Mata kuliah hari selasa ini sudah Jean selesaikan dengan baik. Gadis itu segera membereskan barang-barang dan bergegas pergi meninggalkan kelas secepat yang ia bisa. Ia tidak sabar untuk segera ke rumah sakit.
"Jean!" Panggil Raka yang belum selesai membereskan barang miliknya.
"Ya?"
"Santai aja kek, kan kita bisa bareng ke rumah sakitnya"
"Oh iya"
Sembari menunggu Raka ada beberapa orang yang menghampiri Jean. Tersenyum ramah pada gadis itu namun justru dibalas dengan senyum canggung.
"Lo udah nyelesaiin tugas kelompok pak Reza tentang sistem akuntansi?" Tanya seorang ketua kelas yang kalau Jean tidak salah namanya Siska.
"U..udah"
"Oh, lo sekelompok sama siapa?" Tanya gadis lainnya yang Jean ketahui bernama Melinda.
"Sama Raka"
Gadis bernama Kanaya di hadapan Jean memutar bola matanya seraya mengingat sesuatu. "Bukannya harus empat orang ya?"
"Ah itu" Jean bingung harus berkata yang sebenarnya atau tidak.
"Gue udah izin sama pak Reza buat kerjain berdua. Gue ngga ada waktu soalnya buat nyesuain waktu sama yang lain. Bukannya lo juga udah ngerjain ya, Ya?"
Kayana itu mengangguk. "Emang sih, tapi abis ini pak Reza bakal kasih tugas kelompok lagi. Gue khawatir aja kalian ngga dapet anggota kelompok tambahan. Tapi syukurlah kalo boleh berdua, feel free ya kalo butuh gue soalnya kelompok gue juga masih kurang buat tugas yang akan datang. Enam orang ke katanya perkelompok "
"Oke dengan senang hati. Kita pergi duluan ya. Ayo Jean"
"Duluan, semuanya"
Sepeninggal Jean, Kanaya dan beberapa orang disekitarnya menghela nafas.
"Ini udah mau semester lima, tapi Jean masih aja susah berbaur sama kita. Nanti kalo KKN dia gimana ya? Sama sekelas aja ngga saling kenal. Dari kesel lama-lama gue kasian" ujar Kanaya.
"Gue juga mikir gitu. Apalagi akrabnya cuma sama Raka. Secara Raka gitu. Tapi ya lama-lama gue kasian. Jangan-jangan dia ada masalah atau gimana gitu soal bergaul sama orang" tambah Ayu.
"Sama, awalnya gue mikir tuh anak so eksklusif banget sampe nggak mau deket sama kita. Kayak puding jeli spesial gitu. Disimpennya di rak paling atas dan dijajarin sama yang sejenis. Tapi lama-lama jadi khawatir juga" komentar Melinda yang kebetulan sedang memakan puding jeli spesial dengan ekstra buah.
"Kok puding jeli spesial sih?" Siska tampak tidak mengerti dengan analogi yang Melinda berikan.
"Ya liat Jean, kulit nya putih, orangnya lembut, tapi juga susah di temuin, apalagi perumpamaan kalo bukan puding jeli spesial"
"Ada-ada aja lo"
"Eh seriusan"
"Gue setuju sih sama Melinda. Mana selain sama artis papan atas kayak Raka dia juga temenan sama yang anaknya pengusaha terkenal itu ngga sih, yang dari kelas sebelah?" Ujar Ayu.
"Kenneth?" Rama yang entah dari mana tiba-tiba ikut bergabung dalam pembicaraan.
"Ah iya, Kenneth. Dia akrab banget kan, sama cewe selebgram yang kemarin juga. Siapa ya? Yang kuliah di kedokteran di Amerika itu" timpal Kanaya.
"Iya yang rame depan kampus kemarin kan, Athala Reynna"
"Wah, nggak deket sama temen kelas tapi temen mainnya bukan orang sembarangan. Tuhkan, dia emang spesial." Melinda makin setuju dengan argumentasi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch My Food
Teen FictionJean, dibacanya Jian ya bukan Jin. Meski gadis ini memang selalu mengastralkan dirinya agar tidak terlihat padahal nama tengahnya juga bermakna keberadaan. Kean, tetap dibaca Kean, nama lengkapnya Kenneth Danielle. Tapi Kean tidak suka nama aslinya...