Larasati membuka mata dan terdiam karena tubuhnya dipeluk Arwanni seperti biasa.begitu hangat dan menenangkan tapi airmatanya kembali berlinang saat mengingat ibunya.
Larasati memukul-mukul dada Arwanni karena menahan kesedihannya telah dibohongi suaminya.Arwanni terbangun memandang Larasati lalu memeluknya erat membenamkan Larasati kedadanya.
Banyak yang ingin Larasati tanyakan tapi entah kenapa semua seperti tertahan dikerongkongannya,Ia cuma menangis dipelukan suaminya.
*
Satu jam kemudian.
Arwanni baru saja keluar dari kamar mandi,Larasati menyiram bunga-bunga seperti biasa.
"Kak..beri aku uang",serunya tanpa basa basi begitu Arwanni keluar dari kamar mandi dan menggosok rambutnya dengan handuk.
Arwanni berhenti sejenak mendengar itu karena ini pertama kalinya Larasati minta uang padanya,"baiklah..aku akan buatkan kartu debit atas namamu",jawab Arwanni.
"Aku mau kontan tak perlu bukakan rekening untukku",sahut Laras.
"Berapa..",tanya Arwanni sambil berjalan mendekat kearah Larasati.
"Selayaknya bagimu untuk istri",jawab Larasati menatap Arwanni yang semakin mendekat.
"Aku tidak punya uang didompet, akan ku berikan nanti padamu tunai",jawabnya lalu meraih wajah Larasati dan menatap kedua matanya.
"Kamu bisa minta apapun dariku...kecuali pergi dariku",ucap Arwanni lalu mencium Larasati.
"Ehrm..."lidah Arwanni membelit dan bergerilya dimulut Laras yang tak bisa menolak karena wajahnya di pegang erat,Ia sudah mencoba melepaskan tangan Arwanni tapi tak mampu."ccuah (ciuman yang terlepas)...aku mencintaimu".ucap Arwanni tersenyum lalu kembali ketempat semula dan mengambil pakaiannya meninggalkan Larasati yang diam tak bergerak.
*
Larasati memikirkan rencana selanjutnya untuk melihat tempatnya bekerja dulu serta,melihat mantan tunangannya saat dirinya menghabiskan waktu dikamar mandi.
Begitu selesai Ia keluar dan membuka almari mencari pakaian seksi untuk memuluskan rencana berikutnya,Ia melihat setumpuk uang pecahan seratus ribuan diatas meja kecil samping tempat tidur,Larasati tersenyum lalu mengambil salah satu tas kecil dialmari dan memasukkan beberapa lembar uang itu di dalam tas selebihnya Ia masukkan kedalam laci almari begitu saja bersama barang lain yang tersimpan disitu.
Sebetulnya Larasati hanya perlu untuk naik taksi dan makan saja karena Ia juga tidak begitu memerlukan uang ,semua kebutuhannya sudah dipenuhi dan disiapkan oleh Arwanni itu sebabnya Ia tidak pernah meminta uang pada Arwanni.
*
Arwanni masuk kamar hampir tak percaya tapi berusaha tetap bersikap dingin seperti biasa,Larasati memakai gaun seksi duduk dimeja makan menunggunya.biasanya hanya berpakaian seadanya tapi hari ini begitu berbeda bahkan tampak make up tipis diwajah Laras.
"Apakah uangnya cukup",tanya Arwanni duduk didepan Laras,dan langsung minum air dan mencicipi masakan Laras dimeja.
"Hhmm...terlalu banyak bahkan,lain kali secukupnya saja",jawab Laras sambil kakinya nakal dibawah meja menggesek betis Arwanni.
"uhuk..uhuk..",Arwanni kaget akibat kaki Laras.
"Sepertinya aku memang terlalu banyak memberimu uang",ucapnya setelah meneguk air putih.
"Apa kamu minum sesuatu,untuk mencegahku hamil",tanya Larasati sambil memandang wajah Arwanni.
"Tidak",sahut Arwanni singkat.
"Apa diantara kita ada yang steril",tanyanya lagi.
"Sebetulnya apa yang kau pikirkan",kata Arwanni menghentikan makan.
"Aku merasa aneh kita menikah sudah lama tapi aku belum hamil",ucap Larasati.
Arwanni diam memandang kedua mata Laras yang nampak serius menatapnya.sebetulnya Ia memang melakukan sesuatu pada dirinya agar tidak bisa membuahi Larasati,karena bagaimanapun juga Larasati hanya perempuan yang Ia culik jadi tidak mungkin Ia menghamilinya layaknya istri sebenarnya.
"Aku akan berusaha lebih keras untuk membuatmu hamil",kata Arwanni dengan menahan perasaannya,Ia tahu sekarang mesti melakukan sesuatu pada Larasati agar mulutnya diam.
Larasati yang sekarang banyak bicara adalah Ratih yang sebenarnya sebelum kehilangan ingatannya,Arwanni menyadari bahwa dia mesti menjelaskannya pada Larasati siapa dirinya sebenarnya,untuk sekarang Ia tahu Larasati ini belum ingat peristiwa kecelakaan itu dan siapa yang menabraknya serta tidak akan juga tahu bagaimana dirinya bisa menikah dengan Arwanni.
*
Larasati membereskan alat makan dan sisa makan dimeja sementara Arwanni duduk disofa sambil sibuk dengan handphone miliknya.
Arwanni tersentak karena Larasati langsung loncat dipangkuannya dan yang lebih buatnya kaget adalah Larasati tak memakai celana dalam saat ini.Arwanni meletakkan ponsel segera saat Larasati langsung menyerang mulutnya dengan ciuman yang begitu hot,Ia tak tinggal diam tangannya langsung menggenggam payudara Larasati dan meremasnya lembut,kedua tangan Larasati yang tadi dibahunya sekarang mulai turun dan mengangkat kaos Arwanni keatas dan melepasnya.
Larasati tersenyum pada Arwanni,dan kembali saling adu ciuman,Larasati meliuk-liukkan tubuhnya dipangkuan Arwanni membuat miliknya yang dihimpit pantat Laras semakin mengeras dan terasa sakit didalam celana kulit ketatnya,Arwanni berdiri Larasati seketika melingkarkan kedua kakinya diperut Arwanni tanpa melepaskan ciumannya,Arwanni melucuti celananya sendiri.
Mengatur pantat Larasati lalu memasukkan miliknya kepusat Larasati yang sudah penuh cairan dengan posisi masih berdiri Laras melepas mulutnya lalu berpegangan pada bahu kekar Arwanni saat pantatnya digerakkan maju mundur oleh Arwanni, membuatnya melengkuh dan mendesah menikmati miliknya dihunjam oleh Arwanni,Ia menancapkan kukunya dibahu Arwanni ketika dirinya tak bisa mengendalikan gerakannya karen mencapai klimaks.Arwanni membalikkan tubuh Laras dengan posisi menungging bertumpu pada Sofa dan melanjutkan pergumulan mereka hingga akhirnya bersama-sama mencapai orgasme sempurna.Larasati membetulkan baju tidurnya yang sama sekali tidak dilepas Arwanni tadi.Arwanni duduk disofa memandang kearah Larasati yang terlentang di lantai karena kelelahan.
"Kak...aku ingin ke bioskop besok,tapi sendiri",ucap Larasati pelan.
"Setelah jadi istriku kamu tidak bisa pergi sendirian lagi",jawab Arwanni yang kembali merasa dijebak istrinya.
"Tidak ada yang mengenaliku jika sendiri",Larasati membujuk.
"Kubilang tidak..!",seru Arwanni lalu pergi mengambil pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi.
Larasati diam lalu berjalan lemas keatas tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Bahkan saat Arwanni keluar ruangan Ia tetap tak perduli,Arwanni juga tak memperdulikannya dan meninggalkan Larasati sendirian di ruangan itu.
Larasati kesal karena rencananya gagal,Ia mengira dengan mengajak suaminya berhubungan intim dapat meluluhkan hatinya dan memberinya ijin untuk keluar rumah
KAMU SEDANG MEMBACA
Arwanni Tolong Pulangkan aku
Romance##warning 21+,yang belum cukup umur dilarang membaca## cerita fiksi tentang seorang mafia yang menculik wanita yang Ia tabrak dengan motornya hingga amnesia.