"Bolehkah Nea memiliki Ayah, Ibu",tanya Nea saat menemani ibunya memasak.
"Nea tidak mencintai ibu lagi",jawab Rebecca.
"Nea ingin memiliki ayah seperti kawan-kawan Nea disekolah",ucap Nea.
"Nea tetap hebat dibandingkan dengan kawan Nea yang memiliki Ayah",kata Rebecca meyakinkan Nea.
"Uncle membawakan Ayah untuk Nea",ucap Nea tiba-tiba.
"Uncle Rob..!?",seru Rebecca tak percaya.
"Uncle Robert membawa kawannya dan mengatakan jika kawannya itu adalah Ayah untuk Nea",cerita Nea.
"Ibu akan bicara dengan Uncle Rob nanti",kata Rebecca kesal karena Robert merahasiakan sesuatu darinya.
#
Rebecca terkejut melihat pembeli yang datang dengan keranjang berisi bir didepannya, Ia Arwanni tetapi bagaimana Ia bisa sampai swedia karena Robert bilang ini negara teraman yang tidak akan didatangi Arwanni.
Rebecca menahan diri, Ia takut sekaligus kesal melihat pria didepannya.
Untunglah Ia tidak bicara apapun meski sempat mengamati dirinya tadi.
Semoga Ia tidak mengenali dirinya yang sudah memotong dan mewarnai rambutnya.
Ia mungkin harus segera pindah setelah ini, Ia takut Nea akan diambil Arwanni dan juga takut akan diculik lagi seperti dulu.
Pikirannya jadi kacau sekarang, Ia susah berkonsentrasi.
Waktu yang ditunggu-tunggu tiba berakhirnya pekerjaannya, Ia menelpon Robert dan memintanya segera pulang kerumah, Ia ingin bicara.
Dengan naik taksi Rebecca pulang kerumah dan harus segera meminta Robert untuk memindahkannya dari negara ini.
##
Arwanni melihat perempuan itu sudah pulang kerja dan ditunggu taksi, Arwanni mengikutinya dari belakang.
Hingga taksi berhenti disebuah rumah yang ia kenali.
Arwanni memukul kemudinya karena tak percaya jika perempuan itu berhenti di rumah Robert.
Apa itu adik yang disebut Robert, jika benar itu berarti perempuan tadi mungkin benar adalah Larasati.
Arwanni turun dari mobil tapi dengan ragu melangkahkan kakinya kedepan pintu.
Ia takut bertemu mereka sekarang, ia juga masih terus mengingat keberadaan Nea, jika Ia anak Larasati kapan Ia hamil, atau Larasati sudah menikah lagi.
Tapi Nea bilang jika ibunya tidak suka jika Ia bilang menginginkan seorang Ayah.
Ia mengacak rambutnya sendiri bingung tapi Ia ingin segera mengetahui kebenaranya dengan masuk rumah ini.
Ia mengetuk pintu rumah, setelah beberapa saat Enar membuka pintu.
Enar tampak gelisah saat mengetahui jika itu Arwanni, terdengar suara ribut didalam rumah.
"Maaf saya ingin bertemu Robert",ucap Arwanni menghormati keberadaan Enar.
"Tunggu disini, Aku akan memberitahunya",ucap Enar.
Enar lalu masuk kedalam rumah, meninggalkan Arwanni.
*
"Dia ada didepan",kata Enar saat masuk kedalam.
Robert terdiam memandang kearah Rebecca dan Enar.
"Anna tolong bawa Nea kedalam kamar",seru Rebecca.
Rebecca bergegas kedapur ia mencari sesuatu di sana.
"Aku butuh penjelasan ini Rob",kata Arwanni yang tiba-tiba muncul.
Enar dan Robert menoleh kearah Arwanni yang sudah berada di ruang tamu, dan tiba-tiba " slup...srach..srach..".
Arwanni menahan tikaman yang terakhir di dadanya, Rebecca menikam lengannya lalu menyayat wajah Arwanni, Ia menangis begitu pisaunya ditahan telapak tangan Arwanni dan darah mengucur ke lantai, lalu tangan kirinya juga digenggam Arwanni, Rebecca menangis lebih keras dan kemudian wajahnya tertunduk dan jatuh didada Arwanni.
Kekuatan kedua tangannya melemah dan pisau digenggamannyapun jatuh kelantai.
Arwanni segera mendekapnya, dan berkali-kali mencium puncak kepala Laras.
Robert dan Enar yang awalnya terkejut kemudian menjadi haru melihat mereka.
"Aku mencarimu kemana-mana,Aku senang kau baik-baik saja dan masih kuat menusukku seperti dulu",ucap Arwanni pelan di telinga Rebecca.
Arwanni tidak merasakan luka tusukan dan sayatan istrinya karena sangat bahagia.
Beberapa menit kemudian Rebecca mengepalkan tangan kirinya dan memukul dada Arwanni, Ia kembali teringat kebenciannya lalu Ia melepaskan diri dari pelukan Arwanni dan menendang tepat di perut Arwanni, Arwanni mundur beberapa langkah, lalu menamparnya berulang- ulang.
"Sudah Rebecca cukup !!!",teriak Robert.
"Aku ingin dia tersungkur bukan berdiri tegap didepanku",seru Rebecca.
Arwanni yang mendengarnya lalu menekuk lututnya dan berdiri dengan lutut didepan Rebecca.
"Trlup..",Rebecca menikam bahu Arwanni dan ketika sekali lagi ingin menghunuskan pisau dapur yang digenggamnya, tangannya dicekal Robert.
"Nea akan shock jika melihat ibunya seperti ini",ucap Robert yang membuat Rebecca kembali menangis dan jatuh terduduk didepan Arwanni.
"Aku mencintaimu Rebecca...ach",ucap Arwanni sambil menahan sakit dan tangannya menahan darah keluar dari bahunya.
"Rebecca...dia Ayah dari Nea",ucap Robert.
"Nea milikku",ujar Rebecca.
"Nea ingin melihat Ayahnya, Nea juga punya hak untuk mengetahui jika Ia memiliki Ayah",kata Robert sambil mengguncang tubuh Rebecca untuk menyadarkannya.
Rebecca menangis dan memeluk Robert.
"Gadis kecil itu anakku",ucap Arwanni pelan tak percaya.
"Ia anakmu bodoh..waktu itu kamu sendiri yang meminta padaku untuk membuatnya cepat hamil",seru Robert.
"Ya Tuhan aku memiliki anak",ucap Arwanni lalu menitikkan airmata.
"Saat dia pergi dan tiba di luar negeri Ia ternyata hamil aku juga mengetahuinya saat Nea sudah lahir",cerita Robert.
"Jika tahu saat bertemu kalian akan seperti ini, Aku bersyukur kalian tidak bertemu saat di bandara",kata Robert emosi.
"Ayo kita bawa dia ke rumah sakit sebelum Nea melihatnya",kata Enar tiba-tiba menyadarkan semua jika Nea ada didalam kamar saat ini bersama Anna.
"Rebecca tenangkan dirimu dan kuatkan hatimu demi Nea oke...aku akan membawanya kerumah sakit",ucap Robert melepas pelukan Rebecca.
Arwanni menatap wajah Larasati sebelum akhirnya tak melihatnya karena di papah keluar oleh Enar dan Robert yang menutup tubuh Arwanni dengan selimut agar tidak menimbulkan kepanikan jika dilihat oleh tetangga mereka.
#
Enar membawa Arwanni ke rumah kawannya yang seorang dokter bedah, Seandainya Robert membawa peralatannya mereka tak perlu pergi kerumah sakit karena bagi robert luka sahabatnya saat ini hanyalah luka ringan yang biasa Ia dapatkan saat menjadi mafia dulu.
"Tak kusangka sahabat yang paling kupercayai ternyata yang selama ini menjadi dalang hilangnya istriku",ucap Arwanni sambil menyalakan rokok.
"Hahaha...Aku menyelamatkan kehidupan kalian berdua sobat",kata Robert santai.
"Brengsek...cuih...kamu ternyata juga bajingan sepertiku",seru Arwanni.
"Hahaha...Kau yang mengajariku",ucap Robert santai yang duduk disampingnya.
"Jika aku mengetahui pengkhianatanmu sebelum Aku bertemu Larasati mungkin Aku akan menghajarmu sampai tidak bisa bangun lagi",Kata Arwanni kesal.
"Hahaha...apa kamu tega padaku yang sebatang kara didunia ini",Robert menggoda sahabatnya yang sedang kesal.
"Kamu lihat tadi...kau menyuruhku menikah lagi kemarin, datang saja sudah ditusuk bagaimana jika Aku bertemu dan bersama perempuan lain, Laras akan memotong-motong tubuhku",kata Arwanni.
"Hahaha....Aku sudah khawatir Laras mengeluarkan pisau untuk memotong tulang tadi ternyata hanya pisau pendek biasa atau harusnya Laras menusukmu dengan pisau yang panjang milik Anna",Robert malah semakin menggoda sahabatnya.
"Benar-benar bajingan",seru Arwanni.
"Sudahlah...Aku sudah menjaga keluargamu dengan baik, setelah ini kuserahkan padamu untuk merebut kembali hati istrimu, ingat namanya Rebecca Ia tidak mau dipanggil Larasati",kata Robert lalu pergi mencari Enar.~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hhmm...akankah mereka tetap tinggal di Swedia atau kembali kenegaranya dan hidup bahagia.
Berikan komentar mungkin salah satu komentar kalian akan jadi bab berikutnya 🥰🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Arwanni Tolong Pulangkan aku
Lãng mạn##warning 21+,yang belum cukup umur dilarang membaca## cerita fiksi tentang seorang mafia yang menculik wanita yang Ia tabrak dengan motornya hingga amnesia.