Bab Tiga Belas (21)

4.9K 72 0
                                    

Laras menyiram tanaman dan bunga diruangan milik Robert juga membersihkan ruangan itu,Laras tidak pernah meninggalkan ruangan meski sudah dijinkan tinggal dimarkas mereka,Ia enggan meninggalkan Ruangan Robert.Arwanni sering datang tentunya terutama saat jam makan karena Larasati memasak untuknya kadang Robert ikut makan bersama.
Sudah dua bulan Larasati tinggal dimarkas.
Mereka tidak tahu ada orang yang mengawasi dan mengetahui bahwa ada wanita yang tinggal dimarkas saat ini dan segera mencari tahu siapa wanita itu.
##

"Ternyata Ia memiliki wanita sekarang bahkan tinggal ditempat busuk itu",Ucap Gatot.
"Hanya wanita jalang,tidak penting",sahut Colo.
"Jika tinggal disitu,itu tetap penting",sahut Gatot
"Mungkin bukan titik lemahnya",ucap Colo.
"Tetap perlu kita coba",kata Gatot.
"Terserah padamu,aku ikut saja",Colo pasrah.
"Baiklah aku akan tetap menyuruh orang mengawasi dan mencari celah untuk membawanya",ucap Gatot sambil pergi meninggal Colo di tempat pertemuan mereka.
Colo dan Gatot adalah salah satu yang bisnisnya dihancurkan karena telah bermain curang pada Subrata Grup tetapi mereka berhasil lolos sampai sekarang.Mereka selalu menyusun rencana dan mengumpulkan kekuatan untuk membalas dendam pada Arwanni.
##
"Bagaimana perkembangan kesehatannya",tanya Arwanni.
"Sudah banyak kemajuan,tapi berhati-hatilah kepingan ingatannya mulai timbul tenggelam sekarang",jawab Robert.
"Tapi Ia sudah terikat denganku",sahut Arwanni.
"Sudah kubilang biarkan dia disini bersamamu agar dia mencintaimu,lebih baik lagi jika kalian memiliki anak,dengan begitu meskipun ia ingat masalalu Ia tidak akan bisa kembali apalagi membahayakanmu",kata Robert.
Arwanni terdiam menyulut rokok,dalam hatinya sendiri bertanya membuat Larasati mencintainya?,sementara dirinya sendiri tidak tahu apakah Ia mencintai Laras saat ini,tetapi kenapa Ia takut kehilangan perempuan itu,memiliki anak?,perlukah itu?,dan yang terpenting sungguhkah Ia ingin anak.Ayahnya membuat ibunya frustasi hingga mati karena memiliki wanita lain meski sudah memiliki anak.lalu akankah anak menjadi alasan ikatan dirinya dan Larasati kuat.
"Oh ya...aku akan merenovasi ruanganmu ini,aku tidak bisa tidur nyenyak disini",ucap Robert sambil keluar ruangan.
Arwanni hanya menatap kepergian sahabatnya itu tanpa bicara.
*
Siang ini sangat panas,setelah memberikan perintah pada anak buahnya untuk menangkap beberapa orang atas perintah ayahnya.
Arwanni mandi dan berganti pakaian sederhana lalu menuju ruangan tempat Larasati berada.
*
"Kak..aku buat squash",ucap Larasati setelah membuka pintu untuk Arwanni.
"Oh ya,masakanku siang ini cocok dengan udara panas",ucap Larasati lagi,Arwanni melihat ke arah pendingin ruangan saat Laras bilang udara panas.
"Oh tidak..tidak..aku tadi hendak keluar ruangan tapi balik lagi setelah tau udara panas diluar",ucap Larasati ketika melihat Arwanni menoleh kearah pendingin ruangan.
Mereka duduk menikmati makan siang dimeja berdua,Arwanni mengamati Larasati yang bercerita dan tersenyum lebar sambil makan.
"Kau tidak bisa kembali kerumah besar jika berisik seperti ini,kedua adikku tidak suka perempuan berisik",kata Arwanni tiba-tiba.
"Entahlah semenjak disini aku ingin selalu bercerita saat bersamamu"jawab Larasati.
"Kak Arwanni sendiri sebetulnya suka aku yang berisik atau pendiam",tanya Larasati kemudian.
"Aku lelah dengan hidupku..kadang aku ingin kesunyian.tapi lakukan sesukamu disini,dan kembali seperti semula saat dirumah besar",kata Larasati.
Larasati menatap wajah suaminya,lalu tersenyum dan kembali melanjutkan sisa makanannya dalam diam.
Larasati mengantarkan suaminya saat hendak keluar ruangan karena makan siang mereka sudah selesai,begitu sampai pintu Arwanni berbalik lalu memegang bahu Larasati yang kaget memandangnya.
"ehm..",suara Laras saat Arwanni melakukan deep kiss padanya,lalu mengakhiri dengan mengecup kening Laras dan pergi keluar,meninggalkan Larasati yang mematung heran kenapa tiba-tiba Arwanni menciumnya dengan menggebu disiang hari yang tak pernah Ia lakukan sebelumnya,mungkin karena cuaca yang terik pikirnya,tapi akibat ciuman itu ia menjadi basah,Larasati malu sendiri lalu bergegas mandi setelah mengunci pintu ruangan.
##
"Apakah dia belum bisa kembali kesana",tanya Jack pada Robert.
"Berbaiklah pada kakak iparmu",jawab Jack.
"Cih...dia bukan kakak iparku",sahut Jack.
"Kenyataannya kakakmu menikahinya mungkin sebentar lagi memiliki anak darinya",ucap Robert.
"Kak Wanni tidak mencintainya,dia hanya mainan setelah bosan akan disingkirkan",kata Jack.
"Kau berpikir begitu?,hem..kenapa kau tak menyukainya",tanya Robert.
"Karena memang bukan siapa-siapa,kalau memang Ia perempuan yang dicintai dan dikejar oleh kakakku aku akan melindunginya sebagai kakak ipar,tapi dia hanya masalah yang tidak sengaja kami temui",kata Jack.
"Jodoh itu selalu datang tak terduga Jack,begitupun jodoh kakakmu",ucap Robert.
"Persetan dengan jodoh",seru Jack lalu pergi meninggalkan Robert yang tersenyum melihat tingkahnya.
Jack masih menganggap keberadaan Larasati sama seperti musuh-musuh mereka,hanya sampah yang harus segera disingkirkan sebelum membuat bau.
##
"Ish..um..ah..shit..ehm..sstt",Arwanni meracau karena kemaluannya sedang digenggam dan di aniaya dimulut Larasati,sementara Ia tetap bertahan duduk disofa saat ini.Larasati yang semakin hebat melakukan Oral sex membuat Arwanni kecanduan di eksplor oleh mulut dan tangan Larasati.Setiap malam menjadi tempat pergumulan panas Larasati dan Arwanni apalagi ketika Larasati sedang datang bulan Ia justru sangat menyukai momen itu karena Larasati akan memuaskannya dengan Oral.
Karena Ia tidak dekat dengan wanita manapun apalagi melakukan sex dengan selain Larasati jadi Ia menganggap Larasati perempuan yang sangat luar biasa meski wajahnya tidak luarbiasa.baginya urusan sexnya terpenuhi sempurna oleh Larasati,dan Ia tidak butuh wanita lain hanya Larasati.
##
Siang ini Larasati berjalan keluar ruangan dan melihat-lihat seluruh ruangan di lantai tiga gedung,Ia tidak melihat Arwanni dan yang lain diruangan Arwanni.
Larasati berjalan turun kelantai tiga ada beberapa anak buah Arwanni yang menunduk begitu melihat dirinya.Ia turun lagi kelantai satu hingga sampai lantai dasar yang lebih banyak penjaga,Ia melihat ada penjual siomay diluar dan bicara kepada salah satu penjaga minta dibelikan dan meminta penjaga untuk meminta uangnya nanti pada suaminya,karena Laras memang tak pernah memiliki uang.setelah mendapatkan lima bungkus siomay dari salah satu penjaga Larasati berjalan kembali kedalam gedung tetapi terdengar keributan ternyata ada perkelahian didepan dan Larasati mematung melihat itu.
"Bug",sebuah pukulan dari belakang membuat Larasati jatuh tersungkur tak sadarkan diri.
*
Seorang pemuda tersenyum dan memanggil namanya "Ratih jangan kesana,kemari bersamaku",pemuda itu mengulurkan tangan padanya,senyum pemuda itu begitu manis dan damai begitu melihatnya."aku mencintaimu sayang,kemari...ayo aku antarkan kamu pulang kerumah",Ia berlari kearah pemuda itu, tapi tiba-tiba Ia merasakan kepalanya sangat sakit saat tangannya hampir saja meraih tangan pemuda itu.
Larasati membuka mata dan merasakan mulutnya diplester serta tangan dan kakinya diikat di sebuah kursi.Ia berada ditempat asing,Ia sadar saat ini dirinya sedang diculik seseorang. kemudian Ia teringat mimpinya tadi,ingat sedikit tentang masalalunya,Ia pernah memiliki kekasih jadi pemuda dimimpinya selama ini setiap Ia pingsan adalah kekasihnya dimasalalu,pemuda itu bernama Amung pacarnya sejak duduk dibangku SMU,tapi hanya sampai disitu ingatannya,Ia juga ingat letak rumah Amung.tapi Ia tidak ingat yang lain bahkan bagaimana kemudian Ia putus dengan Amung dan menikahi orang lain.setiap Ia mencoba mengingat sesuatu lebih dalam kepalanya menjadi sangat sakit.

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang