13. Alasan

1.2K 187 26
                                    


"Kemaren ada pelanggan di toko gue nanyain lo lagi, Yer."

Hyeri cuma manggut manggut menanggapi perkataan Jisoo. Dia gak minat, Jisoo tau itu tapi tetep aja dia gak nyerah buat usaha ngeyakinin Hyeri.

"Seganteng Seo Kang Joon gak tuh?"

Jisoo tertawa.

"Masih aja halu lo. Hey, wake up! Ini bukan drama korea! This is reality, Hyerina!"

Hyeri tertawa dan melempar boneka BT21-nya pada Jisoo. "Gue tau kok makanya gue males."

"Yeu makanya jangan keseringan nonton drama. Jadi ketinggian kan selera lo!"

"Gue gak minat, Jis. Lagian gue gak mau buka hati gue buat cowok manapun." kata Hyeri enteng. "Kecuali kalo cowoknya seganteng dan setajir Lee Minho hahaha."

Jisoo dengan entengnya nabok Hyeri sambil ketawa.

"Tadi katanya Seo Kang Joon sekarang Lee Minho besok pasti udah berubah jadi Lee Jongsuk. Gak konsisten lo!"

Hyeri emang paling deket sama Jisoo dibanding yang lain. Mungkin karena sifat tenang dan kalem Jisoo, berbeda dengannya yang cenderung aktif. Jisoo juga paling enak diajak bicara dari hati ke hati.

Ketika diharuskan meminta saran tentang kehidupan, Hyeri baru akan datang pada Wendy. Ketika butuh teman hang out dan gila gilaan dia datang pada Seulgi. Ketika dia ingin bergosip dan bercanda riang dia akan datang pada Suzy. Ketika dia ingin baku hantam, barulah dia akan mengajak Krystal dan Naeun.

Hahaha..

Teman temannya ini unik. Saling melengkapi dengan keragaman sifat mereka masing masing.

"Lo masih trauma ya?"

Hyeri diam. Memandang langit langit kamarnya. Dia hanya menghela nafas dan tersenyum.

"Trauma sih enggak cuma masih belum siap aja buat percaya sama lelaki."

Jisoo menggeliat. Merangsek memeluk Hyeri dan menepuk tepuk lengannya.

"Yer, gak semua lelaki brengsek kayak bokap lo. Gue yakin lo bakal ketemu sama lelaki yang baik kok. Gue percaya itu."

"Ih apasih gak usah peluk peluk deh. Gue takut lama lama malah lo yang naksir gue, hahaha.."

"Edan lo! Gue masih normal kali!"

"Iya deh tau kan lo sukanya sama Namjoon, hahaha.."

Hyeri ketawa ngakak bikin Jisoo langsung nyubit pipinya.

"Diem lo ah!!"








Beeb beeb.

Getar hp Hyeri langsung menghentikan aktivitas mereka. Begitu membuka pesan di hpnya, Hyeri mendengus jengkel.

"Kenapa?"

"Biasa lelaki tua itu minta duit lagi. Males banget gue. Udah dari kecil gue gak pernah dinafkahi begitu gue udah bisa cari uang sendiri dia malah meras gue. Dia pikir gue sapi perah apa!?"

Hyeri dongkol. Dan Jisoo hanya bisa memeluknya. Dia gak bisa ngasih saran karena biar gimana pun Jisoo gak tau perasaan Hyeri yang sebenernya karena dia gak pernah ada di posisi Hyeri.

Jisoo berasal dari keluarga yang utuh juga harmonis. Mereka memang sama sama anak tunggal tapi keadaan orang tua mereka yang sangat jauh bertolak belakang.

"Gak usah diurusin aja. Lagian dia gak bakal berani juga dateng kesini. Kalo nekat bisa diserang anak kosan, Yer."

"Tapi tetep aja gue kasihan sama nyokap. Bisa bisa dia yang kena getahnya, Jis. Gue gak mau nyokap disusahin lelaki itu lagi."

"Iya gue tau. Makanya mending sekarang kita mikir solusinya bareng bareng biar dia gak ganggu lo sama nyokap lagi."

Hyeri hanya mengangguk. Hatinya masih gelisah memikirkan nasib mamanya yang sendirian di kampung halamannya.







Tok tok.


"Hyeri ada yang nyari lo nih."

Itu suara Kai.

Terpaksa Hyeri bangun, padahal lagi mager banget pengen rebahan seharian.

"Siapa sih?" tanyanya begitu dia membuka pintu kamar.

"Gak tau tuh. Cowok. Pacar lo ya?"

Kening Hyeri berkerut. Siapa emang cowok yang berani nyamperin sampai ke kosannya?

"Parah dah. Mau maunya banget dia sama lo padahal dia ganteng gitu. Mau ya ama lo yang pecicilan." celetuk Kai asal bikin Hyeri reflek jambak rambut tuh cowok.

"Anjir sakit woy!"

Emang kadang kadang Hyeri suka anarkis kalau moodnya lagi jelek. Mampus aja si malika malah mancing emosinya.

Jisoo yang ada di kamar Hyeri ketawa aja liat penderitaan Kai. Sebelum pergi nemuin tamunya, sempet sempetnya si Hyeri nginjek kaki Kai  bikin cowok itu mengumpat buat kesekian kalinya.

"Bar bar banget lo anjir!"









***








"Hyungwon?"

Cowok bertubuh tinggi dan kurus itu tersenyum begitu Hyeri keluar. Walaupun Hyeri menatapnya jutek, senyum manisnya tak luntur.

"Ngapain lo kesini?"

"Gue cuma mau nganterin ini." Hyungwon memberi sebuah bungkusan yang ketika Hyeri buka isinya adalah buku diarinya.

"Kok bisa sama lo?"

Wajah Hyeri memerah. Takut. Dia takut Hyungwon sudah membaca isinya apalagi bukunya bukan lah buku yang bisa dikunci apalagi memiliki password. Sekilas bahkan mirip buku jurnal biasa.

"Jatuh di lift waktu lo buru buru pulang kemaren. Gue kira penting soalnya gue liat lo bawa buku itu kemana mana jadi langsung gue anterin ke sini selagi sempet." kata Hyungwon kalem.

"Lo gak baca isinya kan?" tanya Hyeri penuh selidik bikin Hyungwon ketawa.

"Gaklah. Gue gak se-kepo itu sama urusan orang. Lagian gue gak punya hak, itu kan privasi lo."

Hyeri akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. "Makasih banyak, Won."

Hyungwon hanya mengangguk kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Oh iya kemaren gue liat lo kayaknya lagi pengen macaron. Kebetulan temen nyokap gue punya toko bakery dan buat macaron. Ini enak deh bisa buat cemilan lo nonton drama." kata Hyungwon lagi sembari mengeluarkan dua kotak macaron berwarna warni.

Hyeri melirik macaron dan cowok itu bergantian. Dia menghembuskan nafas panjang.

"Gue harap ini terakhir kali lo ngasih apa aja yang gue pengen. Tolong stop lakuin ini, Won. Lo tau kalo gue gak bisa anggep lo lebih dari sekedar teman kerja kan?"

























tbc


Ya Allah mimpi apa saya bisa bisanya double update wkwk

Semoga kalian gak bosen ya

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang