Bab Tiga

4.2K 104 0
                                    

Sebulan berlalu dan terapi rutin setiap hari bersama Robert di ruang gym,Larasati sudah bisa berjalan dengan normal kembali seperti sediakala kecuali ingatannya. Larasati terdiam diatas balkon mengamati para penjaga dibawah,serta melihat pagar keliling rumah yang tinggi.
"Seberapa tinggi derajat serta kekayaan keluarga ini hingga membuat rumah seperti istana",Larasati bicara sendiri diatas balkon
##
Larasati bangun pagi sekali dan seperti biasa Arwanni sudah pergi,kata pak Parjo setiap hari suaminya pulang dini hari dan hanya satu hingga dua jam saja lalu pergi lagi.
Larasati ke dapur lalu membuat sarapan,pelayan yang bertugas memasak berlari terburu-buru menghampiri karena nyonya rumahnya memasak.
"Nyonya biar kami saja,nyonya ingin makan apa biar kami siapkan",ucap pelayan
"Santai saja aku cuma bikin sarapan saja tidak merepotkan kok",ucap Larasati santai
Setelah semua matang Ia menatanya dimeja.
Tuan muda dirumah ini ada berapa tanya Larasati pada pak Parjo yang ikut membantu menata hidangan di atas meja.
"Tuan muda Affandi dan Tuan muda Leonardo",jawab pak Parjo
"Tapi nyonya sebaiknya menjauh dari tuan muda yang lain perintah Tuan Arwanni begitu,Nyonya",kata pak Parjo.
*
Aftandi turun dari kamarnya ketika hendak mengambil air minum Ia melihat Larasati yang sibuk di dapur,dan melihat meja yang sudah penuh hidangan yang cocok untuk Sarapan pagi.Ia duduk mengambil piring yang berisi omlet dan roti panggang serta satu gelas susu.
Larasati duduk juga tak bicara setelah selesai didapur,lalu mengambil nasi goreng telur.tak ada suara hanya menyantap makanan,
"Wah..kakak ipar disini ",sapa Leonardo dan Larasati hanya tersenyum tipis.
Leon mengambil piring berisi nasi goreng ayam,semua diam makan dengan tertib lalu setelah selesai,piring-piring dibereskan oleh Larasati tapi langsung diambil oleh pelayan dan dicuci.Larasati kembali kedalam kamar.
##
Sudah tiga bulan sejak Larasati membuat sarapan,Affan dan Leon selalu keluar bersama diwaktu yang sama dan mereka bertiga selalu hening saat dimeja makan hanya Leon yang selalu menyapa Larasati dengan sebutan kakak iparku.
#
Malam ini Larasati tidak tidur Ia menunggu Arwanni pulang,Ia ingin bicara dengan suaminya.
Pukul satu dini hari terdengar suara motor masuk halaman rumah,dan beberapa saat pintu kamar Laras terbuka,Arwanni melepas jaket,ikat pinggang,sepatu dan semua acesorisnya di dekat pintu,lalu berjalan menuju kamar mandi,bau alkohol dan tembakau yang sangat menyengat saat Ia melewati Larasati yang rebahan diatas tempat tidur.
"Kak..",ucap Laras pelan
Langkah Arwanni terhenti lalu menyalakan lampu dan melihat jika Laras belum tidur dan memandang kearahnya.
"Aku mabok",sahut Arwanni lalu mengambil pakaian dilemari dan masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.
Larasati lalu bangun dan duduk di pinggir tempat tidur menunggu suaminya selesai.
Arwanni keluar dengan handuk masih Ia gosokkan dikepalanya dan melihat Larasati duduk dipinggir tempat tidur memandangnya.
Arwanni melemparkan handuknya kearah depan pintu kamar lalu berjalan disisi ranjang yang lain dan mengambil sebungkus rokok dari dalam laci meja kecil.
"Kak..aku ingin bicara",Ucap Laras lagi
"Aku mabok tidak bisa diajak bicara",jawabnya lalu berjalan keluar di balkon untuk menyalakan rokok dan menghisapnya.
Larasati sedih dengan ucapan Arwanni lalu merebahkan diri tapi tidak tidur memandang kesisi tempat tidur tempat biasa suaminya tidur.
Arwanni tak menghabiskan satu batang rokoknya otaknya dipenuhi pikiran cara untuk menghindar jika perempuan itu menginginkan hubungan intim dengannya,karena sejak pertama hingga sekarang Ia tidak menyentuhnya.
Arwanni masuk menutup pintu balkon dan semua tirai kamar lalu naik ketempat tidur dan memejamkan mata,Ia tahu Larasati masih membuka mata disampingnya.
"Apa dulu terjadi kesalahan saat kita menikah,kau dan aku mabuk lalu kita tidur bersama,mungkin juga aku menjebakmu hingga kau terpaksa menikahiku,karena aku yang kau bilang yatim piatu bagaimana mungkin menikahi pangeran sepertimu.kamu sangat membenciku tentunya.maaf..kalau mungkin aku perempuan jahat seperti itu dimasa lalu",Larasati berkata sendiri dengan suara pelan.
Arwanni mendengar Laras bicara dan hampir tertawa dengan prasangka perempuan asing disampingnya.Ia yang tidak pernah berurusan dengan perempuan sekarang disampingnya malah ada perempuan yang kehilangan ingatannya dan menurut apapun yang disuruhnya,Ia juga tak merasa canggung setiap malam tidur disampingnya.
"Mungkin pacarmu dimasa lalu sangat membenciku,mungkin juga keluargamu yang tak kulihat disini.sungguh beruntungnya aku dirumah ini ada dua pria tampan,lalu dirimu,pria yang muncul di rumah sakit begitu juga dokter lucu yang merawatku,benar...aku pasti perempuan gila yang memaksamu menikahiku,uh...jahatnya diriku",Laras masih bicara sendiri sambil mengamati wajah suaminya dari samping dan lalu tiba-tiba tangan Arwanni membungkam mulutnya,
"Tidur...kepalamu akan sakit besok jika terus berpikir aneh",ucap Arwanni yang sekarang tidur miring menghadap padanya dan telapak tangan yang masih membungkam mulutnya.
Akhirnya mereka berdua tertidur,padahal hari sudah merayap kewaktu fajar.
*
Larasati membuka mata terkejut melihat cahaya menembus tirai,"sudah pagi",ucapnya pelan.
Ia turun dari tempat tidur perlahan karena Arwanni masih tidur disampingnya.
Ia keluar terburu-buru,dan langsung menuju dapur saat dua orang pelayan sudah ada disana dan bersiap memasak.
"Maaf aku terlambat...",ucap Laras pada pelayan disana.
"Nyonya tidak perlu minta maaf ini sudah tugas kami",jawab kedua pelayan dengan sedikit membungkuk.
"Hhmm...masak apa ya suamiku sedang disini sekarang",ucapnya pelan
Kedua pelayan saling pandang lalu wajah mereka berubah seperti orang ketakutan.
"Nyonya silahkan anda duduk saja biar kami yang melakukannya",ucap mereka buru-buru,ketika mendengar Arwanni masih dirumah itu mereka takut jika tahu istrinya bekerja pasti akan menghajar mereka,karena mereka Tuannya adalah pimpinan mafia dan jarang bicara tapi langsung bertindak jika tidak ada yang sesuai hatinya,begitu yang kepala pelayan ceritakan.
"Tidak apa-apa...aku ingin dia mencicipi masakanku,sudah ayo bantu aku saja seperti biasa,tolong ambilkan aku ayam  ",ucap Larasati sambil tersenyum lalu mulai memasak.
*
Larasati menata hidangan tidak seperti biasa yang sederhana tetapi menu komplit.apalagi Ia ingat hari ini hari minggu jadi Affandi dan Leonardo biasanya keluar kamar agak siang.setelah selesai Ia ikut membantu membersihkan area dapur bersama pelayan,semua pelayan dirumah itu menyukai Larasati yang baik,ramah dan sangat menghormati mereka.
Leon datang lebih dulu,"wah kakak ipar merayakan apa hari ini kenapa banyak sekali makanan".
Larasati menoleh dan tersenyum,lalu melepas celemeknya karena sudah ada yang datang ke meja makan,dan bersamaan itu Ia melihat Arwanni datang kemeja makan.
"Kak..masih disini",tanya Leon heran melihat kakaknya bahkan memakai celana kolor dan kaos oblong saja dan duduk dikursi yang telah ditarikkan oleh pelayan.
Larasati menghampiri lalu mengisi mangkuk dengan sup ayam dan menaruhnya didepan Arwanni,dan mengisi gelasnya dengan minuman hangat.
Leonardo melihatnya tersenyum,sementara semua pelayan saling berpandangan.karena tidak ada yang pernah melihat Arwanni makan dirumah ini,sementara Leon tak percaya kakaknya benar-benar punya istri dan diam saja saat dilayani dimeja makan.
Affandi datang dan melihat seluruh menu dimeja makan,"dimana nasi goreng telur",ucapnya tak melihat nasi goreng yang biasa ia makan saat sarapan.
Arwanni memandang adiknya serius,tak suka saat Ia menanyakan masakan yang tidak ada dimeja.
Larasati bangun lalu kedapur dan mengambilkan sepiring nasi goreng telur,"maaf aku lupa menaruhnya".
Arwanni memandang kearah Larasati yang berjalan kembali ke tempatnya,semuanya mulai makan pagi itu seperti keluarga harmonis,dan Larasati mengambilkan makanan lain saat sup didepan Arwanni habis.Arwanni dalam hati tersentuh dengan makanan yang dimasak Larasati dan saat Ia dengan cermat mengurus semua yang ada dimeja hari ini.
*
Larasati hendak membantu membereskan meja saat semua selesai makan dan meninggalkan meja,tapi tangannya ditarik oleh Arwanni lalu membawanya kembali kedalam kamar mereka.
Arwanni berganti baju,dengan celana kulit ketat dan kaos putih lalu jaket kulit dan semua baju kotornya semalam yang didepan pintu sudah tidak ada bahkan kamar itu kembali rapi dan bersih.
"Kak..aku ingin bicara",ucap Laras yang duduk dipinggir tempat tidur saat Arwanni berganti pakaian.
"Hhmm..",sahut Arwanni
"Bolehkah aku pergi keluar jalan-jalan",tanya Larasati
"Kamu sedang sakit,jangan kemana-mana",jawab Arwanni.
"Ini hari minggu bisakah sehari saja kakak menemaniku dirumah",Laras meminta yang lain.
Arwanni tidak menjawabnya lalu mengambil bungkus rokok sisa semalam,dan hendak pergi meninggalkan Laras.
"Benar ternyata aku ini perempuan jahat..dan dia membenciku",ucap Laras pelan sambil menundukkan kepala.Arwanni menghentikan langkahnya lalu berbalik dan mencium kening Laras,"istirahatlah...",ucapnya lalu pergi meninggalkan Laras.
Larasati berdiri di balkon dan memandang suaminya pergi mengendarai motor.kepala berdenyut karena memikirkan banyak hal

-

 
~

~~~jangan  bosan ya dengan tulisanku yang berantakan~~~~

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang