🥬🥬BAB 20🥬🥬

31.4K 1.9K 14
                                    

Zeta mengerjapkan matanya perlahan-lahan, mengapa dia bisa tiduran disini? Seingatnya ia tidur dikursi menunggu Zio. Lantas kemana lelaki itu pergi, ia duduk dan keluar dari kamar. Tak ada siapa-siapa, ia beralih pergi kekamar yang twins tidurin. Mereka masih tertidur nyenyak.

Zeta menghela nafas, kembarannya sudah pulang tanpa pamitan dengannya. Perempuan itu melirik kearah jam dinding yang sudah menujukkan pukul 6 pagi. Berarti Zio pulang dini hari tadi, padahal dirinya masih ingin berlama-lama dengan lelaki itu namun apa boleh buat Zio sudah pulang.

Zeta membangunkan twins, tak lama twins terbangun. Dengan segera Zeta menyuruh mereka untuk mandi. Mereka akan mandi sendiri, ia pegi mengambil baju twins yang sudah ia tata didalam almari.

Zeta mengambil 2 baju lengan pendek berwarna hitam putih dan celana kain pendek berwarna hitam putih. Beberapa menit kemudian twins keluar dari dalam toilet dengan handuk membungkus tubuh mungil mereka.

"Harum banget." Ucap Zeta setelah mencium aroma tubuh twins yang wangi.

Kini twins sudah rapi, Syika memakai baju putih dan celana hitam sedangkan Nathan memakai baju hitam dan celana putih. Mereka sangat tampan dan cantik, Zeta menguncir rambut Syika dan merapikan sedikit poninya.

"Cium mama dong." Ujar Zeta menujuk pipi kanan dan kirinya menggunakan jari telunjuk.

Dengan segera, Syika dan Nathan mencium dirinya. Zeta tersenyum senang, dirinya bingung ingin kemana. Sepertinya mencari pekerjaan ide bagus, mengingat dirinya masih pengangguran.

Zeta menggiring mereka menuju ke sofa dan dirinya pamit untuk membuatkan mereka sarapan pagi. Tak lama Zeta datang dengan 2 mangkuk bubur instan yang dirinya buat dengan toping ayam dan sayuran. Dirinya pamit untuk mandi dan membiarkan twins makan sendir.

Nathan dan Syika makan dengan tenang sembari menonton televisi yang menampilkan serial kartun. Buburnya sangat enak, hingga belepotan di pinggir bibir mereka.

"Apa papa tak kangen dengan kita?" Tanya Syika di sela-sela makannya.

"Papa sibuk kerja." Balas Nathan tak acuh.

Mereka melanjutkan acara makannya, setelah habis diletakkan mangkuk itu keatas meja. Tak lama Zeta datang menghampiri mereka, Zeta sudah rapi dengan baju berwarna putih celananya berwarna coklat rambutnya pun dicepol asal membuat kecantikannya bertambah.

"Mama mau kerja, kalian mau ikut?" Tanya Zeta setelah duduk disamping mereka.

Twins mengangguk, "Bagaimana kalau Nath telfon om cakla supaya antelin kita?" Tanya Nathan.

Zeta mengangguk saja, Nathan masih kecil namun pemikirannya sudah dewasa. Beberapa menit kemudian Cakra menelfon dirinya untuk segera pergi kebawah karena lelaki itu sudah sampai.

Zeta turun dengan menggandeng twins. Setelah sampai dibawah Zeta mencari keberadaan Cakra, terdengar bunyi klakson mobil ia langsung menghampirinya. Kini Zeta dan twins sudah berada didalam mobil Cakra. Mereka duduk dibelakang membuat Cakra berdecak sebal, kalau seperti ini dirinya berasa menjadi seorang supir.

"Maaf aku merepotkanmu." Ujar Zeta setelah mobilnya melaju membelah jalanan kota yang nampak padat akan kendaraan.

"Tak apa, aku malah senang." Balas Cakra tanpa menoleh.

"Bisa carikan aku kerja?" Tanya Zeta karena ia sendiri tak tau dimana ada lowongan pekerjaan.

Cakra nampak berdiam sejenak, "Bisa, sekarang saja kita kesana. Kebetulan ada lowongan pekerjaan." Balasnya.

Zeta mengangguk saja, ketimbang dirinya tak dapat pekerjaan. Karena sebanyak apapun uangnya pasti akan habis jika dirinya penganguran. Beberapa menit menempuh perjalanan, mobil mereka berhenti ditepat didepan gedung tinggi.

"Mengapa kita kesini?" Tanya Zeta bingung.

"Katanya mau cari kerja." Jawab Cakra.

"Apakah ada lowongan?" Tanya Zeta.

Cakra menoleh dan mengangguk, "Menjadi sekertaris." Balasnya lalu turun.

Apa katanya, sekertaris? Dirinya hanya lulusan SMA apakah keterima menjadi sekertaris. Dirinya ingin protes namun Cakra sudah masuk kedalam dengan menggendong Syika. Zeta berdak, tak urung ia ikut turun dan masuk dengan menggandeng tangan Natha.

Zeta berjalan cepat menyusul langkah Cakra. Mereka memasuki lift, didalam lift suasana hening. Setelah sampai dilantai yang dituju Cakra mereka keluar. Zeta hanya berjalan dibelakang lelaki itu karena dirinya takut kesasar.

Cakra masuk kedalam ruangan, setelahnya Syika langsung turun dan memeluk berlari kearah seorang lelaki yang tengah duduk. Setelah mendengarkan teriakan Syika, Zeta menjadi tau jika pemilik ruangan ini adalah papa twins.

"Itu papa kalian?" Tanya Syika berbisik, dirinya membungkukkan tubuhnya kearah telinga Nathan.

"Ya, dia papa." Jawab Nathan Seadanya. Zeta mengenyritkan alisnya bingung mengapa Nathan malah diam saja tak seperti Syika yang senang bertemu dengan papanya.

Sedangkan Albi meggendong Syika lalu berjalan kearah Zeta berdiri. Zeta sendiri memandangai lelaki yang berstatus sebagai papa twins dari atas sampai bawah, ya dia memang tampan dengan kemeja yang lengannya dilipat.

"Ada apa?" Suara Albi yang terkesan seksi menyapu indra pendengaran Zeta.

"Dimana bosmu? Aku ingin cari kerja." Balas Zeta cuek.

"Oh iya, kalau mau kerja inget waktu kasian twins butuh perhatian. Bilang ke bosmu kasih waktu cuti, kau tau twins menginginkan banyak waktu bersamamu dan kau malah asik bekerja." Maki Zeta, semua unek-unek yang ia pendam langsung dirinya keluarkan.

Cakra menepuk jidatnya, "Zeta, itu bos disini." Bisiknya.

Zeta langsung menegang, jadi yang dirinya maki-maki adalah bos? Padahal dirinya ingin mencari kerja namun ahh sudahlah. Dirinya salah melawan orang, mama tolongin Zeta batinnya beteriak.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang