45. Reuni Masa Lalu

961 155 18
                                    


"Loh mau kemana, Wen?"

Seulgi yang baru saja melongok kamar Wendy jadi heran karena mendapati gadis itu yang tengah mematut dirinya di depan cermin. Dengan setelan blouse cantik berwarna pastel dipadukan jeans hitam yang membalut kaki mungilnya.

"Mau ketemu seseorang," kata Wendy singkat, sibuk mengacak acak tasnya mencari parfum.

Seulgi memicingkan matanya, menatap Wendy curiga. "Jangan bilang ketemu sama cowok yang lo kenal di stasiun?"

"Kalo iya emang kenapa?" Wendy terkekeh kecil.

"YA AMPUN WEN! KOK MAU MAUNYA SIH DIAJAK KETEMU? KALO TAR DIA MACEM MACEM SAMA LO GIMANA COBA? TAR KALO LO DIAPA APAIN GIMANA?" Seulgi histeris membayangkan berbagai kejadian buruk yang bisa saja menimpa Wendy.

Wendy geleng geleng kepala heran. Selain hobi ngegas dan teriak, Seulgi kini juga hobi berprasangka buruk.

"Gak bakal, Gi! Lagian gue perginya dikawal sama Ilhoon kok, lo gak usah khawatir gitu lah," kata Wendy kalem.

"Hah? Kok sama Ilhoon? Bukannya lo mau ketemuan sama akang bule stasiun? Kok jadi Ilhoon?" Seulgi lemot mendadak.

"Ih maksudnya gue mau ketemuan tapi dianter Ilhoon gituloh!" Wendy jadi gemas sendiri, apalagi mendapati ekspresi Seulgi yang tampak bodoh.

"Oohh begitu.."

"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya Gi," pamit Wendy sembari mengunci pintu kamarnya.

"Hati hati loh! Kalo dia macem macem calling gue dan gue bakal dateng dengan kecepatan super!" kata Seulgi lebay membuat Wendy terkekeh.

Kedua gadis itu turun dan begitu sampai di ruang tengah, sudah ada Jaebum dan seorang lelaki asing. Wendy hanya menyapa Jaebum sebentat kemudian bergegas pergi karena Ilhoon sudah menunggunya.

Tinggallah Seulgi yang menatap Jaebum juga temannya itu agak menelisik. Gadis bermata tajam itu berhenti sejenak memperhatikan kedua lelaki itu.

"Kok gue kayak kenal sih," ucap Seulgi lirih. Sekali lagi melirik teman Jaebum.

Sialnya, yang dilirik ternyata menyadari keberadaan Seulgi. Lelaki dengan hidung tinggi dan bibir plumnya itu balik menatap Seulgi. Mereka jadi saling tatap selama beberapa detik sebelum lelaki itu justru menyunggingkan senyum lebarnya yang begitu manis.

Melihat senyum itu, Seulgi tercengang sejenak. Mengerjap beberapa kali sebelum lelaki itu pada akhirnya berdiri dan menghampiri Seulgi.

"Ugi bukan sih? Lo inget gue gak?"

Lelaki itu tersenyum lebar, menatap harap pada Seulgi yang juga sedang menatapnya bingung. Memang Seulgi merasa tak asing dengan senyum itu, namun ketika harus mengingat ingat, otaknya buntu mendadak.

"Lo kenal dia Jae?" tanya Jaebum yang ikut bingung melihat kedua orang dihadapannya saling menatap seperti orang bodoh.

"Jae? Jae, jahe, jae, eumm.." Seulgi mencoba mengingat ingat. Bahkan nama itupun seperti tak asing baginya.

Kembali kedua maniknya mengerjap. Otaknya yang pas pasan seperti dipaksa mengingat ingat. Namun, di akhir lamunannya, Seulgi tercenung.

Ia mengingatnya sekarang.

"OJAE?? OJAE KAN??" pekiknya riang mendadak.

Lelaki yang diserukan namanya itu ikut memekik senang. Ber-tos ria dengan Seulgi yang dibarengi lompatan kecil layaknya anak tk.

"ASTAGA UGI GUE KANGEN BANGET!!"

"GUE JUGA IH!! KOK LO JADI TINGGI BANGET SIH SEKARANG??"

"AH BIASA AJA KOK, LO AJA KALI YANG CEBOL!"

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang