"Oke kita mulai dari awal"
"1+1=....?"
"Dua!"
"10+10=....?"
"Dua ratus?"
"Kamu tidak perlu memindahkan kedua nolnya"
"loh kenapa Daddy? kan kasian kalo cuma satu, di masing-masing sepuluh kan ada satu nol nya,,,,masa satu sama satunya bersatu nol nya cuma di kasih satu" Jelasnya panjang lebar.
Yoongi memijat pelipisnya lalu menghela nafas *sabar* batinnya.
"Tae...kalau satu dan satu bersatu menjadi dua, jadi nol dan nol nya juga bersatu-"
"Menjadi satu!"
"Nol itu tidak bisa menjadi angka hidup"
"tapi nol juga angka"
"tapi ketika penjumlahan kau tidak perlu menambahkan nol nya"
"AH PUSING" Taetae menarik aple hair nya sebal.
"heh jangan di tarik dong" Yoongi kembali mengikat rambut Taetae dengan ikat rambutnya.
"Taetae di sini dulu ya, Daddy ke kamar mandi dulu"
"oke" Yoongi menurunkan Taetae dari pangkuannya ke kursi kerjanya, lalu melesat ke kamar mandi. Mereka sedang berada di kantor Yoongi, Jimin sedang keluar jadi tidak mungkin Yoongi meninggalkan Taetae sendiri.
Taetae memutar-mutar kursi Yoongi sambil duduk di kursi tersebut.
"ugh mual" Aduh bagaimana tidak mual, kursi Yoongi yang sebesar itu dan Taetae di tengahnya.
BRAKK!
Taetae hampir terjatuh dari kursinya karena pintu yang di buka kasar tiba-tiba.
"SUDAH KU BILANG AKU INGIN MENEMUI YOONGI, AKU INI NYONYA DI SINI KALIAN LUPA?!"
"Kenapa ini?" Tanya Taetae yang masih terduduk santai di kursinya sambil memegangi kepalanya.
"Tuan kecil, dia memaksa masuk kami sudah melarang tapi...."
"tidak papa, biar dia bertemu dengan Daddy dulu, kalian boleh keluar" Kedua Bodyguard itu kembali ke tempatnya masing-masing dan menurup pintu ruangan Yoongi.
menyisakan Taetae dan Yeoja itu di dalam. Yeoja? ya, Yeoja. Kira" ada urusan apa dengan Yoongi.
Yeoja itu merapikan bajunya lalu menatap ke kursi Yoongi.
'wow anak 7tahun? anak siapa dia?' Monolognya.
Dia mendekati kursi Yoongi dan menarik paksa Tangan Taetae, Tapi Taetae tetap berada di kursi milik Yoongi.
"Noona, urusanmu dengan Daddy kenapa aku yang di tarik?" Ini? bocah tujuh tahun?.
"Siapa yang kau sebut Daddy bocah?!"
Yeoja itu meremas kasar tangan Taetae. Taetae yang tidak terima Tentu menepis kasar tangan Yeoja itu.
"Noona, Taetae ini bukan anak kecil yang bisa kau peras sesuka hatimu"
Yoongi keluar dari kamar mandi setelah mendengar keributan tadi dan mendengar suara Taetae.
"Noona kira aku akan menangis sambil memohon huhuhu tolong lepaskan aku...bla bla bla, caramu sangat basi"
"Jika aku mau kau sudah ku banting menjadi berkeping-keping"
Taetae dengan santai menggerak-gerakan kursi Yoongi, dan lebih sibuk dengan permennya.
"Masih berani kau datang?"
"Yoongi~" Yeoja itu bergelayut manja di tangan Yoongi sambil menempelkan wajahnya ke jas hitam Yoongi.
"Aku muak dengan bau parfummu" Dia menepis kasar tangannya untuk menyingkirkan Yeoja itu.
"Yoongi, masa tadi bodyguard mu berlaku tidak sopan padaku aku kan masih nyo-"
"Nyonya? tidak ada nyonya lagi sekarang, satu-satunya orang selain saya yang di hormati di sini hanya...
Yoongi memutar kursi Taetae yang tadinya menghadap ke belakang jadi menghadap ke tempat Yeoja berdiri.
...pangeran kecil ini"
"Dia?! dia yang berani merebut posisi ku?"
"Setelah semua yang kau lakukan, masih berani menampakan wajahmu di sini HEERA?" Dia menegaskan nama Yeoja tersebut.
Ya benar, dulunya dia adalah nyonya di perusahaan Yoongi namun peelakuannya yang semena-mena sangat tidak di sukai orang di kantor Yoongi.
"Kau menginginkan kursimu bukan? maaf nanti akan saya ganti dengan yang baru, yang lama sudah Ter-ba-kar"
Yeoja itu mencoba mendekat pada Yoongi tapi suara Taetae menghentikannya.
"Noona, Kau ini pemulung dari mana? lihat bajumu, seperti kain buangan"
"BERANI-BERANINYA KAU-"
"Ya! jangan mendekat, bedak mu itu mengelupas seperti cat tembok yang kering nanti kalau jatuh di bajuku kan kotor"
Tangan Yeoja itu hampir melayang di pipi Taetae tetapi Yoongi segera mencengkram erat pergelangannya.
"Urusanmu denganku! kemana saja kau baru datang hah? bukannya kau kabur dengan lelaki lain?"
"Dia tidak mencintaiku, dia hanya menginginkan hartaku"
"Bagus, aku akan berterimakasih padanya"
"Aku akan membuat bocah itu seperti orang tuamu jika kau tidak kembali padaku!"
"Kau hanya kabur dari penjara Kriminal, Kau keluar karena lelaki yang membayar jaminan mu itu kan"
Yoongi mencengkram semakin erat pergelangan tangan Heera, amarahnya sudah di ujung nafasnya. Seketika Heera ciut dan tubuhnya semakin mundur, mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Yoongi.
Tak segan lagi Yoongi mendorong kasar tubuh Heera hingga membuatnya mundur dan kakinya terbelit oleh hels nya sendiri.
Dia terjatuh ke belakang, Taetae meletakan kotak asbak tempat putung rokok dengan pinggiran Yang runcing, tepat sebelum kepala Heera terjatuh dan....dia meninggal dalam sekejap.
Taetae menampilkan senyum lucu, dia mendatangi Yoongi dan menendang kaki Heera yang menutupinya. Taetae naik ke gendongan Yoongi, dan dengan sigap Yoongi mengangkat tubuh Taetae.
Dua bodyguard masuk dan mengecek denyut nadi Heera.
"Tuan, dia meninggal"
"Dia terjatuh karena ulahnya sendiri, bawa mayatnya pergi dari sini!"
"baik tuan" Kedua bodyguar tersersebut membawa mayat Yeoja itu keluar.
Yoongi kembali duduk di kursinya dengan memangku Taetae.
"HUWAA DADDY SAKIT" Yoongi terkekeh dan mencubit hidung Taetae.
"siapa yang mengajarimu begitu huh?"
"Hiks..."
"heh? ya! kau benar-benar menangis Aigoo cup cup cup"
Taetae memeluk Yoongi erat sambil menduselkan wajahnya di dada Yoongi.
Aduh gatau deh ya kalian masih baca ini atau ga, soalnya ini juga cerita iseng" doang slow up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Hybrid [YOONTAE] End
Literatura Femininamenceritakan tentang seorang anak yang di selamatkan oleh Yoongi, hingga akhirnya di rawat dan di besarkan sendiri