Mie ayam berjuta rasa

530 78 10
                                    

Raka tidak habis pikir, bagaimana bisa ia dua kali berturut-turut berurusan dengan orang yang sangat seenaknya, lebih parahnya lagi ia juga berturut-turut jatuh hati dan sekarang berusaha menaruh perasaan pada orang seperti itu seolah tidak peduli tingkahnya yang lebih sering membuat Raka geleng-geleng kepala dan menghela nafas lebih berat daripada orang yang kehabisan uang di akhir bulan.

Mengetahui Reyn tiba-tiba datang ke kampusnya tanpa pemberitahuan usai meninggalkannya kemarin bergitu saja di cafe dan kini sedang di kerubungi banyak orang di depan gedung kampusnya karena gayanya yang nyentrik jelas cepat atau lambat membuat Raka harus menulis artikel konfirmasi terkait kedekatannya dengan seorang gadis karena ia detik ini juga akan mencoba membawa gadis itu pergi dari sana.

Raka merapatkan topinya dan bersiap untuk menarik Reyn keluar dari kerumunan itu.

Satu,

Dua,

Tiga!

"Eh Raka, gue nunggu lo dari tadi!" ujar Reyn dengan polos saat Raka menariknya untuk berjalan cepat memasukki mobil.

"Stt, diem"

"Eh itu Raka kan ya?

"Itu cewenya?"

"Pasti cewenya, liat aja dia pake topi segala. Dia khawatir ada wartawan disini"

"Kalo kita laporin dapet loyalti ngga ya"

"Hush, sekarang Raka temen kita, biarin aja dia hidup normal di kampus ini"

"Bener juga sih, tapi foto dulu ah siapa tau butuh"

"Gue juga ikutan"

Selanjutnya suara-suara itu tidak terdengar lagi seiring langkah Raka yang semakin menjauh. Lelaki itu membukakan pintu mobil dengan cepat dan menyuruh Reyn masuk, lalu ia berlari untuk segera masuk kedalam mobil juga.

Hal pertama yang Raka lakukan begitu masuk mobil adalah melepas topinya dan menghela nafas, ia menatap Reyn yang sedang tersenyum kesenangan dengan bingung.

"Ngapain lo senyum-senyum?"

"Senang aja dapet experience baru. Ah gini rasanya jadi calon istri artis, berasa di lindungi banget"

Raka mendengus. "Lo seneng, gue susah! Lagian lo ngapain sih dateng ke kampus gue pake gaya mencolok gitu. Udah tau followers lo juga banyak, mungkin hampir setengah kampus ini kenal sama lo"

Reyn dengan rambut ungu sudah terlihat begitu mencolok, belum lagi kini ia menggunakan setelan jas serba hitam seperti pertinggi perusahaan, jelas saja itu menarik animo masyarakat. Oh ya, Reyn ini sebenarnya selebgram dengan konten belajarnya namun tidak terlalu ia banggakan karena ia merasa ia memang tidak melakukan hal yang membanggakan dilaman berbagi itu selain pamer ia rajin dan pintar

Dan kini dengan polosnya usai berkaca di ponselnya ia tidak mengakui hal itu. "Engga mencolok ah, ini biasa aja Raka. Lagian nih ya followers gue cuma 900k sekian. Banyakan juga lo"

"Cuma?"

Reyn memukul bahu Raka. "Iya iya maaf, jangan ketus gitu dong"

"Mau ngapain sih sampe nyusulin gue ke kampus? Nggak bisa telpon dulu gitu?"

"Udah, tapi ngga di angkat, jadi gue pikir lo marah sama gue soalnya gue tinggalin lo kemarin gitu aja di cafe. Abisnya gue ada urusan mendadak, terus nggak selesai sampe malem. Ini juga baru selesai isi seminar buat anak SMA, tapi gue nggak bisa berhenti khawatir kalo- kalo lo marah"

*Kemarin

Usai meminta Raka untuk memfotokannya, makanan utama yang keduanya pesan akhirnya tiba. Baru Raka hendak membuka topik pembicaraan lainnya namun Reyn tiba-tiba beranjak dari duduknya usai membaca sesuatu dari ponselnya. Tidak peduli Raka menatapnya dengan bingung gadis itu tetap sibuk memunguti barang-barangnya.

Don't Touch My FoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang