🥬🥬BAB 31🥬🥬

21.9K 1.2K 15
                                    

Zeta tetap diam ketika dipandangi oleh Leni yang mana dia merupakan ibu dari mendiang mamanya. Zeta menampilkan senyuman mencoba bersikap biasa saja terhadap ini. Ketegangannya bertambah berkali-kali lipat saat seseorang yang menyambut ia dan Albi kembali dengan membawa Feli.

"Bukannya dia jalang itu? Mengapa mama biarkan dia masuk kedalam rumah?" tanya Feli dengan nada sombongnya menunjuk kearah Zeta.

"Albi, mengapa dirimu membawa perempuan ini?" tanya Leni dengan menatap sinis kearah Zeta.

"Saya hanya ingin bertemu dengan Feli, kalian pergi saja dari sini." Albi berdiri dan menatap mereka datar.

"Yaudah, Feli kamu baik-baik sama calon suami kamu yah," ucap Ratna dengan menekankan kata calon suami.

Kini diruang tamu hanya ada Albi, Zeta dan Feli. Satu fakta yang Zeta tau, Feli adalah anak Ratna yang mana dia telah merenggut kebahagiaan mamanya. Perempuan di keluarga Lixston mempunyai sifat yang tak patut untuk ditiru. Untung saja ini bukan kali pertama Zeta dihina jadi dirinya bisa menahan diri untuk tetap diam.

"Ada apa kau kesini Albi atau kau mau mengajakku jalan-jalan?" tanya Feli dengan nada centilnya.

"Dimana keberadaan Bela temanmu itu," ucap Albi to the poin.

"Mengapa kau mencari dia?" tanya Feli bingung.

"Jawab saja," ucap Albi dengan nada penuh penekanan.

"Biasanya Bela berada ditoko bunganya," balas Feli.

Tanpa berlama-lama lagi, Albi menarik tangan Zeta lalu pergi dari sana. Zeta merasa tak enak karena langsung pergi namun rasa itu tak ada lagi ketika Feli menatapnya dengan pandangan sinis nya. Zeta berjalan disebelah Albi, kini mereka berdua keluar dari area rumah.

Zeta masuk kedalam mobil begitu juga dengan Albi. Kali pertama bagi Zeta menginjakkan kakinya disini, tak terlalu buruk dan dirinya hanya belum bertemu dengan suami Leni atau bisa dibilang kakeknya.

"Kau memikirkan apa?" tanya Albi yang melihat Zeta melamun.

Zeta hanya menggeleng sebagai jawaban. 15 menit kemudian mereka berhenti di depan toko bunga yang tak terlalu besar, di depan sana berjajar banyak sekali bunga. Dengan segera mereka keluar dari dalam mobil dan segera masuk.

Sepi, satu kata yang menggambarkan keadaan didalam. Albi dan Sera berjalan kearah meja kasir dimana disana ada seorang karyawan perempuan.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya kasir itu sopan.

"Bisa kita bertemu dengan Bela?" tanya Zeta, ia tak membiarkan Albi berbicara bisa-bisa kasir ini takut melihat wajah datar Albi.

"Mbak Bela nggak berada disini."

"Dimana?" tanya Zeta.

"Beberapa hari terakhir mbak Bela izin nggak datang ke toko, dia bilang kepada saya kalau ada urusan."

"Terimakasih informasinya," ucap Zeta, setelah mendapatkan jawaban ia menarik tangan Albi untuk segera pergi dari sana.

Kini kedua orang itu berada di depan toko bunga, mereka melihat sekeliling. Albi sama sekali tak mendapati keberadaan Bela sama sekali. Zeta pun bingung pasalnya ia tak tau bagaimana wajah Bela itu.

***

Kini Zeta dan Albi berada di depan rumah yang tak terlalu besar. Info yang Zeta dapat di depan mereka ini merupakan rumah Bela. Zeta nampak ragu-ragu ingin masuk kedalam atau tidak, pasalnya rumah ini seperti tak berpenghuni. Tamanan di depan mati tak terurus, dan juga rumah ini jauh dari pemukiman.

Albi berjalan terlebih dahulu lalu mengetuk pintu, beberapa kali mengetuk akhirnya pintu terbuka. Keluarlah perempuan dengan memakai pakaian lusuh, mata sembab kemungkinan besar dia sehabis menangis.

Zeta mendekat, "Bisa kita bicara?" tanyanya, ia tau jika perempuan itu ialah Bela.

Akhirnya mereka masuk dan duduk disofa, Bela pamit untuk membuatkan mereka minum. Zeta melihat sekeliling, mengapa suasana sangat sunyi? Ataukah Bela tinggal sendiri? Lantas dimana keluarganya.

Tak lama Bela datang dengan membawa 2 gelas minuman, dengan segera Zeta menyuruh perempuan itu untuk duduk disebelahnya.

"Ada keperluan apa kalian kesini?" tanya Bela kepada Zeta dan Albi.

"Kita ingin berbicara," ucap Albi. Bela terdiam sesaat, ia tentu kenal dengan Albi. Selain teman semasa SMAnya, Albi merupakan mantan pacar dari Feli sahabat kuliahnya dulu. Dan sekarang dia datang kerumahnya dengan membawa seorang perempuan yang tak dirinya ketahuai siapa namanya.

"Pekenalkan, aku Zeta." Zeta memperkenalkan dirinya supaya suasana ini tak terlalu canggung.

"A-aku Bela," ucap Bela lalu menjabat tangan yang Zeta ulurkan kepadanya.

"Aku sahabat Rey," ucap Zeta membuat Bela langsung menatap kearahnya.

"Jangan menyebut nama lelaki itu," Bela berujar lirih.

"Bisakah kamu jelaskan apa yang telah terjadi?" tanya Zeta dengan nada selembut mungkin supaya Bela tak tersinggung dengan apa yang ia ucapkan.

Bela terdiam membuat Zeta menerka-nerka apa yang telah terjadi terhadap Bela. Ataukah memang benar jika Rey berbuat tak senonoh kepada Bela. Sedangkan Albi juga ikut terdiam, dia mengenal betul siapa Bela. Mana mungkin Bela melakukan hal itu kepada Rey?.

Bela menatap Zeta yang kini meminta penjelasan kepadanya. Namun hatinya tak kuat jika harus bercerita tentang hal itu kepada Zeta. Dirinya ragu, ataukah ia bercerita kepada Zeta yang merupakan orang asing. Pasalnya ia dan Zeta baru kenal beberapa menit yang lalu.

Sampai akhirnya Bela mengambil nafas dalam-dalam. "Sebenarnya"

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang