46. Glimpse of us

80 9 0
                                    


dipagi hari diawal tahun 2023, terlihat mobil milik Kim Vasaint Alexander terpakir disebuah panti asuhan yang rutin ia kunjungi bersama junathan, setidaknya paling sedikit sebulan sekali.

pagi itu sesuai dengan rutintitasnya sebelumnya bahwa sehari setelah hari ulangtahun nya vasaint akan mendatangi panti asuhan kids naverland untuk berbagi kebahagian dan beberapa barang yang bisa ia berikan.
masih sama seperti biasanya pula yang selalu ditemani oleh Junathan namun hari ini ada sesuatu yang berbeda karena bertambah satu orang yang menemani saint hari ini, Nathasya. Wanita itu juga turut menemani saint dengan alasan ingin mengenal para anak anak panti dan juga lingkungan panti yang membuat saint nyaman untuk selalu datang ketempat itu, meski alasan sebenarnya saint kecil selalu datang ke tempat ini bukan lingkungan melainkan seorang bocah kecil yang selalu meminta saint untuk membantu dia mewarnai.

hari itu berjalan dengan baik dimulai dari junathan yang meminta beberapa pegawai pengiriman untuk membawa masuk beberapa barang yang dibutuhkan panti, hingga ketiganya berpisah karena juna yang lebih memilih menemui ibu pemilik panti yang pernah menjadi sosok ibu untuknya juga, sedangkan saint dan thasya lebih memilih berada di gazebo dengan segalas teh hangat ditangan mereka satu sama lain.

suasana panti masih sama seperti pertama kali saint datangi, yang berbeda sekarang panti tersebut memiliki bangunan tambahan untuk dijadikan sekolah agar anak anak panti tak harus repot repot keluar lingkungan panti untuk mengais pendidikan mereka

"kamu pertama kali liat junathan dimana?"

"disini, ditaman ini" nathasya hanya berdeham sambil sesekali menyeruputi teh nya

"juna kecil pasti gemes banget ya?"

"sangat, dia pertama kali melihatku mengoceh karena aku gak mau bantu dia buat duduk disampingku"

"kamu biasa main dimana?"

"disini juga, di gazebo ini biasanya aku dan kevin membantu juna mewarnai hasil lukisan dia meski gak jarang juga dia ngomel karena gak sesuai sama apa yang dia mau. aku juga suka main bola dilapangan sama anak anak lain tapi setelahnya juna marah karena aku gak bantu dia mewarnai"

"juna suka banget gambar ya?"

"gambar adalah salah satu hobinya, meski setelah keluar dari panti dia memiliki hobi baru"

"apa itu?"

"photography. saat ulangtahun pertama junathan bersama keluargaku papa memberikanku kamera dan aku selalu memotret banyak hal bersama junathan, aku mengajari dia caranya menggunakan kamera dan dia mulai suka bermain dengan kamera dibanding alat gambarnya"

"kamu suka photography?"

"suka tapi gak kaya junathan, karena aku harus mulai menyukai dunia bisnis sedangkan junathan masih bisa hidup bebas melakukan segala hal yang dia sukai"

"kalau gitu gimana kalau nanti kita jalan jalan buat abadikan pemandangan menggunakan kameramu? aku mau liat kamu jadi photographer, pasti tampan"

"kita lihat lain waktu"

lagi lagi thasya berdeham namun kali ini disertai dengan kekehan yang sulit ditebak karena thasya jelas melihat bagaimana kelopak mata vasaint menyala terang setiap menjawab pertanyaan mengenai junathan, bahkan disetiap pertanyaan yang tak ada kaitan nya dengan junathan malah dibalas dengan jawaban yang terselip mengenai junathan, seakan semuanya dalam hidup saint hanya ada sosok junathan

"sabar thasya, pelan pelan ya, kamu cuma orang baru sedangkan junathan orang lama jadi wajar jika semuanya tentang junathan" ucap thasya dalam hatinya dengan tangan nya yang terus mengenggam cup untuk menghangatkan dirinya sementara waktu

"SAINT" hingga teriakan itu membuyarkan lamunan thasya, menatap sosok pria yang sudah tak asing baginya

"hai vin"

"hai, ada thasya juga disini"

"hai bang kevin" sapa thasya dengan sopan

"kalau nyari juna, juna masih diruangan bu bella"

"hm. happy birthday bro, hadiahnya nanti nyusul ya" kevin bahkan dengan ramah menepuk punggung saint dan membuat saint tertawa renyah

"belum dikasih uang bulanan sama david?"

"sembarangan, david mah selalu ngasih uang tanpa dipinta"

"iya deh yang sugar baby nya david"

"oh jelas, pawang manusia es nih boss"

kedua pria itu asik berbincang, mengabaikan thasya yang sedari tadi hanya bisa memandangi gelas berisi teh yang sudah hampir habis itu

"salam sama david ya nanti"

"chat aja sendiri sih"

"bingung gue kalau chatan sama david mau bahas apa selain kerjaan"

"kakuk banget boss, padahal kemaren lu ketemu david kan di acara lu"

"dia deket sama juna mulu kemaren"

"ya jelas kan adik ipar"

"idih pd bener"

"eh be the way keluarga lu gak curigakan kemaren david deket sama juna?"

"engga kok, kemarin juga ada shyba jadi mereka ngobrol bertiga dan gue sama thasya juga gabung sama mereka sesekali"

"ada yang mau gue omongin bentar sama lu"

"soal apa?"

"soal eunji" pernyataan dari kevin itu membuat saint dengan cepat menoleh kearah nathasya "kalau kalian mau ngomongin dia depan aku juga gapapa kok, aku gak sedekat itu sama kak eunji buat ngasih tau omongan kalian"

"bukan hal besar kok, cuma mau nanya aja soal masalah terakhir kali. udah selesai?"

"setelah putus sama juna gue nyelesain semuanya kok"

"terus lu ke dia sekarang gimana?" "maksud gue kan kalian pasti ketemu dia kalau kalian ketemu"

"gak gimana gimana, kaya sebelumnya aja"

"nathasya tau?"

"gue udah ceritain semuanya ke dia"

"berarti kamu tau sya kalau eunji itu sepupu saint?"

"iya, saint udah cerita bahkan soal bang david. kekasihmu kan?" pertanyaan akhir nathasya membuat kevin menatap saint penuh tanya "dibilang gue udah ngasih tau semuanya ke dia"

"sya tolong jangan kasih tau siapa-siapa ya"

"iya. tenang aja aku gak suka memperburuk situasi kok, lagipula itu bukan ranahku untuk ikut campur hubungan kalian"

"oh thanks god"

"udah sana temuin juna dulu, lu kesini juga mau ketemu anak-anak yang lain kan?"

"hm, mau flashback dikit bisalah, kangen banget gue nemenin juna ngewarnain, sama maksa lu nemenin gue main bola sampe akhirnya diomelin juna bahkan diambekin juna"

oh malangnya thasya harus kembali mendengar pujian mengenai pria bernama Jeon Junathan

"yakan dulu adek lu masih balita"

"bahasa lu balita, adek gue waktu itu udah 5tahun ya"

"ya muka masih balita gitu"

"heh jangan ngeremehin tuh bocah, kecil kecil otaknya udah kaya profesor tuh"

"benar banget lagi anjir"

"udah ah gue masuk dulu, flashback nya nanti lagi. thasya duluan ya"

"oh iya bang" thasya tersenyum manis saat pria itu undur diri, sedikit legak setidaknya thasya tidak lagi diabaikan dan harus mendengar segala hal mengenai hebatnya junathan

"saint, dingin"

"ayo masuk kedalam aja, main sama anak anak gapapa kan?"

"gapapa kok, aku suka anak-anak juga"

"ayo" sudah bukan hal aneh lagi jika keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang saling menyatu

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang