Kini Zeta sudah sampai didepan apartmentnya, ia turun dari mobil dengan menggandeng tangan Nathan sedangkan Syika berada digendongannya. Zeta berterima kasih kepada orang yang sudah membukakan pintu mobil.
"Jika nona butuh sesuatu hubungi saya." Ucap orang yang menyupir mobil tadi.
Zeta mengangguk dan menerima kartu nama itu. Ia masuk ke dalam, hari ini cukup melelahkan baginya. Nathan sendiri membawa iPad yang ia bawa dari mobil tadi. Kini Zeta sudah berada didalam apartmentnya, Syika sudah ia tidurkan dikamar. Perempuan itu menghampiri Nathan yang tengah menonton tv.
"Laper?" Tanyanya.
"Heum." Nathan mengangguk, matanya tak lepas dari tv yang menampilkan kartun Spongebob. Zeta beranjak dari duduknya menuju dapur.
10 menit kemudian
Zeta datang dengan membawa nampan berisi 2 mangkuk makanan dan air putih yang berada didalam gelas. Perempuan itu tak memasak, ia hanya menghangatkan makanan yang tadi ia beli. Zeta menyuapi Nathan, menu makan kali ini rendang. Nathan tampak lahap makan, sesekali Zeta mengelap noda yang ada dibibir anak kecil itu.
"Kenyang." Tanya Zeta.
"Yaa.. Ini sangat enak." Balas Nathan, Zeta mengacak rambutnya gemas.
Perempuan itu memakan nasinya yang sama sekali belum ia sentuh. Zeta juga menyuruh Nathan untuk segera mandi. Zeta menikmati makanan sembari melihat kearah tv yang menampilkan berita yang lagi hits. Perempuan itu mengambil iPad Nathan yang berada diatas meja dan menyalakannya.
"Bagus sekali." Pujinya, iPad ini sangat cangih. Zeta iseng membuka gallery, disana cuma ada satu foto. Bukan foto twins atau pun foto keluarga, melanikan itu foto sebuah tulisan.
"We want to play with papa, not expensive toys from papa"
Begitulah tulisan yang ada difoto itu, Zeta tentu tau apa arti dari kalimat itu. Zeta menggeleng pelan, ternyata twins kesepain selama ini. Jika bertemu dengan papa mereka, Zeta pasti akan memarahinya. Eh, sampai sekarang Zeta masih belum tau siapa papa mereka. Ia hanya tau jika namanya Albi, yang jelas dia orang kaya.
****
Sementara ditempat lain, tepatnya dikediaman Evander. Kini Albi tengah dimarahi habis-habisan oleh orang tuanya. Albi hanya diam, mendengarkan ocehan mamanya. Sesekali lelaki itu menyeruput kopi yang telah dibuat oleh sang mama.
"Kamu gimana sih? Anak udah ketemu bukannya dijemput malah kerja aja." Omel Sarah, mama Albi.
"Mereka ngak mau." Balas Albi kelewat santai.
Sarah berdecak, "Ya dipaksa dong." Sarkasnya.
Albi menghela nafas sabar, ia menuntun Sarah supaya duduk disebelahnya. Sedari tadi, Sarah hanya berdiri dan berdecak pinggang didepannya.
"Besok akan, Albi jemput. Mungkin." Ucap Albi, diakhir kalimat ia mengucapkannya dalam hati.
"Bener?" Tanya Sarah. Albi mengangguk malas, mau bagaimanapun dihadapannya ini wanita yang telah melahirkan dirinya. Jadi sebisa mungkin Albi harus menghormati beliau.
"Perempuan itu kayaknya sendirian." Ucap Ardi, papa Albi yang sedari tadi diam menyaksikan istri dan anaknya yang tengah berdebat.
"Orang tuanya meninggal." Balas Albi, ia memang tau tentang seluk beluk kehidupan Zeta. Tentu saja Cakra lah yang mencari data-data tentang perempuan itu.
"Tak ada niatan buat jadiin dia ibu dari twins?" Tanya Sarah tiba-tiba.
"Ngak. Perempuan sama saja, ujung-ujungnya hanya menghabiskan uangku saja." Balasnya.
Sarah mencubit pinggang, Albi. Kapan anaknya ini akan berubah? Ia kasihan dengan twins yang sangat kekurangan kasih sayang seorang ibu. Nathan, ia tumbuh menjadi anak yang dingin demi mendapatkan perhatian dari Albi. Namun Albi malah bersikap biasa saja, seolah sikap Nathan adalah hal yang wajar.
"Mama udah tua. Mama ngak mau kalau twins ngak ada yang urus." Ucap, Sarah sedih. Jujur saja, ia sangat menyayangi kedua cucunya, perbedaan tempat tinggal membuat dirinya jarang bertemu dengan mereka.
"Ngak sekarang mah. Aku pasti bawa ibu baru buat mereka." Ucap Albi, ia hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.
"Dari dulu kamu ngomong nanti-nanti. Sampai kapan? Twins SMA? Atau sampai kamu jadi kakek-kakek?" Tanya Sarah beruntun.
"Twins dan kamu sendiri butuh seorang perempuan buat ngurusin kalian. Kamu ngak akan bisa ngurus twins sendiri apalagi menjadi ibu dan ayah mereka sekaligus, itu ngak mudah, Al." Imbuhnya dengan mengelus bahu tegap milik sang anak.
"Pikiran apa yang dikatakan oleh, mamamu." Timpal Ardi.
Albi mengusap kepalanya kasar, mengapa semua orang meminta dirinya untuk segera menikah?. Ketimbang pusing memikirkan ini, Albi pamit untuk kekamar, malam ini ia akan menginap dimansion orang tuanya. Tentu saja ia akan tetap mengawasi keadaan sang anak dari jauh.
***
Btw yang kemarin masih 99 vote, padahal maunya 100 vote. Enggak apa-apa. Kita tetap update saya bestie, untuk 5 bab ke depan masing-masing harus 95 vote! Udah aku kurangin! Setelah sampai target baru lanjut lagi! Enggak akan lanjut kalau target belum terpenuhi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Twins From Billionaire [END]
Любовные романы[SEBELUM MEMBACA WAJIB FOLLOW] Bagaimana jadinya jika kamu menemukan anak kembar lusuh dan kotor di pinggir jalan? mengadopsi? atau menaruhnya ke panti asuhan? Jika Zeta menginginkan merawat anak itu, tapi anak yang ia pikir lontang lantung di jalan...