55. The Happiest Girl (END)

263 9 2
                                    


ps: sebelum mulai baca kayanya makin baper sambil dengerin lagunya juga deh

-----------
Malam itu disebuah ball room hotel bintang 5 yang masih berada ditengah kota seoul, ratusan orang sudah berkumpul didalam ruangan dengan interior megah, membuat para tamu undangan merasakan euphoria berada didalam ice castle, seperti apa yang di impikan sang mempelai wanita.

ya selama proses pernikahan para wedding organizer hanya mendengarkan segala hal yang diinginkan Nathasya mengenai interior yang harus mereka siapkan untuk acara.

hingga kini disalah satu ruang mempelai terlihat nathasya dengan gaun putih yang membuatnya terlihat semakin cantik meski dengan perut yang mulai membuncit

"sya" dengan mata yang mulai berbinar menahan isak tangis, bathshyba menghampiri sahabatnya yang duduk manis dikursi mempelai wanita

"hei, kenapa nangis?" meski air mata itu tak keluar dari kelopak mata shyba tentu saja nathasya tau bahwa sahabatnya sedang menangis dalam diam

"ini bukan mimpi ya?"

"shyba..."

"maaf sya tapi gue takut"

"gak ada yang perlu ditakutin, shy"

"gue takut kalau sampai akhir lu gak bisa dapetin cinta nya saint"

"shyba gue setuju nikah sama saint bukan mengharapkan adanya cinta kok, ya awalnya emang gitu tapi diakhir gue hanya menginginkan tanggung jawab saint"

"meski dia gak cinta sama lu?"

"seengaknya dia bisa usaha buat cintain anak kami kan?"

"thasya..."

"gue seneng banget hari ini shy, pertama gue bisa bantu ekonomi keluarga gue dengan adanya pernikahan ini dan kedua yang paling penting anak gue punya papa, anak gue punya keluarga yang lengkap meskipun gue gak yakin bakal jadi keluarga yang harmonis seengaknya anak gue punya papa yang bisa menuhin segala kebutuhan bahkan ke inginan dia nanti"

"oke kalau lu merasa malam ini lu jadi wanita paling bahagia di dunia maka gue mau bikin janji baru sama lu"

thasya tertawa sejenak "janji apa?"

"setelah malam ini gue bakal nikahin junathan, gue bakal bikin junathan berhenti mencintai saint jadi gak ada penghalang buat lu berusaha bikin saint cinta sama lu"

"bukan nya lu udah pernah bilang kaya gitu?"

"hm. sekarang gue benar-benar bakal nepatin janji gue, kita gak hanya jadi sahabat tapi jadi ipar. mau?"

"jangan maksain diri, shy"

"engga maksa"

"shyba, please cuma lu sahabat gue satu-satunya, gue gak mau sahabat gue ngerasain hal yang sama kaya gue. gue mohon lakuin apa yang bikin lu bahagia, jangan terus terusan ikutin jejak gue ya, shyba harus bisa hidup dengan kaki shyba sendiri"

"thasya" sebelum tangisan itu pecah shyba sudah memeluk sahabatnya dengan erat

"ih lu ngebasahin gaun gue"

"gak kena gaun kok, nih gue elap terus terusan air matanya" thasya tertawa karena merasakan gerakan yang tak kunjung berhenti dipunggung nya

"yeah, to night I'll be the happiest girl in the world, akan gue pastikan setalah malam ini semua yang terjadi kamarin gak ada artinya" monolog nathasya

sementara diruang mempelai lain nya terlihat saint yang sedari tadi hanya menatapi pantulan dirinya di cermin, pakaian pernikahan telah dia kenakan bahkan wajahnya terlihat seperti pangeran yang sangat tampan, persis seperti apa yang selalu ia impian bersama junathan

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang