39. Jogja Punya Cerita (V)

980 177 60
                                    



Entah sudah berapa kali Jisoo gegulingan di kasurnya dengan gelisah. Padahal matanya ngantuk tapi dia gak bisa tidur.

Ia melirik ranjang sebelah, ada Krystal yang sudah terlelap. Sedangkan Hyeri dan Wendy belum kembali ke kamar, sepertinya masih nongkrong bareng yang lain.

Suntuk, Jisoo akhirnya keluar juga. Niatnya mau gabung bareng Wendy dan Hyeri, tapi langkahnya terhenti pas ngeliat Namjoon di gazebo dengan Seulgi disana. Tapi tak lama kemudian, ia melihat Seulgi pergi.

Jisoo menghela nafas panjang.

Hanya bisa menatap lelaki itu dari kejauhan, membuatnya merasa menyedihkan. Ia menyesali, mengapa tak bisa seperti teman temannya yang lain, yang bisa dengan luwes bergaul dengan lawan jenis tanpa canggung.

Lamat, ia menatap Namjoon. Melihat lelaki itu yang tak bisa melepas pandangan dari Seulgi.

Setelahnya, ia tersenyum samar.

Ada untungnya juga gue belum ngomong ya, gue jadi bisa mikir dua kali.

"Hoi, ngelamun bae!"

Begitu menoleh, ia mendapati Jaebum yang kebetulan lewat sambil bawa satu kantong plastik penuh minuman soda dan banyak snack.

Jaebum tersenyum jahil begitu tahu apa yang ditatap oleh Jisoo. "Yaelah Jis, daripada cuma liat dari jauh mending samperin."

Jisoo hanya tersenyum canggung, menggeleng setelahnya. Membuat Jaebum jadi heran melihatnya.

"Lo mau kemana?"

"Ke gazebo belakang. Ada Kai sama Jinyoung juga sih, lo mau ikut?"

Jisoo mengangguk tanpa banyak pikir. Akhirnya lebih memilih mengikuti Jaebum.

Sedangkan Jaebum, lelaki itu memperhatikan raut wajah gadis berambut panjang itu dalam diam. Baginya, Jisoo tampak aneh, seperti bukan Jisoo yang biasanya.

"Lo ada masalah apa sama Namjoon? Kok kayaknya lesu banget deh padahal ini lagi liburan loh, Jis. Yang semangat dong!"

Kepala Jisoo terdongak, menatap Jaebum dengan kedua mata bulatnya yang tampak berkaca kaca. Membuat Jaebum mengerjap bingung.

"Gue capek, Bum," ringis Jisoo perih. "Gue bahkan udah ngerasa kalah sebelum berjuang."

Jaebum menatap gadis itu sendu, ikut merasa perih tanpa tahu sebabnya. Ia menepuk tepuk punggung Jisoo pelan.

"Apa emang ini artinya gue mesti nyerah? Apa gue harus rela lepasin perasaan gue?"

Jaebum beralih menepuk pelan puncak kepala Jisoo. Tersenyum menenangkan.

"Iya, kalo lo ngerasa gak kuat lebih baik lepasin aja. Gue bakal bantuin lo, Jis."







***




"SEULGI, OTAK LO JATUH HAH??"

Teriakan keras Jackson sontak saja dibungkam oleh Ilhoon, menjejalkan mulutnya dengan bolu kukus yang jadi teman mereka begadang malam itu.

"Jangan teriak napa! Lo pikir ini hutan nenek moyang lo?!" kata Ilhoon kesel.

Sedangkan Wendy dan Hyeri hanya saling menatap heran satu sama lain. Hyeri yang berusaha mati matian menahan ledakan emosinya, sedangkan Wendy udah istighfar berkali kali biar gak emosi.

"Bisa bisanya lo, Gi," Ilhoon geleng geleng kepala. "Gue pikir gue ini manusia paling bodoh di muka bumi, tapi ternyata masih ada yang lebih blangsak daripada gue."

The Absurd Genks ; 94lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang