Tidak pernah Kean melihat sahabatnya sangat bersemangat seperti ini dalam mengejarkan sesuatu bahkan untuk debut nya dulu Raka masih tidur tepat waktu walaupun bangun tetap kesiangan.
Namun untuk tugas kelompok bahasa Indonesia yang bagi Kean hanya sekedar mereview dua buku bacaan tentang ekonomi saja Raka seperti hendak pergi jauh karena persiapanya yang luar biasa. Charger, laptop, usb, wifi fortabel, meski dormnya sudah ada wifi. Buku bacaan tentang ekonomi itu tentunya, lalu ada aneka cemilan dan makanan besar tidak lupa juga makanan instans, obat mata, alat pijat, cairan pembersih kacamata, koyo, kayu putih, dan perintilan lainnya yang membuat Kean justru pusing melihatnya.
"Lo mau kemana sih, Ka?"
"Nugas lah" Kean melebarkan tangannya demi mengisyaratkan banyak persiapan yang Raka yang lalukan. "Ini amunisi gue buat nugas!"
"Terus lo ngapain nyuruh gue ke dorm lo pagi-pagi?"
"Bantuin gue."
Kean menatap malas sahabatnya. "Lo nggak bisa kerjain sendiri? Ini cuma ngereview."
"Gue nggak suka baca, jadi harus ada temennya biar nggak ngantuk pas ngereview. Bisa-bisa gue tidur kalo sendirian"
"Kata lo itu tugas kelompok"
"Iya, tapi kelompok gue Jean. Dan gue nggak punya akses buat ngehubungin dia" ujar Raka dengan lemas sebelumnya akhirnya ia berdiri bersemangat. "Lo punya nomer dia ya?!"
"Enggak" jawab Kean dengan cepat dan membuat semangat Raka luntur.
"Ya udah deh, lo bantuin gue aja"
Kean tersenyum tipis, rupanya ini akibat dari bolosnya Jean kemarin yang berakhir dengan makan es krim. Beruntung, yang menjadi anggota kelompok nya adalah Raka yang polos ini. Jika orang lain, mungkin Jean tidak akan mendapatkan nilai dan justru mempersulit gadis itu.
"Sini deh, gue review yang satu. Lo yang satunya." Kean langsung mengambil satu buku yang tebalnya kira-kira empat ratus halaman itu dan mengambil duduk di sudut yang berada dari Raka dan perintilan-perintilan nya.
Satu jam berlalu, Kean hampir selesai dengan tugas Review tersebut. Ia mengangkat pandangannya dari depan laptop dan yang terlihat bukan lagi Raka yang bersemangat seperti sebelumnya melainkan Raka yang sudah tertidur.
"Di temenin aja tepar dia." Kean membuka tutup pulpennya lalu melemparkannya pada Raka. "Bangun lo! Kerjain tugasnya"
"Oh iya, tugas, iya tugas!"
Dan kejadian yang sama terus berulang hingga malam tiba. Sabar sekali Kean menghadapi temannya ini ditambah harus mengerjakan tugas yang bukan miliknya, jika bukan karena ingin membantu Jean sudah Kean tinggalkan sedari tadi Raka yang bulak balik tertidur.
.
Jean duduk di bangku nya yang biasa, paling belakang di sudut kanan. Meski ia berani untuk bolos minggu lalu di mata kuliah bahasa Indonesia, tidak bisa dipungkiri kini ia sedikit merasa khawatir karena tidak mengerjakan tugas sementara teman-temannya sudah selesai presentasi.
"Selanjutnya kelompok lima, Jean dan Raka silahkan maju" ujar bu Dosen.
Jean berdiri, ia hendak beralasan karena tidak mengerjakan tugas. "Em bu saya—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch My Food
Genç KurguJean, dibacanya Jian ya bukan Jin. Meski gadis ini memang selalu mengastralkan dirinya agar tidak terlihat padahal nama tengahnya juga bermakna keberadaan. Kean, tetap dibaca Kean, nama lengkapnya Kenneth Danielle. Tapi Kean tidak suka nama aslinya...