🥬🥬BAB 47🥬🥬

15.6K 800 3
                                    

Zeta tampak sibuk melihat berkas-berkas yang harus Albi tanda tangani. Jika sedang sibuk begini, ia akan menyiapkan secangkir teh hangat guna

menemaninya. Lira dan Reni? Sepertinya mereka sudah kapok, buktinya sekarang mereka hanya diam walaupun masih menatapnya sinis.

"MAMA!"

Zeta terperanjat kaget mendengar teriakan itu, dirinya menoleh kearah pintu. Disana terdapat Syika yang tersenyum kearahnya, langsung saja ia mendorong kursinya dan berdiri bertumpuan dengan lututnya. Syika yang melihat langsung berlari memeluk dirinya erat.

"Kok ngak ganti baju sih," ucap Zeta seraya menjauhkan tubuh Syika darinya.

"Lupa," balas Syika cengengesan.

Zeta melihat pakaian Syika sampai bawah rok anak kecil itu kotor, sepertinya Syika sehabis makan coklat. Tak lama Nathan datang dan mencium pipinya, dengan senang hati ia mencium balik pipi Nathan.

"Kalian udah makan siang?" tanya Zeta kepada twins yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Mama, ayo main sama Syi," ajak Syika tanpa menjawab pertanyaan Zeta.

Zeta tersenyum, "Pekerjaan mama masih banyak, bagaimana kalau kalian main sendiri?" ujarnya.

Seketika wajah twins menunduk hingga membuat Zeta tak tega. Sampai akhirnya ia menemani twins dengan membawa seluruh berkas-berkasnya. Nathan sendiri turut membantunya, padahal sudah dirinya larang. Anak-anak Albi memang baik.

***

Saat ini Zeta sudah berada diruang khusus untuk twins bermain. Ruangan ini tak terlalu luas namun cukup untuk mereka bermain, disini juga ada banyak sekali boneka berukuran besar. Sesekali dirinya melirik twins yang bermain, sekarang ia tengah memangku laptopnya.

"Mengapa mama bekelja telus?" tiba-tiba saja Syika datang dan duduk disebelah Zeta.

"Mama lagi cari uang," jawab Zeta seadanya.

"Carinya dimana?" tanya Syika polos membuat Zeta menepuk jidatnya.

"Syika main saja," suruh Zeta. Semakin ia menjawab pertanyaan Syika maka anak itu akan semakin bertanya

"Syika mau-" ucap Syika terpotong dikarenakan ada seseorang yang membuka pintu.

Zeta melihat kearah depan, ternyata Albi lah yang membuka pintu tadi. Seketika Zeta langsung kembali melihat kearah laptopnya dan tak memperdulikan Albi yang saat ini duduk disebelahnya. Sebenarnya Zeta ingin pergi, namun tak bisa dikarenakan Albi mencekal pergelangan tangannya.

"Aku harus kembali bekerja," ucap Zeta.

"Menjaga anak saya adalah bagian dari pekerjaanmu!" ucap Albi.

"Lalu bisakah kamu pergi?" tanya Zeta, ia tak nyaman jika Albi terus-terusan berasa disini. Apalagi ini di ruangan ini hanya ada ia Albi yang dewasa.

"Ini ruangan saya, mengapa saya harus pergi?" tanya Albi.

"Kalau begitu aku saja yang pergi," ugak Zeta berdiri, lalu dirinya menghampiri twins dan berjongkok.

"Mama kembali bekerja, jangan nakal!" ucap Zeta lalu mencium pipi mereka, setelahnya dirinya langsung pergi dari sana.

Albi menatap punggung Zeta yang mulai menjauh, ada rasa sakit dihatinya saat perempuan itu menghindarinya. Ataukan ia punya salah dengan Zeta? Sepertinya tidak, namun mengapa Zeta setidak suka itu berada didekatnya. Tiba-tiba saja Syika menghampirinya dan naik ke pangkuannya.

"Mama kenapa pelgi? Apa papa malahin mama?" tanya Syika menatap mata Albi.

Albi menggeleng singkat, "Lebih baik adek sama kakak ganti baju dulu," ucapnya lalu menurunkan Syika.

Albi mencari baju ganti Syika yang berada di almari. Memang disini terdapat Almari yang berisikan pakaian untuk twins. Setelah menemukan 2 pasang baju ganti, Albi kembali berjalan kearah twins. Beberapa menit kemudian twins sudah berganti pakaian, mereka lanjut bermain.

"Papa mau kerja, kalau butuh apa-apa pencet tombil merah." Memang disini terdapat sebuah tombol yang langsung menghubungkan keruang kerja Albi.

Setelah mendapatkan anggukan dari twins, Albi keluar dan berjalan menuju ruangannya. Dirinya berjalan dengan langkah panjangnya tanpa memperdulikan tatapan dari karyawannya. Terutama dari karyawan perempuan yang secara terang-terangan menyapa dirinya, namun ia nampak tak acuh.

***

Zeta sudah berada didalam apartemennya, tadi cukup melelahkan. Sewaktu pulang ia tak pamitan dengan twins, sebenarnya ia ingin pamitan namun twins sedang bersama Albi. Jadilah ia mengurungkan diri untuk pamitan dengan kedua anak kecil itu.

Saat ini Zeta tengah makan mie rebus bersama dengan Vio. Tadi ia bertemu dengan Vio dibawah, pas sekali mereka pulang di waktu yang bersamaan. Zeta dan Vio duduk diruang tamu, TV menyala menayangkan drama Korea.

"Kamu ada masalah?" tanya Vio, dirinya merasa ada yang berbeda dengan Zeta. Sedari tadi dia diam dan tak banyak bicara membuat dirinya bingung.

"Enggak ada," jawab Zeta sembari menggeleng.

"Jangan bohong, Zeta!" Dapat Vio lihat jika Zeta tengah berbohong kepadanya.

Zeta nampak diam, sebenarnya hatinya resah. Dirinya memikirkan sesuatu namun takut untuk bercerita kepada seseorang. Bukannya tak percaya kepada Vio, namun ia belum siap jika harus berbicara kepada seseorang. Sampai akhirnya ia mengajak Vio keluar jalan-jalan, lagipula mie nya sudah habis.

Saat ini mereka jalan dipinggir trotoar, Zeta bernafas lega dikarenakan Vio tak bertanya lebih. Sejujurnya Zeta mengajak Vio jalan-jalan supaya perempuan itu tak bertanya lagi tentang keadaannya.

"Kita beli sempol yuk?" ajak Vio menunjuk penjual sempol yang ada dipinggir jalan.

Zeta mengangguk, lantas mereka berjalan kearah penjual itu. Sembari menunggu sempol nya matang, mereka duduk dikursi sembari melihat mobil dan motor yang berlalu lalang.

"Udah neng."

Zeta dan Vio berdiri, lalu menyerahkan uang 20 ribuan ke pedagang itu. Lalu mereka berjalan ke depan dan menemukan bangku panjang yang menghadap langsung kearah danau. Langsung saja mereka duduk disana dan memakan sempol nya, pandangan mereka kearah danau. Disana terdapat angsa yang tengah berenang.

"Enak banget sempol nya," ucap Vio.

"Bener banget, apalagi kalau kita beli di penjual kaki lima." Zeta menyuap sempol miliknya kedalam mulut.

Vio tertawa kecil, "Pemandangannya juga bagus, adem lagi."

"Jadi betah lama-lama disini," celetuk Zeta dan mendapatkan anggukkan dari Vio.

Saat asik mengobrol, mereka tak menyadari jika ada seseorang yang berjalan di belakang mereka. Zeta dan Vio masih asik tertawa hingga-

Byur

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang