Pagi harinya Zeta mendengarkan twins yang sedang bercerita dari pintu depan kamar. Sehabis mandi ia ingin masuk kekamar namun ia mengurungkan niatnya karena mendengar twins yang mengobrol. Suara twins terdengar jelas dari tempatnya berdiri.
"Kakak, tadi malam Syi ngelasa dipeluk mama."
"Mama udah ngak ada, dek!"
"Mama peluk Syi kak. Mama bilang kalau mama ngak akan ninggalin kita."
"Kita ngak punya mama, mama udah mati. Adek ngak inget kalau kakak benci mama?"
"Syi pengen dipeluk mama kakak. Hiks hiks mama tadi datang, dia gendong Syi."
Begitulah kira-kira percakapan twins yang Zeta dengar. Perempuan itu langsung masuk dan menghampiri Syika yang menangis, sedangkan Nathan membuang muka dengan wajah dinginnya. Zeta sama sekali tak pernah melihat wajah Nathan sedingin ini.
"Nath, kok adiknya nangis?" tanya Zeta.
"Dia bilang kalau ketemu mama. Padahal mama pelgi, mama ngak sayang kita," ucap Nathan.
Zeta teringat kejadian semalam dimana Syika menangis. "Mulai sekarang kakak yang akan menjadi mama kalian," ucapnya.
Syika dan Nathan menoleh kearah Zeta, "Beneran?" Tanya mereka dengan mata berkaca-kaca.
Zeta mengangguk, tanpa aba-aba twins memeluk dirinya dengan erat. "Telima kasih, kita pingin banget punya mama. Kakak Ze adalah mama yang telbaik didunia ini," ucap Nathan lirih.
Entah mengapa Zeta menitihkan air matanya, padahal mereka bukan anak kandungnya. Rasanya sangat senang sekali melihat twins memuji dirinya. Zeta melepaskan pelukannya dan menyuruh mereka untuk mandi. Kini Zeta menyiapkan baju mereka, namun suara bel menyapu indra pendengarannya. Perempuan itu pergi menuju pintu guna melihat siapa yang telah memencet bel.
Zeta mengenyritkan alisnya bingung, didepan pintu apartmentnya terdapat 5 orang laki-laki berbadan besar namun gagah berpakaian hitam yang sedang berdiri. Baju mereka sama, lalu Zeta menanyakan ada urusan apa mereka datang kesini.
"Saya ditugaskan untuk mengantar perlengkapan nona dan tuan muda," ucap salah satu dari mereka.
"Siapa?" tanya Zeta bingung.
"Tuan Nathan dan Nona Syika," balas mereka.
Bentar, otak Zeta tak bisa berfikir dengan Jernih. Mengapa mereka mengenal Syika dan Nathan, apa katanya tadi tuan dan nona?
"Mungkin kalian salah apartment," ucap Zeta.
"Kami tak salah tempat, nona," ucapnya.
Zeta menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Nama saya, Zeta bukan nona," ucapnya meringis.
Saat bodyguard itu ingin menjawab, Nathan datang menghampirinya dan langsung berdiri didepannya solah tengah menghadang bodyguard itu. Zeta bingung, mengapa Nathan tiba-tiba berada disini dan ia merentangkan tangannya seolah-olah mereka akan menjahati dirinya.
"Om ndak boyeh bawah mama. Om pelgi dali sini," ucap Nathan keras.
Zeta berjongkok dan membalik tubuh Nathan mengahdapnya. "Nathan, kenal sama mereka?" tanyanya.
Nathan mengangguk polos. "Meleka om yang selalu sama papa," ucapnya, lagi-lagi membuat mulut Zeta terbuka lebar.
"Nathan masuk dulu, mama pengen ngobrol sama om itu," pinta Zeta, Nathan mengangguk singkat lalu berlari kedalam.
Zeta berdiri dan menatap satu buah koper sedang yang berada ditengah-tengah mereka. "Itu isinya apa?" tanya Zeta kepo.
"Pakaian, dan makanan untuk mereka," balasnya.
"Mereka masih punya orang tua?" tanya Zeta, bodyguard itu mengangguk sekilas.
Bodyguard itu pamit untuk pergi meninggalkan Zeta yang termenung ditempat, sebelum ada yang melihat ia langsung masuk kedalam dengan menyeret koper itu. Pikiranya berkecamuk, banyak sekali pertanyaan yang bersarang diotaknya.
15 menit kemudian............
Zeta dan twins berada diruang tamu, Zeta akan menyidang twins dengan segala pertanyaan yang menghantui otaknya. Kini twins sudah rapi dengan memakai pakaian yang dibawakan oleh bodyguard itu.
"Jawab jujur pertanyaan mama," ucap Zeta ia sendiri merasa geli mendengar panggilan "mama" Kepada dirinya sendiri.
Twins duduk disofa sedangkan, Zeta duduk dibawah, Zeta menggengam tangan twins dengan erat.
"Apa kalian masih punya orang tua?" tanya Zeta, ia mencoba berbicara selembut mungkin supaya mereka tak takut kepada dirinya.
"Nanti mama tinggalin kita," ucap Syika menunduk.
Zeta menggeleng dan meyakinkan mereka jika ia tak akan pergi. Sampai akhirnya, Nathan dan Syika mengangguk menanggapi ucapan Zeta.
"Papa sibuk kelja. Kita ngak punya mama," ucap Nathan sedih.
"Kita main sama bibi saja. Kita pengen dipeluk papa, hiks hiks papa cuma kelja aja. Syi pengen bisa main sama papa ditaman sepelti anak-anak lain, Syi pingin didongengin papa waktu mau bobok." Syika mengeluarkan segala unek-unek mereka selama ini.
Zeta tersentuh mendengar penuturan Syika, anak sekecil mereka tak mendapatkan kasih sayang dari orang tua? Twins anak orang kaya, buktinya dikoper yang dibawakan oleh bodyguard itu berisikan baju-baju merek terkenal bahkan ada baju baru yang masih ada hargannya.
Pantas saja mereka bisa berbicara bahasa inggris, kulit mereka putih bersih dan bola mata mereka berwarna biru terang. Ternyata dugaan Zeta salah, ia pikir twins hidup dijalanan ternyata mereka anak orang kaya yang mempunyai banyak pengawal.
"Kita ngak mau pulang. Kita pingin sama mama telus, mama baik. Mama suapin kita makan, mama peluk kita kalau bobok. Papa ngak pelnah begitu sama kita," ucap Nathan.
"Kita akan bersama-sama terus, mama yang akan berbicara kepada orang tua kandung kalian," ucap Zeta.
Zeta mengelus surai mereka. "Kalau ada apa-apa cerita sama mama," ucap Zeta.
Twins mengangguk dan memeluk Zeta dengan erat, Zeta sendiri tak kalah erat membalas pelukan mereka. Namun ia takut jika orang tua kandung mereka mengambil paksa twins darinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Twins From Billionaire [END]
Roman d'amour[SEBELUM MEMBACA WAJIB FOLLOW] Bagaimana jadinya jika kamu menemukan anak kembar lusuh dan kotor di pinggir jalan? mengadopsi? atau menaruhnya ke panti asuhan? Jika Zeta menginginkan merawat anak itu, tapi anak yang ia pikir lontang lantung di jalan...