Bab 24

1.5K 69 2
                                    

Rebecca merasa bebas sekarang, Ia bisa pergi kemana saja sesukanya,Ia juga merubah penampilannya menjadi seperti wanita Swedia pada umumnya, Ia setiap hari belajar bahasa Swedia dari Anna ibu angkatnya, setiap pergi juga bersama Anna karena masih belum bisa bahasa lokal disana.
Meski sudah sebulan di Swedia Rebecca hanya baru bisa bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan kata sapaan saja, selebihnya dibantu Anna.
##
Arwanni memukul satu persatu anak buahnya yang disuruh mengikuti Larasati, bahkan salah satunya sudah ada yang jatuh pingsan akibat pukulan Arwanni.
Sudah dua hari berlalu tapi jejak istrinya hilang begitu saja.
Arwanni mendekat pada Jack dengan wajah penuh kemarahan, "Apa kamu ikut andil kali ini..hah..",seru Arwanni pada Jack.
"Bukan Aku",jawab Jack singkat.
"Cih..bangsattt..jadi siapa yang menghilangkannya",kata Arwanni kesal pada semua orang didepannya.
"Bugh..plak..",Arwanni memukul dan menampar Jack kemudian.
"Aku tidak tahu tapi perintahkan padaku untuk mencarinya",ucap Jack sambil menahan rasa sakit dari pukulan Kakaknya.
"Sudah kubilang dia kakak iparmu",kata Arwanni pada Jack dengan mata melotot.
"Sialan...pasti ada yang membantunya...Ia tidak mungkin pergi tanpa jejak jika melakukannya sendiri",kata Arwanni.
"Cepat cari tahu apa Ayahku ikut andil disini",seru Arwanni pada anak buahnya.
"Dan kau...buktikan ucapanmu padaku jika memang ini bukan dirimu, bawa dia kembali utuh dengan nafasnya kemari",seru Arwanni sambil menunjuk Jack.
Mereka bubar dan Arwanni berjalan menuju ruangannya sambil menyulut rokok.
Ia mengamati tiap sudut ruangan itu, Ia bahkan masih bisa mencium aroma Larasati dan terbayang senyumannya saat Ia membuka pintu.
Arwanni juga tidak makan dengan benar sejak kepergian Laras karena terbiasa masakan Larasati, bahkan masakan yang dibuat istrinya saat marah juga masih membuatnya bahagia.
"Kemana kau Laras...tanpa indentitas,uang dan pakaian yang kau bawa",Arwanni bicara sendiri.
Ia berjalan kearah lemari dan membukanya tak satupun baju yang Ia bawa bahkan baju yang dipakai saat terakhir pergi ditemukan ditempat sampah mall.
Ia membuka tas besar didalam almari yang ternyata berisi tumpukan uang tunai lalu membuka laci almari juga berisi uang tunai.
Uang yang diberikan juga sedikit yang dipakai oleh Larasati.
Arwanni mengerti yang dibutuhkan Larasati bukan uang atau barang-barang mewah tapi kebebasan.
Arwanni menyesali tak mengabulkan keinginan Larasati yang ingin hidup normal bersamanya seperti pasangan yang lain.
Arwanni tak bisa meninggalkan organisasinya, karena ini adalah tempatnya melampiaskan kemarahannya pada ayahnya dan dunia yang terasa tak adil padanya.
Kehilangan Larasati sama sakitnya seperti saat kehilangan ibunya.
Arwanni duduk didekat jendela, seperti kesukaan Larasati.
Arwanni merawat semua tanaman diruangan ini agar ketika Larasati kembali Ia bisa merasa senang karena tempat ini masih sama seperti saat Ia tinggalkan.
*
Robert si pelaku hilangnya Larasati tetap pada tipuannya, Ia yang berhasil membuat Larasati pergi tanpa jejak.
Ia juga bersikap tenang seperti biasa rencana kedepannya Ia akan pergi menyusul adik angkatnya itu nanti.
Robert menghampiri Arwanni di klub setelah mencari keberadaan sahabatnya itu.
"Tubuhmu akan rusak dengan ini",kata Robert mengambil botol yang dipegang Arwanni.
"Aku sudah meminumnya lama...",ucap Arwanni.
"Kau tak akan bisa menemukannya dengan tubuh penuh alkohol dan dadamu penuh asap",ucap Robert.
"Kepalaku dan dadaku penuh terisi Larasati...tak akan ada yang bisa masuk kesana",balas Arwanni, mengambil botol dari tangan Robert.
"Hahaha... sahabatku manusia berdarah dingin ini, bisa juga patah hati",seru Robert sambil bersandar di sofa tempatnya duduk.
"Selain ibuku...cuma Larasati perempuan yang bisa menyentuhku, bukan hal yang mudah untuk menghilangkannya",ucap Arwanni menghisap rokoknya lebih dalam.
"Carilah perempuan disini yang mirip lalu tidur dengannya, keluarkan hasratmu disini agar pikiranmu tenang",kata Jack sambil menepuk bahu Arwanni disampingnya.
"Hah.. hehehe...Kalau Aku bajingan seperti itu sudah kulakukan sejak muda Rob..",kata Arwanni.
"Ehm..baiklah terserah padamu, Aku pergi dulu ada jadwal operasi di rumah sakit malam ini",kata Robert lalu berdiri dan pergi meninggalkan sahabatnya.
Arwanni hanya memandang kepergian Robert.
Ia berpikir mungkinkah Robert yang membantu Larasati karena kedekatan keduanya.
*
Jack menyelidiki dan mengurutkan kejadian di mall, ia masuk kamar pas dan mengamati dalamnya dengan seksama karena tidak mungkin Larasati bisa lolos dari tempat ini tanpa terlihat cctv, lalu pura-pura menanyai beberapa SPG yang bertugas hari itu di sana.
Jack yang selalu teliti yakin akan menemukan sebuah titik kejelasan cara Laras menghilang.
Jack tidak tahu jika saat ini Larasati sudah jauh di negeri orang.
Arwanni dan Jack hanya mengira Larasati masih berada di negaranya karena menganggap Larasati tidak mungkin pergi jauh karena Ia perempuan tak berdaya.
Dan dengan gigih Jack bolak balik setiap hari di mall tersebut selama satu minggu lamanya.
#
Waktu terus berjalan sudah tiga bulan tetapi belum ada titik terang hilangnya Larasati.
Berita ini akhirnya terdengar oleh Subrata jika menantunya menghilang tanpa jejak.
Subrata meski tidak ingin ikut campur urusan putranya tetapi Ia ikut menyelidiki diam-diam keberadaan menantu pertamanya itu.
Sementara ibu tiri Arwanni tertawa senang dan berencana membujuk suaminya untuk menjodohkan Arwanni dengan Putri yang dulu gagal.
*
Semua orang ikut sibuk dengan hikangnya Larasati tetapi dengan misi mereka masing-masing.
Sementara Robert yang diam karena menunggu hingga waktu yang tepat untuk pergi menyusul Larasati serta mengatur kepindahan Larasati kenegara berikutnya.
Robert memang merencanakan untuk membuat Larasati berpindah-pindah negara setiap dua tahun sekali nantinya.
Demi menyempurnakan hilangnya jejak masalalu Larasati dan benar-benar hanya diketahui sebagai Rebecca adiknya.
#
Rebecca berjalan dipasar dengan menggandeng tangan Anna hari ini.
Ia begitu senang bersama Anna yang sangat baik dan begitu lembut padanya.
Tiba-tiba Rebecca merasa kepalanya sangat pusing dan pandangannya mulai kabur, Ia hutung lalu terjatuh.
Anna panik karena terkejut sat Rebecca melepas genggamannya dan jatuh disampingnya.
Dengan bantuan beberapa orang Anna membawa Rebecca kerumah sakit terdekat.
Anna sudah menghubungi suaminya tadi saat dalam perjalanan kerumah sakit.
Anna cemas karena beberapa menit sebelumnya Rebecca baik-baik saja selama bersamanya juga tak terlihat tanda-tanda sakit.  


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
hhmm...janganlah jadi maling yang cuma membaca bab 21+ saja dan melewati bab yang lain.
Hargailah kerja keras penulis untukmu

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang