Hari ini Zeta berada di sebuah mall terkenal bersama Albi dan twins tentunya. Saat ini mereka tengah berjalan, di tengah-tengah mereka terdapat twins. Yaps! Sekarang mereka seperti sebuah keluarga, apalagi Albi yang hanya memakai kemeja dengan celana panjang kain. Sedangkan Zeta memakai pakaian rok pendek dengan baju lengan pendek. Bisa dibilang bajunya couple dengan Syika.
"Kita mau kemana?" tanya Zeta di sela-sela jalannya.
"Diam! Saya malu berjalan denganmu, sekarang saya seperti tengah mengajak 3 anak sekaligus," ujar Albi yang merasa risih kala semua orang yang ia lewatai melihat kearahnya.
"Enak saja aku kau samakan dengan anak kecil," gerutu Zeta. Jika diliat-liat memang benar apa kata Albi, tingginya hanya sebatas dada lelaki itu pantas saja orang-orang melihat kearahnya dengan tatapan sini. Bahkan ada yang secara terang-terangan menuju Albi dan lelaki itu tak memperdulikannya sama sekali.
Albi berjalan kearah Zeta dan berdiri tepat di depan perempuan itu. Seketika Zeta memberhentikan langkah kakinya. Tiba-tiba saja Albi berjongkok di depannya dan mengikat tali sepatunya yang selepas. Zeta diam menikmati perlakuan manis Albi, mengapa sekarang cowok ini menjadi manis sekali?.
Tak lama Albi berdiri lelaki itu mendekatkan wajahnya tepat disamping wajah Zeta, "Jangan kepedean, jika kau terjatuh saya juga yang akan malu."
Zeta menelan ludah kasar, hembusan nafas Albi membuat bulu kuduknya merinding. Mengapa Albi seperti ini, menyebalkan sekali. Mereka kembali melanjutkan langkahnya, karena Syika yang mengeluh lelah mereka memutuskan untuk mencari tempat duduk. Dan kini mereka duduk di restaurant yang menyediakan mainan untuk anak kecil.
Nathan dan Syika langsung pergi bermain kedepan, Albi dan Zeta hanya melihat mereka dari tempat duduknya saja. Suasana hening menyelimuti mereka semenjak twins pergi. Zeta juga tak tau harus ngomong seperti apa, mengingat Albi orangnya seperti itu. Perempuan itu memutuskan untuk mengambil HPnya yang berada didalam tas. Ternyata 2 menit yang lalu ada pesan masuk dari Reyasa.
Tanpa berlama-lama lagi Zeta membuka pesan itu. Matanya membulat sempurna saat mendengar bahwa tante Manda jatuh sakit. Perempuan itu menguncangkan tangan Albi, seketika lelaki itu menoleh kearahnya. Albi menaikan aslinya pertanda bertanya ada apa.
"Tante aku sakit, sekarang aku harus segera kesana," ujar Zeta dengan nada panik.
Albi mengangguk, dengan segera lelaki itu memanggil twins dan pergi mengantarkan Zeta. Sedangkan Zeta menghubungi Reyasa menanyakan keberadaan tante Manda. Ternyata beliau dibawa kerumah sakit, dengan segera Zeta memberitahukan letak Manda kepada Albi.
***
Kini Albi dan Zeta berjalan melewati lorong demi lorong rumah sakit. Masing-masing dari mereka menggendong twins, sesampainya didepan pintu ruang rawat Manda Zeta langsung masuk diikuti oleh Albi di belakang. Zeta langsung mendekat kearah Manda yang tiduran, disebelahnya juga ada Rey yang setia menggengam tangan Manda. Lelaki itu masih mengenakan jas dokternya, mungkin lelaki itu bekerja disini pikir Zeta.
"Tante kenapa?" tanya Zeta saat dirinya sudah berdiri disebelah Rey.
Manda yang kebetulan membuka matanya hanya menggeleng sembari tersenyum. Dirinya mengenyritkan alisnya bingung mendapati seorang lelaki yang nampak asing. Zeta yang paham langsung mengenalkan Albi kepada mereka, dan Rey hanya mengangguk sekilas.
Entah mengapa akhir-akhir ini hatinya panas melihat Zeta yang berdekatan dengan pria lain. Memang beberapa hari terakhir ia tak bertemu dengan Zeta, terakhir ia bertemu dengan perempuan itu sewaktu di restaurant dengan laki-laki berbeda dari ini.
Albi hanya tersenyum tipis dan menyalami tangan Manda, gini-gini ia masih mempunyai rasa sopan santun yang dirinya junjung tinggi. Beberapa menit berada di sana Albi pamit dikarenakan lelaki itu ada meeting mendadak. Alhasil twins ikut dengan Zeta berada disini, kini Zeta twins dan Rey duduk disofa.
Manda pun bersender diranjangnya melihat kearah TV. Kebetulan letak sofa tak jauh dari Manda berada, jadi beliau masih bisa mendengar percakapan antara Rey dan Zeta.
"Boleh aku tanya?" tanya Zeta dengan suara agak pelan, perempuan itu tak mau menganggu Manda yang memejamkan matanya.
Rey yang merasa Zeta berbicara dengannya langsung menoleh dan mengangguk sekilas.
"Tante Manda kenapa?" tanya Zeta, ia ingin tau apa penyebab Manda bisa berada disini.
"Wanita ular itu kembali meneror mama," balas Rey. Dirinya ingin sekali membalas ulah wanita itu namun Manda melarangnya, mau tak mau dirinya hanya bisa diam disaat seperti ini. Entah nanti, kesabaran orang ada batasnya kan?.
Zeta tentu tau siapa yang dimaksud oleh Rey, namun dirinya masih belum bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu. Tak bisa dibayangkan betapa liciknya dia, untuk Manda hatinya baik jika tidak sudah dipastikan wanita itu mendekam dipenjara.
"Asal kau tau, wanita ular itu sekarang menjadi pewaris utama Lixston, dan anaknya menjadi cucu Lixston yang sangat dimanjakan. Kedua orang itu sama-sama haus akan harta," ungkap Rey. Tangannya mengepal erat, bayang-bayang masalau dimana wanita itu datang dan merebut apa yang mamanya punya terngiang-ngiang di benaknya.
Zeta yang mendengarnya langsung terbatuk ia menepuk dadanya, dengan sigap Rey memberinya air putih yang berada didalam botol. Zeta meneguk air itu beberapa tegukan, setelahnya menaruh botol itu keatas meja dan mengelus dadanya. Akhirnya ia sudah tak terbatuk lagi, tatapannya beralih ke arah Rey.
"Keluarga Lixston?" tanya Zeta memastikan, takutnya ia salah dengar kan ngak lucu.
Rey mengangguk, "Jangan-jangan-" ujarnya dengan sengaja ia menggantungkan ucapannya.
"Ya kau benar, Lixston keluarga mama dulu," ujar Zeta, perempuan itu mengerti apa yang ada dipikiran oleh Rey.
"Benar-benar, dia bukan hanya menyakiti mama saja. Asal kamu tau, bukan hanya keluarga orang tuamu saja yang direbut namun keluarga mama juga," ungkap Rey lagi.
Zeta membulatkan mulutnya, jadi disini bukan hanya mamanya saja korban wanita itu namun juga Manda?!. Benar-benar, dirinya tak habis pikir dengan ini semua. Sekarang Zeta paham siapa yang membuat orang tua mamanya membenci beliau. Zeta akan menuntaskan masalah ini dan membongkar niat busuk dari wanita ular itu.
"Bagimana kalau kita bongkar kejahatan wanita itu?" tanya Zeta dengan yakin.
Rey tertunduk lesu, "Sangat sulit, wanita itu dilindungi oleh 2 keluarga skaligus," balasnya tersenyum hambar. Memang benar, bukan hanya keluarga Lixston yang melindungi wanita ular itu namun juga keluarga mamanya. Hal itu pula yang menyebabkan Rey amat sangat membenci keluarga dari pihak mamanya hingga saat ini.
"Tak ada yang tak mungkin, jika kita bersama maka kejahatan ini akan segera terungkap." Zeta menepuk pelan pundak Rey. Tekadnya kini sudah bulat, jika semuanya ini terus berlanjut kembarannya yang akan mendapatkan dampaknya. Engak! Zeta tak mau itu terjadi.
"Ya kau memang benar, aku sendiri yang akan melindungi mama. Lihat saja, kebusukan wanita itu akan segera terbongkar," ujar Rey disertai dengan senyuman smirk nya.
Mereka bekerja sama ingin mengembalikan hak-hak yang seharusnya orang tua mereka dapat. Orang tua mereka juga butuh keadilan, bukankan sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga?
***
Enggak pake target Vote, pusing lihat notifikasi ~🥲~
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Twins From Billionaire [END]
Romance[SEBELUM MEMBACA WAJIB FOLLOW] Bagaimana jadinya jika kamu menemukan anak kembar lusuh dan kotor di pinggir jalan? mengadopsi? atau menaruhnya ke panti asuhan? Jika Zeta menginginkan merawat anak itu, tapi anak yang ia pikir lontang lantung di jalan...