27. Mantan dan Mobil Avanza

1K 159 10
                                    


Kedua kaki cewek bertubuh mungil itu tergantung dan bergoyang goyang. Bibirnya mengerucut, sesekali kepalanya tertengok ke kanan dan kiri.

Wendy menghembuskan nafas panjang. Terik matahari membuatnya agak tak sabar menanti busnya yang tak kunjung datang. Ya walaupun memang sudah setengah jam lebih dia menunggu.

Kedua maniknya mengedar, hingga pandangannya tanpa sengaja terjatuh pada suatu objek yang membuatnya setengah terkejut. Buru buru Wendy memalingkan wajahnya, berharap seseorang di seberang jalan sana tidak melihat dirinya.

"Duh kok bisa ketemu sih?" keluh Wendy masam.

Cewek berambut hitam sepunggung itu berusaha menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, sesekali mengintip di balik rongga jari jarinya. Sialnya, seseorang yang ia harapkan cepat pergi justru masih di tempatnya dengan santai.

Akhirnya Wendy mengalah. Dengan gerak cepat, bangkit dari duduknya dan meringsak pergi dari halte tersebut dan memilih kembali ke TK tempatnya mengajar.

Gak apa lah pulang telat daripada ketemu mantan. Pikir Wendy.

"Loh Wendy kok balik lagi?" tanya Tiffany temannya yang baru saja akan mengunci kantor guru.

"Eh iya nih kak Fany, ada yang ketinggalan." jawab Wendy setengah gugup.

"Ya ampun untung aku belum pulang. Perlu ditungguin gak nih?"

"Gak usah, kak Fany pulang dulu aja. Nanti kantor biar aku yang ngunci."

"Yaudah deh. Kamu tiati ya.." Tiffany tersenyum setelahnya menyerahkan kunci kantor pada Wendy.

Wendy mengangguk. Begitu Tiffany pergi, dia langsung masuk ke kantor dan duduk di mejanya sendiri.

"Dipikir pikir kenapa gue menghindar ya? Gue kan gak ada salah apapun." Wendy berdecak kecil, merutuki sikap bodohnya yang datang tiba tiba.

Cewek mungil itu kembali berdiri. Mengunci kantornya dan kembali berjalan ke halte. Yaudah ketemu mantan juga yang penting dihadapi dulu.

Tapi memang pada dasarnya mungkin lagi sialnya Wendy.

Begitu kembali ke halte, seonggok manusia yang disebut mantan itu justru melihatnya lebih dulu. Membuat mereka mau tak mau bersitatap muka.

Tanpa rasa bersalah, lelaku berperawakan jangkung itu justru tersenyum lebar. Melupakan fakta bahwa dulu dia pernah menyakiti Wendy begitu dalam.

"Oy, Wendy!"

Sedangkan Wendy, mencoba memaksakan seulas senyum.

"Oh, hai kak Chanyeol!"







***




"Terus masih kerja di TK?"

Wendy hanya mengangguk dan menyesap jus mangganya tanpa minat. Sang mantan, justru memaksanya mengobrol sebentar dengan dalih sudah lama tak bertemu.

Hih bisa aja modusnya. Pikir Wendy kesal.

"Kamu belum buka blokiran wa-ku ya, Wen? Dibuka dong blokirannya kan biar aku bisa chat kamu."

Wendy mengerutkan bibir. Seingatnya dia tak pernah memblokir nomor siapapun sekalipun itu mantan yang paling dibencinya. Paling cuma hapus kontak doang.

"Aku gak pernah blokir nomor kakak kok."

Mendengarnya, membuat Chanyeol sendikit ternganga. "Eh masa sih?"

"Emangnya kakak pernah coba chat aku? Bukannya dulu langsung ninggalin tanpa alasan gitu aja ya? Kakak bahkan belom minta maaf loh sama aku." kata Wendy kalem.

Dalam hati, cewek itu bersorak senang karena bisa mengungkapkan unek uneknya secara lancar. Padahal biasanya Wendy paling hati hati kalo ngomong. Takut nyakitin.

Sedangkan Chanyeol tercenung. Menegak es kopinya yang terasa menyangkut di tenggorokan. Lelaki itu bahkan tak bisa berkata kata.

Wendy kembali tersenyum. "Yaudah kak, aku pulang dulu ya. Gak perlu minta maaf kok, lagian aku juga gak punya niatan buat maafin kak Chanyeol."

Setelahnya, Wendy bangkit dan melenggang pergi dengan sedikit mengibaskan rambutnya. Sedikit bangga pada dirinya sendiri yang belajar tegas pada mereka yang sudah pernah menyakiti hatinya. Tak peduli pada Chanyeol yang mendengus kesal dan memakinya lirih.






***





"Terus gimana lagi?"

Sepulang ketemuan dengan mantan, Wendy langsung menuju ke tempat kerjaan Ilhoon yang kebetulan pas banget jam makan siang. Jadilah mereka berdua akhirnya makan siang bareng.

"Ya gue bilang aja kalo gue juga gak bakal maafin dia." kata Wendy mencibir kemudian melahap lalapannya.

Ilhoon tertawa. Dengan tangan belepotan sambal ijo, dia mengacungkan jempolnya.

"Bagoooos! Nah harusnya gitu kek dari dulu. Kalo perlu tampol sekalian kalo ada yang nyakitin lo lagi." kata Ilhoon penuh semangat.

Wendy tertawa kecil. "Emangnya gue genk anarkis main tampol aja."

"Lo mesti banyak bergaul sama Krystal dan Naeun. Belajar anarkis dari mereka, jadi kalo ada yang macem macem langsung gampar aja."

Wendy cuma geleng geleng kecil. Cepat cepat selesaiin makannya karena sebentar lagi jam makan siang Ilhoon hampir selesai.

"Gue bayar dulu, lo tunggu di luar aja."

Wendy mengangguk. Keluar dari rumah makan ayam geprek itu dan menunggu di pinggir jalan.

Kedua manik cewek itu menatapi sebuah mobil avanza yang terparkir di depan rumah makan tersebut. Cewek itu celingukan, kemudian bergerak maju menuju kaca spion mobil tersebut, ngaca dong pastinya.

Kurang puas karena kaca spion kecil, Wendy beralih pada kaca pintu mobil yang lebih besar. Mobil tersebut memang punya kaca yang gelap, jadi Wendy tak bisa melihat isi di dalam mobil tersebut. Dia pikir pemiliknya masih makan di dalam rumah makan geprek tersebut.

Cewek itu asyik memutar mutar tubuhnya dan merapikan pakaiannya. Tak lupa mencondongkan wajahnya untuk membenarkan lipstik di bibirnya, sebelum maniknya mengerjap beberapa kali menyadari sesuatu.

"Eh?"

Belum sempat Wendy memundurkan wajahnya, kaca mobil tersebut justru turun secara tiba tiba. Menampilkan sesosok lelaki berkulit putih dengan senyum tertahan. Menatap wajah shock Wendy dengan gemas.

Kedua pipi Wendy sontak memerah. Ia kira di dalam mobil tersebut tak ada orang, ternyata yang punya justru masih di dalam.

"Wen, ngapain sih?"

Suara Ilhoon kembali menyadarkannya. Wendy berbalik menatap Ilhoon dengan ekspresi horror dan seperti ingin menangis saking malunya.

Bisa bisanya tertangkap basah ngaca di mobil orang pas lagi monyong monyongin bibir! Mau taruh dimana muka Wendy!!

Cewek itu menangkupkan wajah dengan telapak tangan dan langsung berlari kencang. Meninggalkan Ilhoon yang menganga karena tingkahnya.

Sedangkan lelaki muda sang pemilik mobil avanza tersebut justru tertawa kecil melihat kelakuan Wendy. Diam diam merekam setiap ekspresi cewek cantik itu dalam otaknya.

"Manis banget sih."
























tbc






Gais aku balik lagiii!
Nanti malem update lagi jd stay tune yak!

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang