Bab 29

1.4K 62 1
                                    

Rebecca libur saat weekend dan hari ini Ia akan menjemput Robert dibandara yang akan pulang dari Inggris, Nea juga sangat senang karena akan pergi dengan ibunya jalan-jalan.
#
Arwanni tidak membawa barang apapun, Ia menunggu Robert di bandara untuk terbang ke Swedia beberapa hari.
Ia ingin memastikan sahabatnya itu tidak berbohong dan juga tidak ada salahnya melihat Swedia yang tak pernah Ia datangi karena tidak memiliki saudara atau teman disana.
Setelah sepuluh menit Robert muncul dengan tersenyum saat melihat sahabatnya untuk pertama kalinya menunggunya terlebih dahulu karena biasanya selalu Ia yang menunggu.
Sepanjang perjalanan Robert terus tersenyum membuat Arwanni memandangnya dengan tatapan curiga dan yakin jika Robert berbohong tentang adiknya dan hanya mencari alasan untuk mengajaknya liburan.
#
Telepon Rebecca berdering saat Ia didalam mobil, sehingga Ia terpaksa menepi.
Pemilik toko menelponnya untuk meminta bantuan menjaga toko karena salah satu pegawai hari ini tiba-tiba jatuh pingsan di toko.
Rebecca tidak mungkin menolak tentunya karena itu satu-satunya toko yang menyambutnya dengan baik karena Ia warga negara asing.
Rebecca terpaksa menelepon Robert dan mengatakan tidak bisa menjemputnya dan memintanya langsung pulang kerumah saja dan meminta Robert untuk membawa temannya lain waktu saja.
Rebecca memutar balik dan setelah mengantarkan Nea pada Anna Ia bergegas berangkat ketempat kerja.
#
"Siapa yang telepon",tanya Arwanni.
"Adikku, Ia harus bekerja tiba-tiba jadi batal menjemput kita, tapi jika kamu tidak keberatan mampir kerumahku ya...meski adikku tidak dirumah",kata Robert.
"baiklah setelah itu pesankan Aku hotel disekitar rumahmu",ucap Arwanni.
"Oke kawan",sahut Robert.


Robert dan Arwanni tiba dirumah Enar menggunakan taksi.
Enar dan Nea membukakan pintu,"uncle Rob",sapa Nea.
"Hai sayangku Nea...uncle membawa teman",kata Robert pada Nea.
Arwanni diam memandang Nea,bukan karena gadis kecil itu cantik tapi wajahnya seperti dirinya saat kecil,"Hei" seru Robert menepuk bahu Arwanni yang diam memandang Nea.
"Ma..maaf..maaf, ehm...Indonesia",kata Arwanni yang terkejut karena menggunakan bahasa Indonesia.
"Kita dari Indonesia",jawab Enar, lalu Enar dan Arwanni bersalaman.
"Dan ini...siapa namamu putri cantik",tanya Arwanni kemudian jongkok didepan Nea.
"Nea Atalia...uncle ?",jawabnya.
"Arwanni Subrata",kata Arwanni tersenyum.
Enar menatap pada Robert karena melihat wajah Arwanni yang persis dengan Nea, Robert mengangguk pelan menjawab pertanyaan Enar dari tatapan matanya.
"Ayo kita masuk",ajak Enar kemudian.
Tanpa sadar Arwanni masuk kedalam rumah dengan menggandeng tangan kecil Nea, Nea hanya tersenyum tapi merasa bahagia saat pertama melihat Arwanni.
Arwanni mengedarkan  pandangannya melihat isi rumah Enar.
Anna terkejut saat melihat tamu yang duduk di ruang tamu mereka, Ia menutup mulutnya dengan kedua tangan.
Anna menatap kearah Robert, dan sekali lagi Robert tersenyum sambil mengangguk pelan.
Arwanni menatap keduanya bingung, karena Anna terkejut melihatnya, dan respon Robert.
Arwanni dan Anna bersalaman, saling berkenalan lalu duduk diseberang karena Nea dan Arwanni duduk bersebelahan.
Saat mengobrol, Anna tak melepaskan pandangannya dari Arwanni dan Nea.
"Nea...bisa memanggil uncle Arwanni dengan Ayah",ucap Robert tiba-tiba.
Arwanni menoleh kearah Robert karena Ia sedang berbicara dengan Enar.
"Tapi...Ibu bilang Nea tidak perlu seorang Ayah",jawab Nea.
"Uncle yang ini berbeda, Ia bisa jadi Ayahmu",ucap Robert.
"Ibu akan marah jika Nea memiliki Ayah",sahut Nea polos.
"Ya Ibu akan marah tapi uncle Arwanni bisa menanganinya",ucap Robert.
Kini semua terdiam mendengarkan percakapan Nea dan Robert.
"Benar Uncle...Uncle bisa bicara dengan Ibu ?",Nea beralih bicara dengan Arwanni.
"Ehm...Uncle akan berkenalan dulu dengan Ibu",jawab Arwanni yang bingung karena ulah Robert.
"Apa Rebecca akan...",ucap Anna pelan.
Robert tersenyum kecil," lebih baik tadi jika mereka bertemu di bandara".
"Ayo kita makan, kalian pasti lapar",seru Enar membuyarkan kebingungan mereka karena ulah Robert.
Mereka mengikuti Enar dan kemudian mengambil posisi masing-masing di meja makan, sementara Anna meletakkan semua masakannya di meja makan.
Arwanni melanjutkan percakapannya di meja makan dengan Enar, Ia tertarik dengan cerita perjalanan hidupnya hingga sampai di swedia.
Dalam hati Arwanni Ia tak menyangka sahabatnya memiliki banyak hal yang disembunyikan di luar negeri tang tidak Ia ketahui.
Arwanni tidak mengetahui, jika Anna dan Enar sudah mengetahui masalalu tamunya ini, jadi mereka berhati-hati saat bicara.
"Oke..cantik..uncle pulang dulu",pamit Arwanni.
Arwanni memeluk Nea sebelum pergi, Ia merasa terikat dengan gadis kecil itu tapi entah karena apa.
#
Arwanni keluar hotel karena rokoknya habis dan Ia berniat membeli sebotol minuman karena jika tidak minum alkohol, Ia tidak akan bisa tidur.
Ia memilih jalan kaki sambil menikmati suasana malam di kota ini.
Ia terus berjalan hingga sampai disebuah toko yang tampak ramai pembeli tapi sepertinya berasal dari asia, Ia masuk kedalam toko.
Ia melihat isi toko yang benar seperti dugaannya, banyak produk dari asia di jual ditoko ini.
Ia mengambil beberapa merk bir, lalu membayarnya dikasir.
Arwanni keluar toko setelah membayarnya tapi matanya melotot melihat seorang perempuan membawa dua kardus masuk kedalam toko, matanya mengikuti gerak perempuan itu, yang lalu terlihat menata produk di rak toko, dari luar Ia mengamatinya, wajahnya sama persis dengan Larasati tetapi kulitnya lebih cerah serta warna rambutnya berbeda.
Tapi Ia merasa tidak mungkin Larasati sampai di Swedia apalagi bekerja di negara asing, Ia tahu jika Larasati tak mahir bahasa asing.
Tapi perempuan itu menarik perhatiannya, Arwanni berdiri diseberang toko yang terdapat kedai makan, Ia memilih tempat duduk yang bisa melihat kearah toko didepan.
Ia terus mengamati perempuan penjaga toko disana.
Hingga kedai dan toko tutup Ia melihat perempuan itu keluar tapi kemudian menaiki sebuah mobil, Ia tak bisa lagi mengikutinya dan dengan kecewa kembali ke hotel.
Ia penasaran siapa perempuan itu, tapi Ia juga takut jika dia bukan Larasati tetapi nanti jatuh cinta padanya, karena wajahnya mirip Laras.
*
Keesokan harinya karena berniat mengikuti perempuan kemarin, Arwanni menyewa sebuah mobil dan sebuah rumah di sekitar toko.
Arwanni tak punya relasi di Swedia jadi Ia melakukan segalanya sendiri, Ia tidak ingin Robert tahu kegiatannya saat ini.
Siang hari barulah Ia melihat perempuan itu datang untuk bekerja tapi kali ini Ia terlihat jalan kaki.
Arwanni mengamatinya dari dalam mobil yang diparkir di depan toko tempat perempuan itu bekerja.
Ketika posisi wajah gadis itu di arah yang tepat,Arwanni mengernyitkan dahinya karena wajah perempuan itu benar-benar sama persis dengan Larasati.
Ia semakin ingin mengetahui tentang gadis itu, setidaknya jika Ia bukan Larasati ,Ia ingin mengenalnya.
Setelah malam tiba dan saat ini posisi perempuan itu ada di meja kasir menggantikan kawannya yang sedang keluar toko.
Ia mengambil beberapa kaleng bir dan dua bungkus snack lalu membawanya ke meja kasir, perempuan itu berwajah datar tapi memandanginya sesaat, lalu memasukkan satu-persatu belanjaan Arwanni dan menyebut jumlahnya dalam bahasa Swedia.
Arwanni memintanya mengulang dalam bahasa Inggris karena Arwanni tidak bisa bahasa Swedia.
Perempuan itu mengulangnya dengan bahasa Inggris, dada Arwanni berdetak kencang dari tadi saat mendengar suara perempuan itu pertama kali, suaranya adalah suara wanita yang sangat Ia rindukan selama ini.
Arwanni berusaha mengendalikan dirinya karena nametag yang menempel didada perempuan ini adalah Rebecca.
Ia keluar setelah membayar dan masuk kedalam mobil, Ia masih belum yakin tapi siapa yang akan Ia suruh menyelediki perempuan yang persis Larasati ini.
Ia tidak mungkin meminta Robert karena Robert ingin mengenalkannya pada adiknya, ibu dari gadis cantik yang mirip dengannya.
Pikirannya bingung sekarang, ia merasa tertarik dengan kehadiran Nea tapi sekarang Ia melihat perempuan yang mirip Larasati,sementara Ia tidak bisa menceritakan ini pada Robert. 
Untuk pertama kalinya Ia bingung menghadapi suatu masalah.
Arwanni hanya ingin terus menemui perempuan bernama Rebecca ini.

Arwanni Tolong Pulangkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang