37. Jogja Punya Cerita (III)

1K 165 41
                                    

( Embung Nglanggeran - pict by pinterest )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Embung Nglanggeran - pict by pinterest )


"Wahh, gue gak percaya bisa sampe Jogja juga,"

Wendy tersenyum, kedua maniknya berbinar menatap langit senja yang berwarna jingga. Juga matahari yang dengan anggunnya kembali ke peraduan, bersiap bergantian dengan sang bulan yang mungkin sedang malu malu untuk muncul.

Jisoo yang duduk di sampingnya pun ikut tersenyum. Menyeruput kopi hangatnya dan memperhatikan pantulan sunset di embung yang ada di hadapannya.

"Yang lain pada kemana sih?"

"Gak tau. Pada mencar sendiri sendiri, sibuk nyari spot foto yang bagus kali," kata Jisoo.

"Kok lo gak ikutan sih, Jis?"

"Gue lebih suka nikmatin sih, ambil foto seperlunya cuma buat kenang kenangan aja. Selebihnya udah gue rekam di otak sih,"

"Eh kok samaan?"

Keduanya tertawa kecil. Kembali menikmati fenomena matahari tenggelam di depannya dengan segelas kopi hangat dan semilir angin senja yang menggelitik.

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mampir ke Embung Nglanggeran, sembari rehat sejenak setelah seharian bersenang senang. Menikmati sunset di pinggir danau buatan tersebut, yang juga memanjakan mata dengan pemandangan Gunung Api Purba yang berdiri gagah. Pun dengan gunung lain di sekitarnya seperti Gunung Kelir dan Gunung Bongos.

"Btw, lo gimana sama Namjoon? Udah jadi ngomong?"

Jisoo menggeleng, tersenyum kecut. Ia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya berat.

"Gue belum punya keberanian yang cukup buat ngomong, Wen. Gue belum siap sakit hati kalo misalnya ditolak. Gue bahkan gak bisa bayangin apa gue sanggup ketemu dia seandainya gue ditolak."

Wendy jadi ikut sendu, mendengar nada suara Jisoo yang putus asa.

"Ya gak papa sih, itu keputusan lo. Gue yakin lo udah mikir matang matang selama ini, Jis. Gue cuma bisa support dari belakang."

"It's okay, Wen." Jisoo tersenyum simpul. "Tapi lo sendiri gimana? Belum ada niatan cari pacar lagi gitu?"

Wendy tertawa renyah. "Apasih. Gue sekarang lagi gak mau mikir gituan sih. Gue percaya, semua bakal ada waktunya sendiri."

Kedua gadis itu melempar pandangan pada teman temannya yang super duper hiperaktif hari ini. Seulgi dan Hyeri bahkan selalu saja loncat sana loncat sini tanpa kenal lelah. Benar benar versi ceweknya Jackson dan Ilhoon.

Juga Kai yang tak pernah kenal lelah ngikutin kemana pun Krystal pergi. Ada juga Ilhoon yang selalu saja iseng dan membuat Naeun jengkel. Namjoon dan Jinyoung sibuk memotret pemandangan yang tersaji.

Hingga jarum jam menunjukkan angka tujuh, langit pun mulai gelap. Matahari yang gagah perkasa tergantikan bulan yang muncul dengan anggun.

Waktunya mereka berpisah dengan Gunung Kidul, yang suatu saat akan sangat dirindukan.

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang