🥬🥬BAB 54🥬🥬

14.2K 738 1
                                    

Zeta dan Albi berada di dalam proyek hotel yang kini sudah hancur rata dengan tanah. Suara ambulan dan mobil pemadam kebakaran saling bersahutan seolah tak ada yang mau mengalah. Mereka berdua berdiri berjejer, jarak 100 meter ke depan mereka melihat para korban yang silih berganti di temukan.

Zeta meringis melihat secara langsung luka para korban yang bisa di bilang cukup parah. Di sudut sana para pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api, asapnya hitam pekat dan abunya berkeliaran di udara. Tak ada yang tersisa selain puing-puing bangunan.

"Semua sudah hancur, tak ada yang bisa di selamatkan atau di perbaiki," ucap Albi.

"Aku takut melihat mereka," balas Zeta dengan suara cukup pelan, apalagi baru saja dirinya melihat seorang pekerja dipapah dengan darah mengalir dari beberapa anggota tubuhnya.

"Kau pulang saja, biar saya yang mengurus masalah di sini," ujar Albi.

"Aku akan tetap di sini, aku sudah berjanji untuk membantumu menyelesaikan masalah ini," balas Zeta dengan nada sngat nyakin.

"Saya mau ke sana, mau ikut?" tanya Albi.

Zeta mengangguk, mereka berjalan ke depan melihat situasi ini dari dekat. Untung mereka memakai masker, jadi tak terlalu mencium udara yang kotor. Mereka menuju ke tenda perawatan darurat, ternyata di dalam sana banyak sekali pekerja luka-luka.

Albi sendiri tak tau apa yang akan terjadi jika tak ada Cakra, semua ini Cakra yang menyiapkan saat dirinya emosi dan menyalahkan semua orang. Dengan dewasa Cakra memanggil tenaga medis dan juga damkar. Yang Cakra lakukan membuat situasi di sini menjadi sedikit terkendali.

"Sudah berapa korban yang ditemukan?" tanya Zeta kepada salah satu anggota damkar.

"Hampir semua sudah di temukan, kita tinggal memastikannya lagi," jawabnya.

"Pastikan jangan sampai ada korban yang tak ditemukan," pesan Zeta dan mendapatkan anggukan mantap dari lawan bicaranya.

"Yuk kita lihat ke sana," ajak Zeta kepada Albi.

"Hati-hati," peringat Albi yang kini mengikuti langkah Zeta.

Api sudah di padamkan semuanya, juga beberapa puing-puing bangunan di sisihkan. Ada beberapa tiang yang masih menjulang tinggi, takutnya roboh tiba-tiba. Alhasil para pemadam yang menghancurkan tiang itu dari atas sana. Jika dari bawah resikonya cukup besar, sebab ukurannya yang tak main-main.

Albi dan Zeta berjalan beriringan, siapa tau masih ada orang yang terjebak di antara reruntuhan. Hingga tiba-tiba Cakra datang menghampiri Albi, terpaksa Albi berhenti untuk berbicara dengan Cakra. Zeta sendiri memilih untuk berjalan terlebih dahulu.

"Klien meminta pertemuan mendadak sekarang juga," ujar Cakra dengan nafas gusar.

"Bagaimana bisa? Situasi di sini tidak memungkinkan! Saya harus memastikannya secara langsung!" balas Albi tak habis pikir.

"Aku tidak tau, semuanya mendadak. Bahkan mereka mengancam perushaan kita," ungkap Albi.

Albi menghela nafas pelan. "Di sini lebih penting, bilang kepada mereka bahwa pertemuan ini akan dilaksanakan, tapi bukan sekarang!" ucapnya.

"Aku yang diterror Albi! Bahkan mereka enggak mau tau bagaimana caranya agar kau hadir dalam pertemuan itu!" jelas Cakra.

Albi memijat pelipisnya, mencoba memikirkan cara menyelesaikan masalah ini. Kliennya bersikap semuanya sendiri tanpa memikirkan bagaimana posisinya. Jika seperti ini ia harus bagaimana? Meninggalkan tempat ini? Itu tak mungkin, ia yang bertanggung jawab dengan ini semua.

Jika datang, pasti semua orang akan menyalahkan dirinya. Apalagi kehancuran ini di sengaja oleh beberapa pihak, yang berarti ini bukan murni kecelakaan proyek. Sialnya lagi, ia sudah menandatangani surat perjanjian hitam di atas putih.

"Bilang kepada mereka, 3 jam dari sekarang saya akan ke sana," putus Albi pada akhirnya.

"Mereka maunya sekarang, Albi!" ucap Cakra yang sudah panik.

"Urusan di sini lebih penting dari apapun!" balas Albi penuh penekanan.

Mataku tak sengaja melihat ke arah Zeta. Aku melihat ada puing bangunan yang endak jatuh posisinya berada tepat di atas Zeta. Sekuat tenaga aku berlari ke arah Zeta tanpa mempedulikan teriakan Cakra. Zeta sama sekali tak menyadari ada bahaya yang mengintainya.

"ZETA AWAS!"

Brugh

Baby Twins From Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang