Bab Empat

3.5K 112 1
                                    

Larasati mengamati sekeliling saat berada ditaman sekarang Ia melihat pohon tinggi disudut taman dan tampak pohon lain di luar tembok pembatas,Ia berencana keluar lewat sana dan pergi berjalan-jalan keluar rumah tanpa ijin lalu kembali kerumah sebelum ada yang menyadari.
Sudah satu tahun Ia tinggal dirumah besar ini tapi tak pernah sekalipun menginjakkan kaki keluar pagar rumah Ia seperti tinggal disebuah sangkar,semua keperluannya sudah tersedia tak pernah kurang,hanya Ia tak punya kebebasan.
Ia sudah bertekad besok Ia akan melarikan diri dan setelah puas akan kembali.Larasati tersenyum lalu berjalan masuk kedalam rumah menuju ruang untuk gym pribadi Ia harus prima esok hari untuk melaksanakan rencananya.
*
pagi sekali Ia meniup balon lima buah lalu dibawa keluar rumah dan Ia taruh di taman dan pura-pura bermain-main di sana ditunggu dua penjaga lalu Ia meminta tolong dua penjaganya untuk mengambilkan alat di tempat gym karena ingin olahraga diluar,mereka tak menyadari lalu menuruti begitu saja,dan Laras segera meletakkan balon dibawah cctv yang menyorot tempat Ia akan pergi dan berlari sekencangnya lalu memanjat pohon dan melompat ke pohon di seberangnya dan setelah turun Laras berlari sekencangnya melewati rumah-rumah besar disekitarnya lalu masuk kesebuah celah disalah satu dua rumah besar dan berhasil meninggalkan komplek perumahan elite itu dan berjalan pelan ke sebuah kampung,Ia lupa kalau Ia tak memiliki uang sepeserpun.akhirnya dengan putus asa Ia hanya berjalan saja terus kedepan.
##
Arwanni memukul habis-habisan seorang pria pimpinan genk yang diutus untuk mengusiknya  memaksakan sebuah proyek pada Subrata grup,Pimpinan itu tidak tahu kalau Subrata grup memiliki organisasi terselubung dibawahnya yang dipimpin oleh Putra tertuanya yang tidak banyak diketahui keberadaannya.
"Buang Ia diruang bawah tanah,hingga Ia tak berani kembali mengusik perintah Arwanni,tubuhnya terdapat banyak cripatan darah segar,Ia mengeluarkan rokok dan menyalakannya,Ia menyenangi kegiatan saat ini,Ia bisa meluapkan kemarahannya yang tak bisa Ia luapkan pada Ayahnya yang mengkhianati ibunya dan juga rasa sakitnya karena ditinggal pergi ibunya saat Ia masih kecil lalu perempuan yang jadi ibu tirinya yang hanya selalu mencoba menyingkirkannya.
Jack datang menghampiri setelah selesai meringkus gerombolan anak buah genk yang mengganggu.
"Perempuan itu kabur dari rumah",ucapnya dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Sialan...menjaga satu perempuan saja tak becus",serunya mematikan rokok.
"Cari dia...bawa pulang hidup-hidup",perintah Arwanni .
Ia lalu berlari dan langsung menaiki motor pulang kerumah,Ia sangat marah karena Larasati berani meninggalkan rumah itu bearti berani melawannya.
*
Arwanni langsung memukul anak buahnya satu-satu begitu sampai dipagar rumah.
"Apa masih kurang pelatihan kalian,menjaga satu perempuan yang bahkan tak bisa beladiri kalian tak pecus..",teriak Arwanni
"Siapa yang terakhir menjaganya",teriaknya lagi
"Kami bos...",seru dua orang sambil berlutut.
Tanpa banyak bicara Ia memukul keduanya dengan tongkat,mereka hanya pasrah bahkan darah segar sudah berceceran di lantai halaman rumah.
Lalu meninggalkannya setelah mereka pingsan tak berdaya.Arwanni kembali menaiki motornya dan berkeliling komplek mencari Larasati.
#
Larasati berhenti disebuah Pasar lalu berjalan  didalamnya dan tersenyum melihat-lihat begitu banyak makanan yang menarik,akhirnya karena tak punya uang Ia hanya berkeliling dan mulai terasa lelah.Ia duduk dan bersandar di tangga jalan masuk pasar,Ia mulai linglung tak tau jalan pulang.Ia duduk diam memandang kesana kemari bingung.Ia mulai menyesal karena meninggalkan rumah tanpa teman saat dirinya menderita Amnesia.
*
Leonardo terpaksa mampir ke pasar karena Ia lupa membawa alat tulis atau mungkin terjatuh saat berangkat kuliah tadi pagi.
Leonardo mengamati seseorang yang duduk di tangga memakai topi dengan kaos oblong dan celana pendek sendirian.Leonardo menghampirinya "kakak ipar...",ucapnya ragu
Begitu melihat Leonardo,Larasati langsung berlari turun memeluknya dan menangis.
"Antarkan aku pulang aku tersesat,kepalaku sangat sakit saat mencoba mengingat jalan pulang",ucap Laras lirih
"Kakak sendirian...",seru Leonardo
"Iya..aku ingin melihat dunia luar tapi malah tersesat",jawab Larasati sambil melepas pelukannya dan mengusap air matanya
"Apa kak Arwanni tahu..",tanyanya
"Tidak aku tidak bilang pada siapapun,dan aku menyesal sekarang",ucap Larasati.
"Gawat..",seru Leon lalu naik ke motor nya dan menyuruh Laras naik dibelakang,dan bergegas kembali kerumah.
"Kakak aku cuma bisa antar sampai sini",seru Leon yang berhenti disudut gang,Ia tak berani takut kakaknya tahu dan menghajarnya.
"Itu rumah kita yang ada penjaganya banyak,cepat sana kembali..
Semoga suamimu tidak mengetahuinya",pesan Leon lalu segera pergi menjauh.
Larasati berjalan pelan menuju rumah dan langsung disambut oleh beberapa penjaga dan pak Parjo.
"Nyonya kemana saja...dan kenapa tak bilang pada kami ",ucap mereka dengan wajah panik dan gelisah.
Mereka mengikuti Larasati yang diam saja dan langsung masuk ke halaman rumah hingga tetdengar suara ricuh dibelakang,Larasati menoleh dan melihat Arwanni yang memukuli penjaga rumah dan  memukul pak Parjo.
Larasati berlari lalu melindungi pak Parjo dan memegang kaki suaminya.
"Jangan pukul siapapun..aku yang salah...aku cuma ingin jalan-jalan keluar rumah",seru Laras memegang erat kaki Arwanni tapi kemudian Arwanni menendangkan kakinya hingga membuat Laras tersungkur.
Laras berdiri lagi lalu mendekat ke Arwanni lagi tapi tubuhnya langsung diangkat oleh Arwanni dan dipanggul kedalam rumah,Arwanni tak perduli meski Laras berteriak memukul-mukul punggungnya.
Dan setelah masuk kamar Arwanni mengunci pintu dan melemparkan tubuh Larasati ke atas ranjang dan lalu menindihnya dan mencekik lehernya,Laras tak bisa melawan sama sekali,Ia melihat mata Arwanni yang menakutkan menatapnya saat ini.
"Kamu pikir kamu siapa...hah",teriak Arwanni sementara Laras mencoba melepaskan tangan Arwanni yang mencekiknya.
"Berani kamu melawanku...kurang ajar",teriaknya lagi lalu tangan kanan Arwanni menampar pipi Laras  kanan dan kiri bergantian dengan sangat keras.karena lehernya dicekik Laras tak bisa mengeluarkan suara hingga Arwanni berhenti saat mulut Larasati bergerak membuat sebuah kalimat,"aku istrimu...aku mencintaimu..maafkan aku"
Larasati kemudian pingsan dengan wajah penuh luka begitu juga hatinya.
Arwanni tanpa sadar merengkuh tubuh Larasati lalu memeluknya erat,"maafkan aku,..aku takut kamu hilang",ucapnya pelan.
Arwanni menyelimuti tubuh Larasati lalu keluar berdiri dibalkon dan menyulut rokok.
"Rob..kesini,perempuan itu terluka,aku baru saja menghajarnya",ucap Arwanni langsung mematikan telepon setelah menghubungi Robert.
*
Robert datang bersama Jack dan masuk kedalam kamar setelah dibuka kuncinya oleh Jack dari luar,mereka melihat Laras terbaring ditempat tidur dan Arwanni yang berdiri di balkon merokok diluar sana.Jack menghampiri Arwanni.
Sedangkan Robert merasa miris melihat muka Laras yang hancur,dan dilehernya ada bekas tangan disana.Robert membersihkan lukanya lalu memasangkan infus ditangan Larasati dan menyuntikan obat lewat selang infus.
"Lepaskan dia itu lebih baik.."ucap Robert
"Kak..Ia tidak tau siapa kakak,Ia bahkan tak ingat kejadian kecelakaan dan seluruh hidupnya sebelumnya,bukankah mudah meninggalkan dia disuatu tempat begitu saja tak usah repot",tambah Jack
"Dia istriku...",
Ucap Arwanni yang terlihat sudah menyulut beberapa rokok,
"kenapa kakak jadi perduli padanya",tanya Jack
"Sepertinya kamu terobsesi oleh istri buatanmu itu",ucap Robert.
"Jika sudah selesai pergi kalian dari kamar ini",usir Arwanni
"Oke...aku ada dikamar bawah kalau istrimu butuh aku",kata Rob lalu pergi keluar.
"Apa yang ada dipikiran kakak..aku sama sekali tak mengerti",Jack keluar menyusul Robert.
#
Arwanni membersihkan tubuhnya lalu memakai kimono dan berbaring disamping Larasati yang belum sadar .Ia mengamati wajah Larasati yang penuh luka akibat pukulannya,Ia mencium kening Laras lalu tertidur sambil memegang tangan Laras yang tak terdapat infus.
*
Arwanni bangun tapi Larasati tidak ada disampingnya, peralatan infus juga tidak ada,Ia bergegas keluar dengan masih pakai kimono,semua berkumpul dimeja sarapan pagi hidangan yang biasa Larasati masak juga lengkap dimeja,Robert juga makan disana.
"Dimana dia",seru Arwanni.
"Sarapan itu penting...duduklah sini",sahut Robert tenang
"Bruukk..",Arwanni menggebrak meja
"Dimana dia..",serunya.
Sebuah pelukan melingkar diperutnya,Ia melihat semua yang berada dimeja makan tersenyum kecuali Jack tapi tak memandangnya dan tetap melanjutkan sarapan.
"Sudah cukup marahnya ya...semua bisa mati dengar teriakanmu",ucap Larasati yang masih memeluknya dari belakang sangat erat.
Tubuhnya menghangat karena pelukan Larasati.
"Rob..Apa kamu ingin dihajar,tak merawatnya malah enak-enakan makan disitu.",teriak Arwanni
"Kamu terlelap saat aku merawatnya,Ia ingin memasak karena perutnya lapar,persoalan mukanya dia bilang ingin mengingat kesalahannya saat melihat cermin",jawab Robert dengan mulut penuh makanan.
Larasati melonggarkan pelukannya lalu pergi keatas menuju kamarnya,Arwanni mengamatinya.
"Aku akan buat perhitungan denganmu nanti",tunjuk Arwanni pada Robert lalu pergi menyusul Larasati.
"Kukira kak Rob bohong saat bilang mereka menikah karena jatuh cinta",ucap Leon
"Apa katamu.."sahut Jack
"Yah...kupikir dulu,kakak ipar melakukan trik dan membuat kakak menikahinya,tapi sepertinya benar kakak mecintainya",ucap Leon
"Huk..uhuk..uhuk..",jack tersedak karena ucapan Leon yang tidak tahu rahasia sebenarnya,meski Ia juga tak mengerti yang dilakukan kakaknya.
"Aku menyukai Laras..Ia tak cerewet dan ribet sebagai perempuan dan masakannya enak,bahkan hari ini setelah kemarin dipukuli suaminya,Ia tetap membuat sarapan untuk kita",kata Affandi
"Kakakmu itu tak pernah menyentuh wanita dan Dia yang pertama,jadi Arwanni tersengat listrik 1000 mega watt tanpa Ia sadari ",sahut Robert
"Hahahahaha...semua tertawa kecuali Jack",Ia tak menyangka Robert mengatakan itu,padahal Ia tahu siapa Larasati.
#
Larasati merebahkan diri di tempat tidur,kepalanya berdenyut tapi Ia diam saja,hingga Ia tak menyadari Arwanni mengikutinya.lalu mengambil obat di samping tempat tidur dan meminumnya pada Laras
Kemudian Laras memejamkan mata setelahnya.Arwanni berdiri melihatnya dengan muka yang masih memar dan lecet karena pukulannya.
Ia melangkah ke balkon dan menyulut rokok dan selama beberapa jam disana  hingga menghabiskan beberapa batang rokok,sudah siang tapi Larasati masih diam diatas tempat tidur.


~~~~Baca terus ya ceritaku~~~~

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang