Bab Dua Belas (21+)

6.2K 96 0
                                    

Setelah tiga hari Larasati berangsur-angsur membaik,wajahnya sudah tak lagi terlihat pucat.
"Kak Rob..sudahkah aku boleh pulang",tanya Laras saat Robert melepas jarum infus ditangan Larasati.
"Ssstttt....disini saja kamu bisa selalu bersama suamimu",bisik Robert ditelinga Larasati supaya tak terdengar Arwanni yang mengawasi agak jauh.
"Tapi aku ingin mandi dan memasak",kata Larasati yang ikut bicara pelan.
"Pakai ruanganku, disana sangat bersih,percayalah disini lebih bebas daripada dirumah itu",bisik Robert.
"Hei...jangan coba-coba mempengaruhi istriku",seru Arwanni.
"Aku merayunya untuk kencan",balas Robert santai.
"Cih..Apa kau kira dia mau kencan denganmu",ucap Arwanni.
"Hahahaha...lihatlah Laras dia cemburu",seru Robert,yang masih tetap bekerja membereskan peralatan.
"Dia masih perlu disini seminggu lagi,bawa dia tinggal diruanganku",kata Robert.
"Aku punya ruangan sendiri...brengsek",kata Arwanni mendekat ketika melihat sudah beres.
"Apa kamu tega membawa istrimu yang masih sakit keruanganmu,Ia suka memasak jadi ruanganku lebih cocok,aku akan menempati ruanganmu selama istrimu tinggal disini",ucap Robert.
Arwanni terdiam sambil menggenggam  tangan Larasati,Ia mengiyakan ucapan Robert ruangan miliknya memang tercium aroma asap rokok dan alkohol saja,sementara ruangan Robert sangat bersih seperti sebuah apartemen.
"Oke..sudah,kalau kalian mau ke ruanganku sekarang",ucap Robert.
"Mau pindah sekarang",tanya Arwanni pada Laras,setelah Laras mengangguk Arwanni membopong Laras lalu membawanya ke ruangan Robert.
Sepanjang perjalanan Ke ruangan Robert Larasati mengalungkan tangannya di leher Arwanni terasa sangat membahagiakan bagi Laras moment ini.Larasati memandangi wajah Arwanni,hatinya kembali bertanya tentang bagaimana sebenarnya kisah mereka dimasalalu.kenapa seorang yang bisa juga disebut penjahat ini Ia sukai dan kenapa pria ini menyukainya,bukankah pria seperti dia biasanya dikelilingi banyak wanita cantik dan sexy,apalagi latar belakang keluarganya yang juga kaya raya.Ia juga kembali teringat mimpinya saat pingsan tentang pemuda yang tak terlihat asing dan tersenyum manis padanya serta memeluknya,sepertinya pemuda itu lebih cocok jadi pasangannya daripada suaminya saat ini,apakah ia mantan pacarnya,ah..sungguh memusingkan jika tidak bisa mengingat masalalu,teriak Larasati dalam hati.
Arwanni menurunkan Larasati saat tiba didepan pintu sebuah ruangan lalu memasukkan sebuah kode dipengaman pintu dan setelah pintu terbuka Arwanni kembali membopong tubuh Larasati kemudian membaringkan disofa.Larasati melihat sekeliling ruangan ada satu pintu lagi disana yang mungkin tempat tidur lalu diseberang ada dapur kecil,mini bar dan meja makan kecil,disudut ruangan diletakkan beberapa pot tanaman dan bunga,tercium aroma segar diruangan ini berbeda jauh dengan ruangan suaminya waktu itu.
"Mau langsung berbaring di tempat tidur atau mau duduk disini dulu",tanya Arwanni membuyarkan lamunannya.
"Eh..anu..ehm..aku ingin mandi apakah disini ada pakaian ganti untukku",tanya Larasati.
"Aku sudah minta Jack menyiapkan  tapi tunggu sebentar lagi",jawab Arwanni.
"Kalau begitu kita tunggu disini dulu,kemudian aku akan mandi setelah pakaianku datang",kata Laras.
Arwanni duduk disamping Laras lalu menyalakan televisi layar lebar didepan mereka.
#
"Kak apakah aku boleh tinggal disini bersamamu",ucap Laras yang bersandar di dada telanjang Arwanni setelah Ia mandi.
"Hanya sampai pengobatanmu selesai",sahut Arwanni.
"Buatkan aku ruangan seperti punya kak Robert ini bisa kan jadi aku tidak perlu pulang disana",kata Larasati.
"Tempat ini tak baik untukmu",jawab Arwanni.
"Tak bisakah satu kali dari salah satu permintaanku kamu penuhi?",kata Larasati
"Aku tahu  yang terbaik untukmu",jawab Arwanni.
Larasati pasrah dan merasa suaminya tetap tidak akan mengiyakan keinginannya,dia juga harus menurut pada suaminya ini.
Larasati yang sedari tadi mengelu-elus dada suaminya sambil bicara,ternyata membuat bagian bawah Arwanni menegang tetapi karena Laras baru sembuh dari sakitnya,Ia cuma bertahan meski sebetulnya sangat ingin making love dengan Larasati apalagi semenjak Larasati pingsan Ia tak bisa menyalurkan hasratnya.Larasati melihat itu menggembung dari dalam celana Arwanni.
Larasati berpikir nakal lalu tangannya turun dari dada Arwanni dan mengusap-usap bagian celana yang menggembung.
"Larasati...kamu nakal sekarang",bisiknya yang menahan nafsu.
Larasati justru tersenyum sendiri lalu menelusupkan tangannya kedalam celana suaminya dan kembali mengelus celana dalam yang menggembung,Arwanni mencengkeram bahu Laras yang bersandar didadanya saat ini.
"Aku akan melakukan ini setiap hari jika kakak mengijinkanku tinggal disini",ucap Larasati.
"Permintaanmu disaat seperti ini sungguh berat untuk ditolak tapi kamu tetap lebih baik tinggal dirumah utama",ucap Arwanni dengan suara berat karena rangsangan Laras.
Larasati mengeluarkan isi celana dalam dan menurunkan sedikit celana Arwanni lalu tangannya bermain dengan sesuatu yang tak pernah dilihat secara benar oleh Larasati,tapi saat ini Ia seolah menjadi pemenang karena menguasai suaminya,inti tubuhnya digenggam mantap oleh Laras,Ia yang sudah banyak mendapat pelajaran dari Arwanni dan ingin menjadi ahli sekarang,Larasati bangun lalu duduk bersila disamping pinggang Arwanni menurunkan seluruh celana Arwanni dan melepasnya dan kembali ke milik Arwanni yang membesar,mengeras dan berdiri sempurna seolah-olah ingin agar Larasati melihat betapa perkasa dirinya,Ia memandang wajah suaminya yang juga sedang mengamati Larasati,dengan kedua tangan yang Ia letakkan dibawah kepalanya mengisyaratkan kepasrahannya untuk dianiaya dengan nikmat oleh Larasati.
Larasati memegang pangkal Rudal dengan tangan kiri lalu tangannya kanannya dengan gerakan berputar-putar seperti hendak melepas tutup botol dikepala Rudal.Arwanni memejamkan mata dengan mulut menganga tak percaya dengan rasa yang ada saat ini dibawah perutnya.
Larasati menarik kaki suaminya agar terbuka lebar lalu tangan kanannya berpindah kebiji pelor dan bermain lembut dikeduanya,perut Arwanni mengeras menahan sensasi yang tak bisa diucapkan.tubuh Arwanni terlihat menegang.Larasati berlanjut mengulum kepala Rudal dan memainkan lidahnya,Arwanni mengeluarkan suara lengkuhan maskulin.Arwanni tak menyangka saat ini Larasati menjadi begitu lihainya.
"Sudah bolehkah aku tinggal disini",Larasati menghentikan aksinya dan kembali bertanya dengan tangan kiri masih menggenggam senjata Arwanni.
"Ah..brengsek..sit..oke tinggallah disini dan segera kembali kesana sebelum aku berubah pikiran",seru Arwanni.
Larasati tersenyum menang saat ini,Ia kembali menunduk dan memasukan semua Rudal kedalam mulutnya hingga bagian yang tersisa masih digenggam Laras,laras memainkan lidahnya mengusap seluruh senjata Arwanni yang saat ini berada dimulutnya,setelah puas Ia bergerak naik turun,Arwanni tiba-tiba memegang kepala Laras lalu menggerakkan kepala Laras dengan kuat.
"Oh..ehm..good..baby..oh..oh..ah..ah..ehm",Arwanni berhenti karena baru saja menyemburkan sperma kemulut Laras,biasanya Ia bertahan cukup lama tapi tak bisa bertahan didalam mulut liar Larasati.
Tapi Laras segera berlari kedalam kamar mandi dan memuntahkannya disana,sungguh ini pertama kali baginya sperma Arwanni keluar dimulutnya bahkan sudah ada yang tertelan olehnya.
Arwanni menghampirinya,"maaf..kamu terlalu luar biasa kali ini",ucapnya lalu memeluk tubuh Larasati dari belakang yang masih membersihkan mulutnya di wastafel.
"Kita lanjutkan disini oke",bisik Arwanni sambil menciumi tengkuk Larasati.
"Aku tidak bisa melanjutkannya,kepalaku jadi sakit...maaf",ucap Laras.
Dengan kecewa Arwanni melepas pelukannya lalu berjalan kearah shower dengan tubuh telanjang  segera mengguyur kepalanya.
Arwanni tidak mau Larasati kembali pingsan jika Ia memaksanya saat ini, dan kehilangan penghangat tubuhnya.
*
Laras langsung tertidur setelah meminum obat,Arwanni meninggalkannya begitu Ia selesai dari kamar mandi dan berganti pakaian.


~~~~~~~oh tidak vote kalian~~~~~~~~ membuatku jadi semangat bikin 21++

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang