Bab Enam

4.5K 87 0
                                    

Larasati seperti robot sekarang beraktivitas yang sama setiap hari selebihnya hanya duduk diayunan saat siang dan berdiam dikamar,Arwanni tak memberinya ponsel,laptop,bahkan televisi yang ada dikamar hanya bisa menonton film saja yang sudah tuntas Ia tonton semua dan beberapa diantaranya ditonton berkali-kali,meski kamarnya tak lagi dikunci.sudah sebulan Arwanni tak pulang kerumah besar itu.Itu lebih baik bagi Larasati,Ia ingin hanya dengan dua orang adik Arwanni saja tanpa Arwanni dan Jack yang tak menyukainya.
Sudah dua tahun Larasati tinggal disana bahkan Ia tidak tahu kapan Ia dilahirkan,Suaminya tak memberi tahu apalagi merayakan ulangtahunnya,Ia juga tidak tahu kapan Arwanni ulang tahun.
*
Larasati memberanikan membuka lemari dan laci-laci dikamar,sebelumnya Ia mengunci kamar terlebih dahulu.
Ia mencari dokumen yang bisa menerangkan tentang dirinya sebelum amnesia.mungkin ijazah sekolah,surat nikah,rekening bank apapun yang bisa Ia temukan tapi sepertinya tidak disimpan disana.Ia hanya menemukan foto Arwanni saat kecil duduk bersama kedua orang tuanya.wajah polos Arwanni terlihat sangat tampan batinnya,Ia jadi penasaran cerita dibalik sikap kasar Arwanni saat ini.
Ia terkejut saat pintunya diketuk seseorang,"kakak ipar...",seru Leon,
Larasati bergegas membuka pintu begitu mendengar suara Leon.
"Kakak ipar...kakak menyuruhku mengantarmu ke tempatnya dan menyuruhmu memakai gaun warna putih serta sepatu dan acesorisnya,sekarang",kata Leonardo
"Hah..apa ada acara penting?..kenapa tiba-tiba",tanya Larasati bingung.
"Aku juga tidak tahu,kakak cuma menyuruhku begitu"jawab Leon.
Larasati diam tak lagi bertanya Ia sadar percuma itu semua,karena adiknya pun tak berani pada suaminya itu.
"Tunggu aku dibawah",kata Larasati.
Meski Ia bingung dengan perintah suaminya tapi Ia harus menurutinya atau hal buruk akan terjadi padanya.Larasati mencari pakaian yang dimaksud didalam almari dan mencari aksesoris di almari kaca tempat menyimpan barang seperti itu lalu merias tipis wajahnya agar seimbang dengan pakaian yang Ia kenakan.
Dan dengan diantar pakai motor oleh Leon,ketempat Arwanni berada,"kak, itu markas suamimu aku tidak suka disana",ucapnya saat berhenti dibawah pohon besar dan menunjuk sebuah rumah bertingkat dan terlihat kalau bangunannya sudah tua.
"Kakak ipar kesana sendiri ya",pinta Leonardo.
"Baiklah adikku yang manis",ucapnya sambil tersenyum.
Padahal usia mereka seumuran tapi Larasati sudah menganggap Leonardo seperti adiknya yang lucu dan menggemaskan.
Meski ragu,Larasati berjalan pelan menuju tempat yang ditunjuk Leon.
Dan anak buah Arwanni segera mengenalinya,karena mereka harus menghafalkan wajah semua anggota keluarganya termasuk Laras.
Larasati berjalan pesan memasuki gedung dadanya berdegub kencang,bau tak sedap dan suara teriakan terdengar,sungguh mirip neraka bathinnya.
Ia terus mencari suaminya,hingga di lantai tiga area ini lebih bersih dan sedikit tercium aroma wewangian,sampailah Larasati di sebuah ruangan yang semuanya kaca,Ia melihat Arwanni berdiri bersandar ditembok lalu Jack duduk disofa dan seorang wanita disana,tapi tak menyadari kehadiran Laras,perempuan didalam itu tiba-tiba berlari lalu memeluk suaminya dan melumat bibirnya.
Larasati membuka pintu bersamaan Arwanni mendorong tubuh perempuan yang barusan mencium paksanya.
"Plok..plok..plok ..",Laras bertepuk tangan saat melihat adegan didepannya.
Tersenyum sinis lalu duduk disofa.
"Siapa kamu",seru gadis cantik,seksi dan tampak berkelas yang berdiri didepannya.
"Tanyakan padanya siapa aku",jawab Larasati
"Dia istriku..",seru Arwanni
"Kak Wanni bohong kan,mama bilang Kakak belum menikah",ucapnya
"Aku memang tidak memberitahu mereka kalau aku sudah menikah",ucap Arwanni,Jack tertawa mendengar ucapan kakaknya.
"Sungguh",sahut gadis itu memandang Arwanni lalu pada Jack.
"Hei nona...bantu aku tanyakan padanya dimana Ia menyembunyikan buku nikahnya",seru Larasati.
"Benar dimana buku nikah kalian aku ingin melihatnya",kata Gadis yang bernama Putri Megara.
Arwanni menatap tajam kearah Larasati yang terlihat cuek.Ia membuka laci dan mengambil dua buku nikah palsu miliknya yang disiapkan jika Laras bertanya.
Putri langsung merebutnya dan melihat foto keduanya disana.yang lalu dilemparkan ketubuh Arwanni.
"Aku tidak perduli..ceraikan saja dia",serunya
Larasati berjalan mendekat lalu memungut buku nikah yang dilempar Putri,dan membukanya mengamati setiap detil didalamnya.
Ternyata Ia benar istri Arwanni dan sudah menikah lima tahun yang lalu,jadi sebelum kecelakaan itu,Ia sudah tiga tahun menikah dengan Arwanni.
Arwanni menarik pinggangnya dan merapatkan ketubuhnya,saat Larasati
sedang sibuk berpikir sambil melihat buku nikahnya.
"Pulanglah...dan beri tahu keluargamu untuk mencari jodoh yang lain dan bilang ke Mama jangan ikut campur urusanku",serunya dan pada kata terakhir Ia melirik kearah Jack.
Yang dimaksud Mama disini adalah ibu dari ketiga adiknya yang merupakan istri ayahnya,ibu tiri Arwanni.
"Tidak Mama menyuruhku menginap disini agar dekat denganmu",ucap Putri bertahan.Ia yang dijodohkan kedua orang tuanya dan Mama dengan Arwanni dan langsung terpesona setelah melihat wajah dan tubuh Arwanni. Ia membayangkan menghabiskan waktu dengan Arwanni ditempat tidur.
"Oke..silahkan aku tidak perduli,pilih kamar yang kau sukai disini",jawab Arwanni sambil tersenyum penuh arti,Ia memandang Laras yang malah sibuk membuka-buka buku nikah dan tak memperhatikan perdebatan mereka.
"Tidak aku akan diruangan ini tempat kamu berada,"bantah Putri
"Hahahaha...nikmatilah",sahut Arwanni lalu menarik Laras kedalam kamar dibelakangnya dan langsung menutup dan menguncinya.
Putri menggedor-gedor dan berteriak minta dibuka.Arwanni langsung melepas jaketnya dan melemparkan tubuhnya diatas ranjang kecil.
Larasati mengamati sekeliling,ruangan kecil dengan satu kamar mandi, almari dan satu single bed,ada almari pendingin dan ruangan ini berbau alkohol dan tembakau.
Arwanni menepuk ranjang disampingnya memberi isyarat Laras untuk duduk disitu disampingnya.
"Sepertinya kita menikah diam-diam tanpa restu orang tuamu",ucapnya tak menurut duduk disamping Arwanni.
"Duduklah disini...",ucapnya
"kau lama tidak pulang  dan suka memukulku,memberi perintah ,gantikan aku dengan perempuan diluar itu",seru Laras
"Kamu sedang sakit",ucap Arwanni singkat.
"Kakak terbebani dengan sakitku kan,kau tak bisa tidur denganku jadi kamu kesal padaku karena aku sakit",kata Laras yang membuat Arwanni kembali berdiri dan Putri yang terus berteriak diluar membuat Arwanni mulai emosi.
"Jujurlah  bahwa kakak sebetulnya membenciku,kembalikan aku ke panti asuhan tempat asalku,aku tidak apa-apa,dan nikahi perempuan pilihan orangtuamu itu,kau akan terbebas dari diriku",kata Larasati yang mulai berlinangan airmata.
Arwanni merengkuh tubuh Larasati dan memeluknya,"hanya kamu istriku"
"Tidak ada suami istri yang tidak berhubungan intim,aku hanya hilang ingatan kan tidak kehilangan fungsi tubuh yang lain",ucap Larasati
"Tenanglah kamu sedang sakit",bisik Arwanni
"Kepalaku sakit saat aku mencoba mengingat kejadian sebelum kecelakaan yang kau katakan",kata Laras
"Biarkan saja tak perlu diingat",ucap Arwanni halus.
"Aku sering bermimpi bahwa aku mengalami kecelakaan tapi aku tidak bisa melihat pria yang berada disampingku saat itu",ucap Laras yang seketika membuat Arwanni melonggarkan pelukannya dan memandang kedua mata Laras yang penuh air mata.
Arwanni menyadari bahwa Laras sepertinya mulai mengingat masalalunya.
"Sungguh aku tidak apa-apa,jika kakak ingin menceraikanku."ucap Larasati
"Aku tidak akan menceraikan mu",jawab Arwanni
"Kalau begitu cumbui aku,sekali saja jika kau masih menyukaiku,aku ingin menyakinkan diriku sendiri bahwa aku memang masih diinginkan",kata Larasati.
"Aku tidak bisa kamu sakit,aku takut terjadi sesuatu setelahnya ",ucap Arwanni.
"Kamu seorang pria normal dan sehat tidak mungkin tidak membutuhkan sex",seru Laras
"Sudah Laras..!!",teriak Arwanni
Larasati tak lagi bicara mengingat peristiwa perlakuan kasar oleh suaminya saat marah.
Larasati duduk lemas di atas Ranjang,"apa dulu kita sudah punya anak?",tanya Larasati lagi.
"Belum...",sahut Arwanni yang juga duduk diatas ranjang.
"Kenapa kamu selalu tidak mau menceritakan masa lalu kita,aku ingin sembuh dan mengingat masa laluku,aku sekarang hidup tanpa kenangan apapun",ucap Larasati
Arwanni mulai menyalakan rokok,saat dirinya berpikir,dan kini Ia berpikir jawaban untuk Laras.
"Aku tidak ingat kalau aku mencintaimu...aku tidak merasakan debaran saat bersamamu...aku justru takut setiap bersamamu",ucap Laras yang terdengar menyedihkan.
Putri sudah tak lagi menggedor-gedor pintu,tiba-tiba suasana hening diruangan itu.
"Bantu aku mengembalikan kepingan ingatanku",ucap Laras pelan karena suasana yang hening.
Arwanni tak menjawab hanya menatap Laras tajam sambil menghisap rokok miliknya.bathinnya sedang berpikir haruskah Perempuan ini disingkirkan sekarang atau tetap Ia simpan.
*
Larasati mengusap airmatanya lalu merapikan kembali pakaiannya.
"Sudah malam..kakak ingin aku disini atau aku harus pulang",tanya Laras pada Arwanni yang masih tak bergeming bahkan sudah beberapa batang rokok yang Ia habiskan.
Ia lalu menyalakan pembersih udara dikamar itu karena penuh asap rokok miliknya,lalu menata tempat tidurnya,membuka lemari mencari sesuatu lalu Ia hanya menemukan kaos tanpa lengan yang berukuran besar dan memberikan pada Laras.
"Kita tidur disini malam ini,bersihkan badanmu dan ganti bajumu dengan ini".
Larasati memandangnya sesaat lalu melakukan yang disuruh suaminya meski hatinya sangat kesal,tapi begitu keluar kamar mandi entah karena bajunya atau karena suasana dikamar itu,Arwanni jadi bergairah melihat tubuh Laras tertutup kaos besar itu.dada bulat yang tak terlalu besar,pantat kecil namun juga terlihat membulat sempurna,kaki mulus terekspos hampir sempurna karena panjang kaos itu tepat dibawah pantat Laras,meski tak berkulit putih namun sangat mulus.
Laras menaiki ranjang lalu berbaring menyamping tanpa bantal karena cuma ada satu bantal disitu bahkan tak ada selimut diatasnya.
Arwanni mengatur nafas,sepertinya setan sedang merasukinya dan libidonya meningkat seketika melihat celana dalam warna putih sedikit terlihat karena posisi Laras yang membelakanginnya,sungguh pemandangan yang tak bisa dialihkan oleh mata Arwanni saat ini.

~~~~WARNING ~~~~
bab selanjutnya zona dewasa yang dibawah umur skip aja ya

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang