Pagi tlah datang, Zeta mengerjapkan matanya karena sinar matahari mengenai retina matanya. Perempuan itu mengeliat pelan, ia melihat kesamping dan ternyata Nathan dan Syika masih tertidur. Zeta hampir lupa jika dirinya membawa mereka pulang. Kemarin Zeta sempat membelikan mereka baju.
"Nathan, Syika." Zeta menepuk-nepuk pelan pipi mereka. Tak lama Syika mengeliat karena merasa tidurnya terusik.
"Kakak?" Syika duduk ditepi ranjang sembari mengucek matanya.
"Jangan diucek, Syi." Zeta mencegah tangan Syika yang ingin mengucek matanya lagi.
"Bangunin Natha gih," suruh Zeta dan Syika pun mengangguk. Zeta memanggil mereka dengan sebutan Syi dan Nath supaya manggilnya lebih simpel.
Anak perempuan berusia 4 tahun mulai membangunkan sang kembaran dengan menarik-narik tangannya pelan. Tak ada 5 menit mereka sudah terbangun membuat Zeta tersenyum kecil.
"Gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Zeta, mereka mengangguk semangat.
Zeta mengajak mereka untuk mandi, ia juga sudah membeli sabun mandi khusus untuk anak berusia 4 tahun. 20 menit kemudian mereka sudah selesai mandi, twins sudah memakai baju dengan motif yang sama. Saat ini mereka tengah duduk disofa menunggu Zeta yang sedang memasak makanan.
"Apakah kakak baik mau menelima kita selamanya?" tanya Syika kepada kembarannya.
"Semoga saja begitu, kakak Ze sangat baik dan abang suka sama dia," jawab Nathan, mereka sama-sama sayang kepada Zeta. Entah apa jadinya jika Zeta tak membawa mereka kesini, mungkin mereka akan menjadi gelandangan.
Tak lama Zeta datang dengan membawa 1 mangkuk besar mie. Baunya langsung menyapu indra penciuman mereka. Zeta langsung duduk disamping twins. "Hari ini kita makan mie instant," ucapnya.
"Mie?" beo twins.
Zeta mengangguk. "Apa kalian tak suka?" tanyanya dengan wajah sendu, dengan cepat Nathan dan Syika mengangguk.
Senyum Zeta merekah dan langsung menyuapi mereka menggunakan sumpit, Zeta memasak 2 mie sekaligus ditambah dengan 2 telur. Perempuan itu terlalu malas jika memasak makanan yang berat, sampai akhirnya mie pun jadi solusinya walapun itu tak sehat.
"Enak?" tanya Zeta, perut nya kini sudah kenyang.
"Iya, Syi suka banget," ucap Syika.
"Nath juga suka," ucap Nathan.
"Apa kalian tak pernah makan ini?" tanya Zeta dan mereka mengangguk polos.
Zeta menggaruk kepalanya yang tak gatal, mungkin selama ini ada orang baik yang memberikan mereka makan setiap harinya. Zeta melihat goresan dipipi Syika, syukurlah goresan nya sedikit menghilang. Tadi malam Zeta sempat memberikan salep dibeberapa area tubuh sikembar.
Hari ini Zeta berencana untuk pergi kekediaman Rey, tentunya dengan mengajak twins.
___
Kini Zeta dan twins sudah berada didepan gerbang kediaman tante Manda. Langsung saja mereka masuk dan disambut hangat oleh Rey. Mereka semua duduk disofa, twins hanya memandang polos apa yang mereka lihat.
Sedangkan Rey bingung, siapa 2 anak kecil ini dan mengapa bisa bersama Zeta?. "Mereka siapa?" tanya Rey.
Zeta menceritakan tentang pertemuannya dan twins kepada Rey dan sampai dia memutuskan untuk merawat mereka. Rey sendiri merasa takjub dengan Zeta, padahal perempuan itu tak mengenal siapa mereka.
Rey mendekat kearah twins dan berjongkok. "Kalian namanya siapa?" tanyanya.
Nathan dan Syika sling pandang. "Aku Nathan dan ini adekku namanya Syika," ucap Nathan. Rey menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik milik Syika.
"Panggil om Rey,"ucap Rey, twins pun mengangguk. Setelah dilihat-lihat wajah twins sama sekali tak menujukkan kalau mereka berasal dari jalanan. Kulit mereka putih, dan juga rambut mereka sangat terawat.
"Gimana tante Manda?" tanya Zeta.
"Udah mendingan, katanya mau ketemu sama kamu," ucap Rey.
Zeta dan twins masuk kedalam kamar Manda diikuti oleh Rey dibelakang. Bisa Zeta lihat jika Manda tengah duduk bersender diatas kasur. Langsung saja ia menghampirinya dan ikut duduk.
"Selamat pagi tante," sapanya.
Manda tersenyum. "Pagi Ze," ucapnya. Pandangan Manda beralih kepada twins yang duduk sembari melihat kearahnya. "Mereka siapa?" tanyanya, tangan Manda mengelus pipi berisi milik Syika.
"Mungkin mereka akan menjadi anak angkatku," jawab Zeta setelah bercerita tentang twins.
Manda mengangguk dan tersenyum lalu mengangkat Syika keatas pangkuannya. "Panggil, nenek yah," ucapnya, twins mengangguk kompak. Manda mencium satu persatu pipi mereka, senyum tak pernah luntur dari wajahnya. Rey yang melihatnya turut merasa senang, setidaknya sang mama sudah meluapakan kejadian kemarin.
"Apa tante sudah makan?" tanya Zeta.
Manda menggeleng. "Tante pengen banget dibuatin soto sama kamu." ujarnya penuh harap.
Zeta tertawa pelan. "Akan aku buatkan khusus untuk tante," ucapnya.
"Beneran?" tanya Manda, Zeta mengangguk antusias.
"Tante main aja sama twins. Nathan sama Syika ngak boleh repotin nenek," pesan Zeta.
"Yes, kakak," ucap twins srempak. Mereka berbicara seperti seseorang yang sangat mahir berbahasa inggris. Itu kata umum Zeta, mungkin mereka denger dari jalanan. Zeta mencoba menepis pikiran aneh yang bersarang diotaknya.
"Kamu tenang saja, tante akan menjaga mereka," ucap Manda dengan senyuman.
Zeta mengangguk dan pergi dari sana diikuti oleh Rey. Kini mereka berdua sudah berada didapur, Rey membantu Zeta menyiapkan bahan-bahannya. Zeta sudah tau bumbu apa saja yang dibutuhkan, karena didesanya dulu setiap seminggu sekali ia akan memasak soto untuk diberikan kepanti asuhan.
"Beberapa bahannya ngak ada," ucap Zeta lesu, padahal ia ingin memasak soto untuk Manda.
"Gimana kalau kita cari disupermarket?" usul Rey, karena bahan yang tak ada lumayan banyak.
Zeta mengangguk. "Boleh," balasnya.
Zeta mencatat apa saja bahan-bahannya yang kurang diHpnya. Sementara Rey, lelaki itu menyiapkan mobil dan juga pamit kepada mamanya untuk berbelanja disupermarket bersama dengan Zeta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Twins From Billionaire [END]
Romansa[SEBELUM MEMBACA WAJIB FOLLOW] Bagaimana jadinya jika kamu menemukan anak kembar lusuh dan kotor di pinggir jalan? mengadopsi? atau menaruhnya ke panti asuhan? Jika Zeta menginginkan merawat anak itu, tapi anak yang ia pikir lontang lantung di jalan...