Bab 32

1.4K 62 2
                                    

Arwanni mengirimkan pesan untuk Jack jika menemukan Larasati di Swedia, dan memberitahu Jack jika Larasati memiliki anak darinya seorang perempuan.
Arwanni menyuruh Jack untuk merahasiakannya terlebih dulu dari siapapun.
Arwanni juga mengirimkan fotonya saat bersama Nea.
Ia juga memberitahu jika namanya berganti Rebecca, kelak jika mereka bertemu supaya memanggil Larasati dengan nama Rebecca.
##
Rebecca menyiapkan bekal untuk Nea kemudian meninggalkannya di meja makan, Rebecca pergi sebelum Arwanni datang untuk menjemput Nea berangkat ke sekolah.
Nea sudah sekolah SD, di Swedia di sebut Kommun Skolan.
Arwanni biasa menjemput pukul 8 pagi waktu swedia, karena 8.30 waktu sekolah Nea.
Atas bujukan Robert, Anna dan Enar akhirnya Rebecca membolehkan Nea memiliki waktu dengan Arwanni.
Arwanni selalu menitipkan bunga pada Nea untuk Ibunya.
Arwanni tahu tidak mudah untuk meluluhkan hati Rebecca kini, Ia bukan Ratih ataupun Larasati.
Arwanni mencintainya meski berubah dan berpisah sejauh apapun Ia tetap menyukai istrinya.
##
"Ibu..Nea ingin menginap satu malam dirumah Ayah", ucap Nea saat makan malam.
Hari ini Rebecca libur karena ada beberapa dokumen Nea yang harus diurus.
"Apakah Ayahmu yang mengusulkan itu",tanya Rebecca.
"Tidak Ibu...Nea ingin melihat rumah Ayah",jawab Nea.
"Tidak",sahut Rebecca tegas.
"Nea ingin tidur dipeluk oleh Ayah dan Ibu",ucap Nea pelan.
"Nea berubah...Ibu jadi sedih...",kata Rebecca.
"Nea cuma ingin tahu rasanya...seperti cerita teman-teman Nea tentang keluarga",kata Nea terasa menusuk dada Rebecca.
"Nea...tidak pernah kekurangan cinta dari siapapun, kenapa semua berubah semenjak kehadirannya",Rebecca tak mau kalah dari Nea.
"Nea sekarang memiliki Ayah, Nea ingin benar-benar memiliki  Ayah",ucap Nea yang kembali menekan dada Rebecca.
"Nea...Ibu mencintaimu, tapi Ibu cuma ingin berdua denganmu",ucap Rebecca perih.
"Satu kali saja Ibu...kumohon, Nea ingin tidur dipelukan Ayah",kata Nea memohon.
Rebecca diam menatap wajah putrinya, Ia takut Arwanni akan membawa pergi Nea.
Ia takut Arwanni akan menipunya dan merebut Nea darinya.
Nea dengan wajah sedih juga menatap wajah Ibunya dalam-dalam.
*
Rebecca berpikir hingga tidak tidur semalaman, Ia lalu menelepon Robert yang saat ini sedang berada di Belanda untuk mengajar.
"Nea memohon kak Rob, tapi apakah Kak Wanni bisa dipercaya",cerita Rebecca di telepon.
"Ia tidak akan membawa pergi Nea jika tidak dengan Ibunya",jawab Robert.
"Aku sudah bersusah payah pergi...untuk apa akhirnya jika hanya akan kembali bersamanya",bantah Rebecca.
"Kalian belum bercerai bukan...Arwanni sudah meninggalkan dunia hitamnya, kalian bisa hidup seperti pasangan lain",bujuk Robert.
"Aku tidak bisa menerima Ia telah membunuh Ratih, lalu menciptakan Larasati tanpa memikirkan keluargaku sama sekali",seru Rebecca.
"Tapi sekarang kamu adalah Rebecca, keluargamu juga tidak akan kekurangan",kata Robert.
"Kak Rob...Aku takut...takut jika hatiku luluh padanya karena Nea",ucap Rebecca.
"Arwanni mencintaimu, Ia tidak pernah berkorban untuk wanita selain Ibunya hingga Ia bertemu denganmu",bujuk Robert.
"Aku yang tidak bisa bersamanya...Aku tidak ingin bersamanya",ujar Rebecca.
"Maafkanlah dia demi Nea...Nea membutuhkan Ayahnya, dan Arwanni membutuhkan kalian",Robert terus menyakinkan Rebecca.
"Tak bisakah ..Aku dan Nea pergi lagi ",tanya Rebecca.
"Tak perlu terus berlari karena takdirmu adalah Arwanni",jawab Robert.
Rebecca jadi berlinangan airmata dan menangis sesegukan begitu menutup teleponnya.
Sebagian dirinya akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Nea tetapi sebagian lagi Ia kesal karena keinginan Nea untuk bersama dengan orang yang telah menghancurkan hidupnya.
##
Arwanni menyusuri kota Ia melihat-melihat kota tempat Anak dan istrinya tinggal selama ini.
Ia tak mengenal siapapun di Swedia itulah penyebab, Ia tak bisa menemukan jejak Larasati.
Ia terus mengutuk tentang kecerdasan sahabatnya yang menempatkan Istrinya di Swedia.
Dia kemudian punya ide untuk mendapatkan rumah disamping rumah Enar.
Ia juga mesti mengincar salah satu perusahaan terbaik di sekitar sini, untuk membeli sahamnya dan menjadikan miliknya.
Ia juga berencana membeli toko tempat Rebecca bekerja, agar istrinya bisa jadi pemilik bukan lagi pegawai.
Arwanni benar-benar bertekad untuk membawa kembali keluarganya menjadi utuh.
Wajah Nea yang membuatnya selalu bersemangat kini setiap hari, Ia bahkan siap di tikam berkali-kali lagi asal bisa membawa Istri dan anaknya bersatu bersama dengannya.
#
"Ayah...Aku ingin tidur dipeluk Ayah",ucap Nea saat berada dalam perjalanan kesekolah bersama Arwanni.
"Oke...nanti pulang sekolah Nea bisa tidur dipangkuan Ayah",ucap Arwanni.
"Bukan dimobil...tapi di tempat tidur, di kamar Ibu",kata Nea.
"Nea...Ibu akan marah pada kita jika begitu",kata Atwanni.
"Semalam Aku sudah bilang pada Ibu, percayalah Ayah...Ibu tidak pernah menolak permintaan Nea",ucap Nea bangga.
"Sungguh...anak Ayah yang cantik",ucap Arwanni sambil  mengusap pipi Nea dan tersenyum.




Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang