61. Kating ABC

498 96 7
                                    


"Jiaaaahh.. ganteng banget sih gue! Dulu emak gue ngidam apaan yak sampe bisa punya anak seganteng ini?"

Jinyoung rasanya ingin segera memuntahkan isi perutnya ketika mendengar Jaebum yang tak malu memuji diri sendiri. Namun sebisa mungkin ia menahan diri agar tidak mengumpat pada teman lekatnya itu.

"Mau kemana lo?"

"Biasalah, jalan daripada gabut." Jaebum membenarkan kerah kemeja yang ia kenakan dan bercermin sekali lagi, memastikan penampilannya sudah oke.

"Dapet degem baru?" tanya Jinyoung sedikit mencibir.

"Yoi!" seru Jaebum dengan semangat. "Ikut kagak? Tar gue kenalin cewek deh, cantik-cantik nih kenalan gue."

Jinyoung menggeleng malas. "Ogah amat," ucapnya cuek.

"Yaelah, daripada lo galau belom bisa dapetin hati pujaan lo mending kita cari selingan dulu," bujuk Jaebum lagi.

"Ck, males ah!"

"Yee.. gak asik lo ah!" Jaebum mencibir.  "Dah ye gue pergi dulu, kalo lo mau balik ke kamar tar jangan lupa kunciin kamar gue."

Jinyoung hanya menjawabnya dengan gumaman. Kembali fokus pada buku yang dibacanya sembari mencari posisi rebahan yang enak di atas kasur Jaebum.

"Saatnya menjemput mangsa!" seru Jaebum semangat.





***



"Ck! Napa sih Wendy pake kencan segala! Krystal, Jisoo sama Naeun kerja terus, Suzy pulang ke rumah, Hyeri ngedrakor terus. Lah gue gabut terus," oceh Seulgi ketika menyusuri lantai dua mall itu yang dipenuhi muda-mudi, rata-rata bersama teman atau pasangannya.

Seulgi membuang napasnya kesal. Tadinya weekend ini berniat rebahan seharian, namun apa daya, di kos ia kesepian dan akhirnya melenggang pergi sendiri.

Awalnya ia pikir bisa jadi me time sekaligus pelepas penatnya, namun ternyata seorang Seulgiana memang tak biasa sendiri. Buktinya ia tetap saja mengoceh sepanjang jalan, tak peduli beberapa orang menatapnya aneh.

"Nonton aja kali ya," gumamnya ketika menginjakkan kaki di lantai empat dan melewati bioskop.

Pada akhirnya ia melangkahkan kaki menuju loket dan membeli tiket sebuah film horror. Tak lupa cola dan popcorn untuk pengganjal perutnya.

"Ya Allah.. ngenes banget sih nasib gue. Udah jomblo, gak punya temen lagi," racaunya kembali.

"Hehe iya mbak saya sendirian, maklum jones," ujarnya lagi pada karyawan bioskop yang bertugas memeriksa tiket di depan pintu masuk teater. Padahal karyawan itu tidak komentar apa-apa, alhasil ia hanya tertawa mendengar ucapan Seulgi.

"Mbak, nanti kalo saya takut, saya panggil mbak aja ya," cengir Seulgi lagi. Random sekali memang kelakuannya.

"Yeuuu film horror ini emang laris buat bahan modus, ckck!" oceh Seulgi lagi begitu masuk ke dalam ruang teater dan mencari nomor kursinya.

Seulgi menonton dalam diam, tak lupa mulutnya yang setia mengunyah popcorn dan meneguk cola dengan lahap. Untung saja ia bukan cewek penakut, bahkan ketika adegan horror muncul, ia sama sekali tak bergeming.

"Eh?"

Ia mengernyit ketika pupilnya menangkap sosok seseorag yang familiar duduk tepat di depannya. Mengabaikan film yang ada di layar, ia justru memperhatikan sosok itu dengan jeli.

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang