Bab lima belas (21+)

4.3K 62 0
                                    

Larasati masuk setelah melihat Robert keluar ruangan mendorong troly peralatan bersama beberapa anah buah Arwanni.
Arwanni tersenyum melihat Larasati masuk lalu ikut naik ketempat tidur disamping Arwanni,dan langsung tidur dipangkuannya.
Arwanni membelai lembut rambut Larasati.
"Apa kakak sungguh mencintaiku",tanya Larasati,tak dijawab masih terus membelai rambutnya.
"Apa saat kita menikah dulu kita saling mencintai",tanyanya lagi.
"Kepalaku sedikit pusing bisakah aku rebahan",ucap Arwanni.
Larasati bangun dari pangkuan Arwanni lalu ikut membantu saat Arwanni merubah posisi duduknya untuk tidur,tapi Larasati kembali menempel lalu menarik tangan Arwanni dan menjadikan lengannya bantal lalu memeluk Arwanni.
"Apa kau menginginkan bercumbu saat ini",tanya Arwanni.
"Apa salah bermesraan dengan suami",jawab Larasati.
"Maaf...kukira kau sedang menginginkannya saat ini karena aku tidak memenuhinya cukup lama saat pingsan",Arwanni sedikit malu menanyakan itu karena tubuhnya berdesir dipeluk Larasati dan merasakan tubuh hangat Larasati.
"Kak..Arwanni Subrata..hhmm..",Larasati bicara sendiri.
"Kamu kenapa...",tanya Arwanni yang kemudian memiringkan tubuhnya dan mendekap Larasati.
"Dikehidupan yang kakak jalani,pastinya pernah liburan kan?..ayo kita menginap beberapa hari di panti asuhan tempat tinggalku dulu",kata  Larasati.
Arwanni mencerna perkataan Larasati karena Ia tidak pernah menyebut panti asuhan selama ini,Ia juga tidak pernah tinggal disana tentunya tidak akan punya memori apalagi merindukan tempat itu.
"Kapan",tanya Arwanni.
"Hhmm....setelah kakak lebih baik",jawab Larasati.
Larasati ingin menyelidiki tempat itu,jika Ia tidak mengingat sedikitpun dan jika orang-orang disana tidak akrab padanya itu bearti Ia ditipu dan tidak pernah tinggal disana.
"Aku akan memberitahumu saat kita akan kesana",kata Arwanni tetap tenang.
Mereka akhirnya terlelap berdua dalam posisi berpelukan
##
Empat hari kemudian.
"Plop..(bunyi kemaluan Arwanni yang dicabut dari milik Larasati)..Ah..cup..cup.."Arwanni menghunjani ciuman di wajah Larasati setelah pergumulan panas mereka barusan.
"Dua jam lagi kita berangkat ke panti",kata Arwanni lalu bangkit dan menuju kamar mandi,meninggalkan Larasati yang masih terkulai lemas ditempat tidur kelelahan setelah melayani suaminya.
Hari ini mereka akan menginap di panti asuhan yang dikatakan tempat Arwanni menemukan Larasati lalu jatuh cinta padanya.
Arwanni meninggalkan ruangan setelah selesai membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian,sementara Larasati masih enggan meninggalkan tempat tidur.
*
  Mereka tiba di panti asuhan,Larasati melihat sekeliling bangunan benar-benar asing baginya,Ia mengikuti langkah kaki Arwanni menuju pintu masuk.
Seorang wanita setengah baya membuka pintu lalu tersenyum begitu lembut dan hangat,"anakku..kemarilah",ucapnya sambil menarik lengan Larasati menuntun kedalam rumah.Larasati mengikuti saja disusul Arwanni.
"Ibu sudah masak makanan kesukaanmu,dan juga membersihkan kamarmu,saat suamimu menelpon kamu ingin menginap beberapa hari disini",ucapnya yang disambut senyuman canggung Larasati.
"Nak kamu sudah ingat ibu",tanya ibu itu tiba-tiba.
Larasati menatap wajah ibu panti lalu menggelengkan kepala.
"Ayo ikut ibu...ibu tunjukkan kamarmu dulu",menarik lengan Larasati kemudian dan berjalan dilorong bangunan yang terdapat banyak kamar namun terlihat sepi.
"Jam segini mereka sedang tidur",ucap ibu panti mengetahui Larasati tampak kebingungan.
Panti itu hanya berisi bayi-bayi dan anak balita jadi disaat siang hari mereka tidur siang.Larasati terus mengikuti ibu panti hingga berhenti dikamar paling ujung berdekatan dengan taman bermain dan area menjempur pakaian,memang tampak banyak pakaian bayi dan anak kecil berjejer disana.
"Aku tidak ingat kapan kesini,aku yakin orangtuaku masih hidup,sepertinya aku harus mencari Amung mantan pacarku itu untuk mengetahui diriku dimasa lalu",bicara dalam hati,Larasati sedari awal memang pura - pura,Ia hanya ingin memastikan dirinya yang lupa atau suaminya yang bohong.
Ibu panti membuka pintu kamar tampak rapi dan bersih meski sederhana."ini kamarmu dulu sejak kamu sakit...kamu tidak pernah kesini jadi kadang ditempati pengurus panti yang lain",ucap ibu panti.
"Ehm...dimana pengurus panti yang lain bu",tanya Larasati.
"Oh..mbk Yanti dan mbak Susi ke pasar,mbok Ipah dan mbk Gianti mencuci dibelakang sana,mbok Is beres-beres didapur",jawab ibu panti tampak sangat tenang.
"Ayo masuk kedalam istirahat dulu,   suamimu pasti lelah,ibu pamit dulu ya  nanti setelah makanan siap kita makan bersama",ucap ibu panti.
Larasati masuk kedalam mengamati setiap sudut ruangan,Arwanni menutup pintu kamar lalu meletakkan tas serta jaketnya diatas sebuah kursi rotan kemudian melangkah duduk diatas tempat tidur.
"Kakak pernah menginap disini",tanya Larasati
"Tidak pernah",jawabnya singkat.
Larasati tak menyangka begitu rapi dan bersih ruangan ini,Ia semakin yakin jika dirinya tak pernah berada disini,Ia akan terus menyelidiki dan mencari tau kebenaran tentang masalalunya diam - diam tanpa diketahui Arwanni.
*
Semua pengurus panti tampak akrab padanya dan juga menceritakan saat-saat Larasati masih tinggal disana,Larasati hanya mendengarkan dan tersenyum saat yang lain tersenyum atau tertawa.
Ia ingin menemukan celah dimana Ia bisa mencari bukti kebenaran masalalunya.
"Apa dulu ada anak lain yang seusia denganku tinggal disini",tanya Larasati tiba-tiba.membuat mereka menghentikan acara makan.
"hanya kamu nak yang tidak diadopsi sampai besar yang lain paling besar usia 5 tahun sebelum akhirnya diadopsi",jawab ibu pemilik panti.
Arwanni tiba-tiba menggenggam tangan Larasati lalu menatapnya dan tersenyum."maafkan Larasati bu...Ia sedang mengingat masalalunya jadi banyak bertanya",ucap Arwanni.
"Tidak apa-apa nak...Larasati sudah seperti anak ibu sendiri,ibu maklum padanya",jawab ibu panti.
*
Dimalam hari Larasati juga memastikan kalau benar -benar dikamar-kamar itu berisi bayi ,sementara Arwanni menunggunya didalam kamar.
Arwanni berdiri disamping jendela yang terbuka dan terlihat sudah beberapa puntung rokok diatas asbak saat Larasati masuk kedalam kamar.
Larasati langsung naik ketempat tidur,"kak..tidurlah,besok pagi sekali kita jalan-jalan di kampung sekitar panti ya",ucap Larasati.
Arwanni mematikan rokok lalu menutup jendela dan menghampiri Larasati ditempat tidur.
"Ehm..bermain di sini belum pernah kita lakukan",bisiknya menggoda ditelinga Larasati.
"Kak..malu..ini bukan rumah kita..lihat juga ranjang ini bisa kamu bayangkan suaranya jika kita bergerak tak terkendali kan",jawab Larasati.
"Ehm aku bisa melakukannya tanpa menyentuh ranjang ini",ucap Arwanni yang sudah membuka pakaian bagian atasnya.
Larasati tak bisa menghindari pesona tubuh suaminya yang tanpa cela itu,tubuhnya selalu terasa hangat saat disentuh.
"Tapi..aku benar-benar malu kak jika disini",ucap Laras pelan.
Arwanni langsung memegang tengkuk Larasati dan menciumnya menjelajah mulut Laras tanpa sela,Larasati cuma diam Dan  meletakkan kedua tangannya didada Arwanni,memejamkan mata menikmati serangan suaminya,tangan Arwanni mulai beraksi melepas pakaian Larasati lalu meremas kedua Dada Larasati membuat Laras juga mencengkeram dada suaminya ekspresi spontan karena rangsangan Arwanni.
Arwanni mengangkat tubuh Larasati dengan masih saling berciuman.lalu menempelkannya ketembok kamar melepaskan seluruh pakaian Laras hingga telanjang bulat.tangan Larasati meremas kadang memukul tubuh Arwanni karena gairah yang semakin naik.
Arwanni melepas seluruh pakaiannya lalu mengangkat satu kaki Larasati dan bersiap memasukkan miliknya kemilik Larasati,sesaat Larasati mencengkeram bahu Arwanni saat miliknya penuh dengan kemaluan suaminya.Arwanni berhenti dan hanya mencium dan meremas kedua dada Larasati Larasati hampir saja terhuyung,kakinya lemas karena rangsangan Arwanni.
Larasati mendesah dan melengkuh dalam hati saat Arwanni mulai bergerak memompa tapi mulutnya masih dipenuhi lidah suaminya tubuhnya setengah ditopang Arwanni karena mau jatuh tak kuasa menahan gejolak birahinya.cairan sperma mengalir dikakinya setelah suaminya mencapai klimaksnya begitupun dirinya.Arwanni masih menghimpitnya ditembok untuk mengambil nafas dan beristirahat sejenak karena,tidak ada kamar mandi dalam dikamar itu.Larasati membersihkan sisa persetubuhan mereka dengan tisue .lalu memakai pakaian mereka kembali dan segera tidur setelahnya.

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang