Mengantarkan kue penyemangat

564 120 123
                                    

*Saran sambil dengerin lagunya Yuju GFriend by your side ya.

.

Kean menunggu di depan ruang ICU sembari menelpon nomor yang sedari tadi tidak kunjung terhubung.

Jean tidak pernah seperti ini sebelumnya, selama mereka berteman Jean selalu sigap menerima panggilan baik dari dirinya maupun dari Raka.

Ini sudah kesepuluh kalinya Kean menelepon, namun tidak kunjung diangkat. Hal itu membuat Kean sampai pada satu kesimpulan, Jean sedang tidak baik-baik saja.

Kinan sedang dalam tindakan, Raka juga terlihat baik-baik saja, sebenarnya tidak banyak yang bisa dilakukan Kean di rumah sakit lagi pula ada Papa di sebelahnya. Akan lebih berguna jika kerumah Jean sekarang, memastikan keadaan gadis itu dari pada ia khawatir sendirian seperti sekarang. Jika Jean sudah bisa ia pastikan baik-baik saja, setidaknya pikirannya bisa difokuskan pada Kinan.

Tepat saat ia hendak pamit pada Papa, dua orang kepercayaan Papa tiba.

Ketiganya berbicara cukup jauh dari Kean. Kean tidak bisa mendengar apapun yang dibicarakan mereka, hingga beberapa saat kemudian Papa kembali seorang diri.

Wajah beliau murung, itu pertanda ada hal buruk lainnya yang mungkin saja terjadi.

Kean menyambut Papah. "Ada apa, Pa?"

"Bagaimana ini mas, banyak pihak yang menuntut kehadiran Papa ke publik"

"Lakukan saja, Pa"

"Tapi mas, sekali Papa ketahuan publik. Semua berita masa lalu papah akan kembali terangkat kepermukaan, itu bisa memperburuk—"

"Belum tentu, Pa" Kean memotong asumsi negatif yang ayahnya tegaskan. "Belum tentu orang masih ingat masa kelam itu, belum tentu juga orang peduli akan hal itu dan belum tentu memperburuk keadaan"

"Justru karena itu belum tentu mas, Papa nggak bisa hancur sekarang"

"Kalau Papa nggak coba sekarang mungkin kehancuran akan benar-benar terjadi, para investor itu akan segera menjual saham perusahaan kita karena panik. Harga saham akan terus turun dan semuanya akan menjadi seperti domino runtuh. Tapi jika Papa coba untuk memperbaiki ini, mungkin juga kehancuran itu nggak akan terjadi. Dan apapun yang terjadi setelahnya yang berhubungan dengan kasus sepuluh tahun lalu—lagi pula itu hanya masa lalu. Mungkin akan berisik sementara waktu, tapi pasti akan kembali reda."

Kean menatap Papa dengan lebih serius. "Mas tau Papa bisa melalui ini. Kita bisa melalui ini."

Dengan ini Kean segera mengurungkan niatnya untuk segera menemui Jean. Ia harus tetap berada dirumah sakit, sebab Papa harus menyelesaikan masalahnya segera.

Tetapi lelaki itu tidak berhenti mencoba untuk menghubungi Jean. "Maafkan aku Jean, besok, besok aku akan menemui mu"

.

Dua tahun lalu Jean berusaha selama mungkin untuk bisa menulikan telinga nya untuk tidak mendengar setiap berita buruk yang ditujukan kepadanya.

Semua itu hanya rumor tidak benar dan tidak berdasar, ia lebih tahu dari siapapun bahwa dirinya bukanlah seorang pembunuh, bukan pembawa sial apalagi suatu tanda kehancuran bagi orang di dekatnya.

Sayang nya hati Jean tidak sekuat yang ia kira. Di tempa stigma negatif setiap harinya membuat Jean tidak sadar mulai menerima stigma itu untuk dirinya sendiri.

Saat itu, seorang ibu dari teman Jean dikabarkan masuk rumah sakit.

"Kalian tau ibunya Rasya masuk rumah sakit?" Ujar salah seorang temen sekelas nya pada orang-orang di kelas.

Don't Touch My FoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang