🥬🥬BAB 4🥬🥬

38.1K 2.3K 4
                                    

Zeta sudah sampai di Jakarta, dirinya menyewa apartemen untuk tempat tingal nya selama beberapa bulan kedepan. Apartemen yang ia sewa tidak terlalu luas karena hanya ia sendirian yang akan menempatinya, didalamnya hanya ada 1 kamar tidur dan dapur ada juga ruangan yang tak terlalu Luas untuk menonton TV.

Perempuan berlesung pipi itu juga membawa beberapa foto yang ia temukan dikamar orangtuanya tempo hari lalu. Sekarang Zeta tengah duduk ditengah kasurnya sembari mengamati beberapa foto yang berisikan alamat, ia mengetuk-ngetukkan jarinya didagu seolah sedang berfikir.

Apakah ia akan datang ke alamat itu? atau datang ke alamat yang tertera dibawah foto sang mama?. Hanya petunjuk itu yang Zeta punya, apalagi ia disini baru beberapa Hari jadi jika ingin kemana-mana ia hanya mengandalkan maps dan naik angkutan umum ataupun taksi.

"Apa aku datang ke alamat Manda ini yah?" monolog Zeta.

"Oke aku akan kesana, semoga ada petunjuk," Zeta berujar yakin.

Zeta pun membawa tas slempang dan keluar dari apartemen, ia akan naik taksi saja semoga sang supir tau alamat yang ia tuju.

***

Zeta sudah sampai didepan rumah besar nan mewah bahkan pagar pun menjulang tinggi di hadapannya. Perempuan berlesung pipi itu tak salah tempat ini memang alamat sahabat mamanya, ia pun masuk dan memencet bel dan gerbang digeser dan keluarlah orang yang bisa ia tebak sebagai pembantu rumah tangga.

"Ada apa yah neng?" tanyanya.

"Apa benar ini rumah Ibu Manda?" tanya Zeta sopan.

"Ibu Manda udah pindah rumah sama suaminya dan anaknya, kalau disini alamatnya orang tua ibu Manda," jawabnya.

"Boleh saya minta alamat rumah Ibu Manda?" tanya Zeta hati-hati.

"Maaf, anda siapa yah?" tanyanya penuh selidik.

"Saya ada urusan penting dengan beliau," jawab Zeta yang berusaha untuk tetap tenang.

"Datang aja ke alamat ****," ujarnya.

"Terimakasih informasinya, saya permisi," pamit Zeta, setelah mendapatkan anggukan dari lawan bicaranya ia pun pergi masuk kedalam taksi, kebetulan tadi supir taksi sudah ia suruh menunggu terlebih dahulu.

Zeta sampai dirumah yang cukup besar, setelah membayar taksinya ia pun memencet bel rumah dan tak lama pintu dibuka oleh wanita paruh baya yang sepertinya seumuran dengan mamanya. Zeta pun disuruh masuk, dan wanita tadi pamit untuk membuatkan dirinya minum perempuan berlesung pipi itu menunggu sambil melihat-lihat isi rumah.

Rumahnya memang tak terlalu besar, jika dibandingkan dengan rumah yang ia datangi tadi bisa dibilang rumah ini masih tergolong kecil. Tak lama wanita itu duduk setelah meletakkan teh hangat yang dirinya buat tadi, sepertinya rumah ini tak ada pembantu rumah tangga.

"Maaf kedatangan saya kesini menganggu anda." Zeta memulai pembicaraan.

"Tidak apa," jawabnya tersenyum.

"Apakah nama anda Manda?" tanya Zeta hati-hati.

"Ba-bagaimana Kamu tau?" tanyanya terkejut.

Zeta pun mengambil sesuatu dari tas nya dan menunjukkan kepada wanita dihadapannya itu. Seketika wanita itu menangis setelah melihat foto yang ia kasih, ya... Zeta memperlihatkan foto mamanya ketika masih muda dengan orang yang bernama Manda itu.

"Kamu siapanya Airin?" tanyanya lirih.

"Saya anaknya," jawab Zeta, memang mamanya bernama Airin.

"Kamu anaknya Airin? Hiks hiks mana mama kamu tante kangen." Zeta terkejut kala tante Manda memeluknya secara mendadak.

"Mama papa sudah meninggal tante," Zeta menjawab lirih, langsung saja tante Manda memperat pelukannya. Dirinya tak menyangka sahabat satu-satunya pergi selama-lamanya, terkejut? Tentu saja.

Seketika ia Zeta ikut menangis, entah mengapa berada di dekapan tante Manda ia merasa seperti dipeluk oleh mamanya.

Zeta menangis tersedu-sedu, kala mengingat pelukan terakhir mamanya sebelum kecelakaan itu terjadi.

"Kamu kuat, tante yakin." Tante Manda menenangkan dirinya.

"Apa boleh aku tanya tante tentang kehidupan mama dulu?" Kini Zeta sudah tak menangis lagi.

"Apa yang ingin kamu tanyakan nak?" Mereka duduk bersebelahan.

"Apa aku punya saudara kandung?" tanya Zeta, diwajahnya kini hanya nampak mimik keseriusan.

"Kamu kan anak tunggal," jawab Tante Manda gugup.

"Jangan bohong tante," lirih Zeta, ia bisa melihat jika ada kebohongan dimata lawan bicaranya itu.

"Apa kamu mau tau semuanya?" Zeta langsung mengangguk mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tante Manda.

"Sebelum tante menjelaskan semuanya, apakah ada yang kamu curigai dari Mama papa mu?" tanyanya.

Zeta yang mendengarnya termenung sebenarnya banyak sekali yang ia curigai namun kali ini ia akan bertanya pertanyaan yang selalu ia pertanyakan kepada mamanya namun tak ada jawaban yang keluar dari mulut beliau.

Zeta tertawa hambar. "Apakah mama punya orang tua? , aku bahkan ngak pernah ketemu hahaha jangankan ketemu mengenal namanya saja tidak."

"Airin memang masih punya orang tua dan masih hidup sampai sekarang," jawabnya membuat mulut Zeta membulat seketika.

"Dimana mereka? Kenapa mama ngak pernah cerita?!" lirihnya.

"Biar tante ceritakan semuanya. Airin dan tante adalah sahabat dari kecil, kita kemana-mana selalu bersama bahkan dulu banyak yang ngira kalau kita penyuka sesama jenis," ujarnya terkekeh pelan kala mengingat masa-masa dulu.

"Kita dulu sama-sama hidup bahagia, keluarga kita juga amat sangat menyayangi kita karena kita anak perempuan satu-satunya. Semuanya berubah ketika kita masuk SMA, Airin tak pernah disayang oleh keluarganya dikarenakan-" imbuhnya namun ia malah kembali menangis.

"Karena apa tan?!" desak Zeta tak sabar.

"Airin hamil diluar nikah." pernyataan apa lagi ini?, bagaikan disambar petir disiang bolong perempuan berlesung pipi itu sangat terkejut. Jadi dirinya anak haram?! Pertanyaan itu terngiang-ngiang di otaknya.

"Lanjutkan cerita tante." mata Zeta kian memerah menahan tangis, Manda pun menghela nafas panjang.

"Sejak keluarganya tau jika Airin hamil, mereka membencinya bahkan mengatakan dirinya aib dan pembawa Sial, disitu mereka menyuruh Airin untuk menggugurkan kandunganya namun dengan tegas Airin menolaknya dia tetap melindungi anak yang ia kandung disaat seluruh anggota keluarganya menyiksa bahkan menendang perutnya."

"Puncaknya sekitar kandungan Airin 7 bulan, dia didorong dari tangga dan mengalami pendapatan dan harus melahirkan detik itu juga. Setelah kamu lahir selang beberapa bulan Dani menikahi Airin sah secara agama dan keluarga dari mama dan papamu tak ada yang datang satupun."

"Dani dan Airin tak mempermasalahkan itu mereka sadar jika kesalahan mereka sudah tak bisa dimanfaatkan lagi. Setelah itu kalian dipisahkan karena keadaan dan setelah itu Airin dan Dani pergi seolah ditelan bumi, bahkan tante sendiri tak tau keberadaan mereka."

"Kalian siapa tan?" tanya Hara.

"Kamu dan saudara kembar kamu." fakta apa lagi ini? Hari ini adalah hari penuh kejutan bagi Zeta.

Jamtung Zeta seolah ingin berhenti berdetak. "Aku punya kembaran?" tanyanya kaku.

"Iya, kalian dipisahkan oleh orang tua dari Airin atau bisa dibilang kakek dan nenekmu dari pihak ibumu." Otak Zeta tak bisa bekerja sekarang, apakah ini jawaban dari semua pertanyaannya selama ini?.

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang