanya menyipit. Dan Wendy tak bisa memungkiri kalau perempuan itu benar benar cantik.

"Pernikahan saya sama Taeyong." ujarnya malu malu namun sanggup membuat ulu hati Wendy mendadak ngilu.

"O-oohh.." Wendy benar benar tak bisa berkata kata. Lidahnya entah mengapa mendadak kelu. Air matanya mendesak ingin segera keluar dari pelupuknya.

"Wahh selamat ya, kalian memang cocok."

Hanya itu yang bisa Wendy katakan sampai ketika Jisya berpamitan akan pergi, Wendy hanya mengangguk lemah.

Lagi lagi dia patah hati. Oleh makhluk bernama lelaki.




























tbc

Huhu Olafkuuu

Btw, aku buat side story nya cerita ini. Utk sementara yg masih ada baru versi Hunzy, yg lain soon akan segera menyusul ya!

Yg ingin baca bisa langsung buka reading listku di 94line utk memudahkan mencari ceritanya.

Dah ya bubayy!

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang