6. Fake relationship

123 19 2
                                    

JANGAN LUPA MEMBERI VOTE

disiang hari terlihat Nathasya dengan penampilan yang cukup terlihat cantik, berjalan memasuki sebuah restaurant dengan interior yang sangat antik

"Hi, maaf ya lama nungguin"

"gapapa. nih aku sudah pesankan makanan dan minuman sesuai requestmu dichat"

"makasih"

ya, saint sengaja menghubungi thasya terlebih dahulu sebelum tiba di restaurant bahkan saint juga sengaja bertanya pada thasya menu apa yang ingin wanita itu makan hari ini.

saint takut jadwal sibuk thasya membuat waktu bicara mereka jadi terpotong dan terganggu dengan hal lain

"gimana hari ini? sibuk banget?" tanya saint

"engga sesibuk kemaren sih untungnya"

"cape banget pasti kemarin"

"lumayan tapi namanya juga kerja, engga ada kerjaan yang nggak cape kan? bahkan pembusiness sepertimu pasti cape sama berkas berkas kan?"

"iya juga, cape banget"

"thasya"

"ya?"

"kita kencan kaya gini nggak mempengaruhi karir kamu kan?"

"justru bagus"

"kok bagus?"

"kan kita dijodohin buat apa lagi kalau bukan buat karir satu sama lain? bahkan aku rasa nih nanti kalau kita makan bersama dengan keluarga lengkap pasti mereka juga bakal undang wartawan"

"pernikahan karena business selalu seperti itu kan saint?"

"engga tau, aku belum pernah nikah"

"sama aku juga, tapi mama bilang sih kaya gitu"

"tapi kita kayanya engga bakal ketahuan sih karena kita jugakan pakai vip room sekarang"

"ini yang mau aku tanyain, kenapa harus pakai vip room? harusnya biarin aja orang orang lihat"

"jangan buru-buru cantik"

"bercanda ganteng"

sementara disatu sisi terlihat junathan seorang diri disebuah toserba yang cukup jauh dari tempat ia bekerja

'brug'

"auw"
keluhan anak kecil membuat junathan menoleh kesumber suara

anak kecil itu tidak menabrak juna namun ia menatap seorang gading cantik dengan surai coklat yang sebagian juga menutupi kening nya

"udah mama bilang hati-hati susah banget dibilangin"

"maaf ma"

"kak maaf ya. bajunya jadi kotor kena makanan anak saya, saya hanya ada uang segini semoga cukup untuk biaya laundry nanti"
wanita paruh baya itu memberikan beberapa lembar uang pada wanita asing lain nya

"engga perlu tan, aku bisa bersihin ini sendiri tanpa harus ke laundry. uang nya buat jajan adiknya aja"

"dek ada yang luka engga?"

"engga ada kak, maaf ya"

"iya ngapapa, lain kali hati-hati ya"
wanita cantik itu mengusap helaian rambut bocah laki-laki dihadapan nya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan mininggalkan toserba tersebut

juna yang sedari tadi memerhatikan insedent kecil itu hanya bisa tersenyum penuh arti, yang terlihat sangat sulit untuk ditebak

"ma dompet kakak nya ke tinggalan"
bocah kecil itu menunjukan sebuah dompet yang tergeletak dilantai

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang