🥬🥬BAB 33🥬🥬

22.3K 1.1K 3
                                    

Air mata Bela turun begitu saja tanpa dirinya suruh, Zeta semakin mengeratkan genggaman tangannya kepada Bela guna menguatkan perempuan itu.

"Sewaktu aku dijalan ada orang yang tiba-tiba sekap aku hingga aku pingsan. Setelahnya aku bangun dikamar hotel dengan keadaan tak memakai pakaian sama sekali. Disana ada Rey yang juga tak memakai pakaian, aku tak tau harus apa hiks hiks aku-" Bela tak mampu melanjutkan ucapannya lagi.

Zeta mengelus pundak Bela, jadi mereka sama-sama dijebak? Batin Zeta. Perempuan itu tak henti-hentinya mengumumkan kata-kata penenang supaya Bela berhenti menangis. Dirinya turut merasakan kesedihan yang Bela alami, siapa yang tak shock saat bangun-bangun sudah bersama lelaki lain dikamar hotel?.

"Aku melaporkan semua ini ke polisi, pikiranku kacau. Aku menjadi wanita kotor sekarang hiks hikss," racau Bela.

"Semua akan baik-baik saja," ucap Zeta.

"Apa yang harus aku lakukan Zeta? Hiks hiks."

"Apa kata mereka jika aku udah berbuat hal tak senonoh seperti itu?"

Zeta menghela nafas, ia sendiri tak tau harus berbuat apa. Cerita yang Bela ceritakan cukup jelas, apa mungkin dia berbohong?. Tak mungkin, dimatanya dia menampilkan kesedihan yang mendalam sehingga Zeta tak bisa mengambil kesimpulan kalau apa yang dikatakan Bela hanya bualan semata.

"Apa kau tak kasian dengan Rey yang turut dijebak? Dia harus mendekam dipenjara, sekarang seharusnya dia berada disini untuk mencari tau semuanya."

Bela mendongak menatap manik mata Zeta, "Kau benar, seharusnya aku berfikir terlebih dahulu sebelum berbuat."

***

Rey sudah dibebaskan dikarenakan Bela mencabut laporannya. Sekarang Rey dan Bela bercerita tentang apa yang mereka alami satu sama lain. Sedangkan kini Albi dan Zeta berada dihotel tempat dimana Rey dan Bela melakukan hal itu. Albi berjalan dengan langkah pelannya, dikarenakan Zeta mendumel tak jelas jika dirinya berjalan cepat.

"Aku capek," keluh Zeta. Bagaimana tak capek, sedari tadi ia menaiki tangga menuju ruang CCTV! Liftnya mati dan tak ada cara lain selain menaiki tangga.

Zeta duduk diantara anak tangga, Albi yang berada di depan berdecak sebal. Lelaki itu balik badan dan berjalan turun menghampiri Zeta yang duduk bersander ditembok.

"Sebentar lagi sampai Zeta," ucap Albi kesal. Bagaimana tak kesal, Zeta lah yang minta untuk menaiki tangga padahal mereka bisa menunggu lift yang tengah diperbaiki.

"Apa kau tega kepadaku? Aku capek, aku haus!!" ucap Zeta menggebu-gebu.

Albi memutar bola matanya malas, tak urung ia menarik tangan Zeta supaya berdiri. Lelaki itu menahan tangan Zeta supaya perempuan itu tetap berdiri tegak. Sebenarnya ia kasian melihat Zeta namun ia harus bagaimana, menggendongnya? Tak mungkin.

"Kita turun saja kalau begitu," ucap Albi, ia ingin menarik tangan Zeta untuk turun namun Zeta menolak.

Perempuan itu menggeleng tegas, "Kita lanjutkan saja," ucapnya.

Mereka berjalan kembali dengan Zeta yang berada di depan sedangkan Albi berada di belakang. Sesekali Zeta meringis kala pinggangnya terasa sakit. Albi? Dia juga sama tapi lebih baik diam, gengsi saja kalau mengeluh kesakitan di depan perempuan seperti Zeta!.

10 menit kemudian mereka sampai diruang khusus untuk CCTV, keringat membanjiri masing-masing wajah mereka. Tanpa menunggu lama-lama lagi mereka langsung masuk kedalam dan memberitahu tujuan mereka datang kesini kepada salah satu penjaga.

Namun CCTV sewaktu Rey dan Bela dibawa ke kamar hotel mati. Sepertinya ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari. Ya! CCTV itu ada yang menyabotasenya. Kesialan menimpa mereka hari ini, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk keluar karena tak ada bukti yang bisa mereka dapat disini.

***

Sementara dikediaman Bela, Rey nampak berbincang-bincang dengan sang pemilik rumah. Mereka membicarakan tentang hal yang terjadi terhadap mereka berdua. Kini keduanya duduk disofa, Bela menundukkan kepalanya. Dirinya tak tau siapa yang melakukan hal itu, apakah Rey atau orang lain?.

"Aku harus bagaimana Rey?" tanya Bela parau.

"Aku akan mencari tau semuanya bila-" Rey menggantung ucapannya.

"Bila aku yang melakukan hal itu kepadamu aku akan tanggungjawab," sambung Rey.

"Bagaimana jika orang lain? Bagaimana jika kamu dijebak?" tanya Bela beruntun.

"Kita cari tau semuanya bersama-sama," ucap Rey.

Rey tak tega melihat Bela seperti ini, kebenaran belum terungkap dan semuanya seolah sudah direncanakan matang-matang. Apapun resikonya akan dirinya pertanggung jawabkan, bahkan jika harus menikahi Bela ia sanggup. Bisa saja ia melakukan hal 'itu' dalam keadaan tak sadar.

***

Ditempat lain ada seseorang yang berdiri di depan jendela kaca yang besar. Dengan senyum smirknya dia meremas sebuah foto yang ada ditangannya.

"Lihat saja, Manda, Airin anak kalian akan menderita di tanganku."

Setelah mengatakan hal itu dia tertawa jahat. Dan berucap kata-kata kotor yang sama sekali tak patut untuk ditiru. Yang lebih parahnya lagu, dia menyumpah serapahi seseorang yang sangat dia benci yaitu Manda dan Airin.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang