Cemilan tambahan : Makanan permintaan maaf

355 28 2
                                    

Sama halnya seperti yang terjadi pada Kean dan Jean karena masalah suprise hari ibu—Reyn juga cukup kesal pada Raka.

Bukan, bukan karena kue yang di buat suami dan putrinya itu justru berakhir di wajah Reyn alih-alih masuk kedalam perutnya. Namun karena bisa-bisanya Raka diam saja putrinya menjahili dirinya seperti itu.

Mengingat bagaimana pengalaman buruk yang terjadi pada Raka dan Aline karena suaminya itu terlalu sibuk bekerja dan membuat Aline tidak ingin dekat dengan Papi nya sendiri sebab merasa asing. Reyn diam-diam ketakutan. Jangan-jangan dirinya terlalu fokus pada perkejaan nya sampai lupa dengan keluarga sehingga Aline jadi menjauh darinya.

Reyn berdiri menatap jendala yang menunjukkan pemandangan halaman rumahnya yang cantik dengan air mata yang membahasi pipinya.

Lupakan soal usia pernikahan Raka dan Reyn yang hampir berusia dua belas tahun, Reyn masih saja merasa gengsi untuk menunjukkan sisi lemahnya di depan Raka secara terang-terangan.

"Reyn"

Tidak ada jawaban dari sang istri hingga membuat Raka yang sedari tadi duduk sembari menunduk memberanikan diri untuk mendekat.

"Reyn, aku minta maaf"

Masih tidak jawaban, Reyn mematung di posisinya.

Raka menghela nafas, ia lebih suka Reyn marah-marah secara terang-terangan atau mengomelinya selama dua jam daripada diam seperti ini.

"Reyn"

Kali ini Raka mendekap istrinya dari belakang. Hingga barulah ia bisa mendengar isak tangis sang istri.

"Maafin aku ya, aku gak bermaksud numpahin kue itu—"

"Ini bukan soal kue!" Reyn berbalik menatap Raka dengan lekat. "Kamu gak harusnya turutin kemauan Aline kalau caranya kayak gini, Raka. Kamu tau betapa takutnya aku kalau ternyata Aline jadi berjarak sama aku!"

Mata Raka melebar, ia tidak tahu perkara perayaan hari ibu ini justru membuat Reyn sedemikian terluka.

"Aku gak tau kamu bakal berpikir sejauh itu Reyn, aku cuma mau kasih kamu kejutan aja atas kerja keras kamu selama ini."

"Gak itu gitu cara nya dong, sayang! Mana ada orang sayang diemin gak ada alasan. Mana kepikiran aku kamu sama Aline mau ngasih kejutan gini. Yang ada di kepala aku dari kemarin itu aku udah gagal jadi ibu"

Reyn mendorong Raka menjauh, ie berdiri ke pojok ruangan.

"Iya aku salah, maafin aku, Reyn. Aku janji gak akan bantuain Aline bikin kejutan pake ide yang aneh-aneh"

Reyn kembali bergeming, sementara Raka mendekat dengan langkah hati-hati. Ia menarik ujung kaos Reyn seraya merayu istrinya itu agar memaafkan nya.

"Ayo lah Reyn, maafin aku"

Selama tidak jawaban dari sang istri, Raka akan terus menarik-narik ujung baju Reyn.

"Reyn, kamu itu mami yang hebat tau. Suami ke urus makanya jadi ganteng banget gini setelah nikah meski berat badan naik cukup signifikan. Aline jadi putri yang pinter dan berkepribadian baik, sehat, cantik lagi. Bahkan aku kadang mikir cantikan dia dari ibunya sekarang. Tapi pantes sih kan ada gen aku juga disana. Eh bukan itu intinya sih—pokoknya kamu gak gagal jadi orang tua. Kamu tau kamu itu hebat dalam segalanya, Reyn. Mana bisa dikatakan gagal"

Reyn masih bergeming, dengan begitu Raka juga masih terus merayu dengan menarik ujung baju Reyn.

"Reyn, kamu itu segalanya. Ya meski maksudnya segalanya sama kamu. Nyuci, masak, ngurus rumah, ngurus anak, ngurus keuangan, ngurus kerjaan, ngurus aku—"

"Kamu tuh lagi sensus kegiatan aku apa gimana sih?!"

"Bukan itu aku lagi kasih tau kalau kamu itu hebat, jadi mana mungkin kamu gagal. Ini murni salah aku yang emang nurutin Aline gitu aja gak pikir panjang dulu. Jadi maafin aku ya"

"Ya aku maafin, tapi ada syaratnya"

"Apa? Apapun itu aku turutin"

.

Ingat saat Reyn berkata ia ingin punya restoran dulu? Ya mimpi itu masih ada meski entah kapan akan terwujud nya karena wanita itu tidak memiliki banyak waktu ruang. Hal itu yang menyebabkan Reyn masih saja semangat mencoba menu masakan baru dan Raka menjadi 'tumbal' untuk menjadi penyoba pertama.

Ingat juga tentang Reyn yang sudah berniat memasak menu masakan terbaru sebagai bentuk pertanyaan hari ini? Namun karena rencana kejutan dari Aline jadilah batal semua dan berakhir dengan pertengkaran pasangan suami istri ini.

Dan inilah saatnya untuk mewujudkan rencana tersebut. Syarat agar Raka dimaafkan adalah mencoba menu masakan terbaru tersebut.

Pukul sepuluh malam, sepertinya nanya rumah Raka dan Reyn yang dapurnya masih sibuk.

Sementara Reyn sibuk di depan kompor, Raka duduk manis di meja makan sembari berdoa dalam hati. —Tuhan, semoga masakan Reyn kali ini enak.

Setelah beberapa saat kemudian, semangkuk sup dengan isian daging dan apa itu—cireng kah? Tapi kok gak di goreng?

Perasaan Raka mulai tidak enak melihat sup berkuah putih seperti susu itu, bukan seleranya sekali makan makanan asin berwarna terang seperti ini. Tapi demi permintaan maaf nya di terima. Ayo kita makan saja.

"Ini apa Reyn? Cuma ini aja? Tumben cuma satu"

"Iya karena udah malem, nanti kamu kekenyangan malah gak bisa tidur lagi. Ini nananya Tteokguk."

"Teo apa?" Dahi Raka berkerut.

"Tteokguk, ini makanan khas korea yang biasa dimakan dimalam tahun baru Korea. Buat Imlek sih sebenernya, tapi gak papa. Makanan kan bisa buat kapan aja."

Raka masih belum memiliki keberanian untuk memakan nya, ia mengaduk sebentar lalu mengangkat gumpalan putih kenyal yang berada didalam sup tersebut.

"Ini cilok?"

"Kok cilok sih! Itu tuk tteok. Kue beras khas korea. Udah deh cobain aja. Enak jamin"

Baiklah, baiklah, toh ditahan-tahan juga tetap harus dimakan juga. Dan tepat saat suapan pertama mata Raka terbelalak. Gumpalan putih yang Raka kita adalah cilok itu ternyata enak, dipadukan dengan kaldu gurih rasa daging yang hangat.

"Gimana?"

Raka tidak menjawab, lelaki itu sibuk memakan suapan berikutnya hingga membuat Reyn tersenyum senang.

"Enak ya"

Kali ini Raka mengangguk antusias. Ah, beruntung sekali percobaan Reyn kali ini memperoleh hasil yang baik.

.

"Jadi—" Raka telah selesai makan dan menghabiskan segelas teh hangat. "Aku di maafin?"

Reyn mengangguk. Ia menghampiri Raka dan segera memeluk suaminya itu. "Jangan gitu lagi ya, aku gak suka ah dikasih kejutan pake dimusuhin dulu. Gak kalian kasih kejutan aja aku seneng kok selama kamu sama Aline abisin masakan aku"

Raka mengusap pelan pundak Reyn. "Iya aku janji gak kayak gitu lagi. Tapi kapan-kapan boleh dong masakin tok apa tadi?"

"Tteokguk"

"Iya itu, Aline suruh nyobain juga. Biar dia tau maminya ini memang hebat"

"Kamu ini!" Reyn memukul pundak Raka dengan pelan.

"Selamat hari ibu, istri ku"

...

Wah ternyata cerita ini udah dua tahun kau tulis. Makasih ya atas dukungan nya untuk Kean, Jean, Raka dan Reyn.

Aku berniat nulis spesial tahun baru juga, mungkin coming soon ya hehe.

Selamat tahun baru 2023 semuanya. Semoga tahun dengan kita bisa menjadi pribadi yang lebih lagi 🎉

Oh ya, jangan lupa mampir ya di cerita terbaruku.

https://www.wattpad.com/story/320602741-u-turn

(Yang suka sama wonwoo seventeen boleh mampir juga hihi)

Don't Touch My FoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang