Warning : Harsh word, dirty talk & Lgbt topic-------------
"seru banget kayanya tadi, ngobrolin apa kalau boleh tau?" tanya saint saat keduanya sudah berada didalam mobil bahkan mobil yang mereka tumpangi sudah mulai melaju menuju mansion
"dirty conversation"
"ah?"
"ya kaya yang kamu tau dia lesbian jadi aku nanya lesbian kalau having sex kaya gimana dan dia ngejalasin semuanya"
"we can do that sometimes, maksudnya apa?"
"she dom and i'm sub, i can be her sub sometimes"
"really?"
"why not?"
"with a toys?" junathan mengangguk yakin dan saint hanya bisa membuka mulutnya terkejut dengan rencana yang mantan kekasih sekaligus adiknya itu rencanakan
"tapi kamu gak suka pakai toys, gak puas kamu bilang?"
"ya mau gimana lagi, aku sub dia dom, masa aku harus cari pengganti kamu ke pria juga? masa aku terus-terusan jadi gay? nanti kalau aku diusir dari mansion karena aku gay gimana?"
"junathan"
"ih aku kan juga mau pamer ke grandpa kalau aku juga bisa kasih dia cicit, apa? gak boleh aku ikutan pamer?"
"boleh tapi rencana kamu selalu konyol juna"
"biarin sih, lagipula mencari banyak pengalaman itu bagus"
"semau kamu aja deh"
"udah udah gak usah dilanjutin dirty conversation kita, ngomongin itu sama kamu malah bikin H words"
"kamunya aja yang lemah"
"kim vasaint sumpah kamu udah mau jadi papa gak usah mancing mancing orang deh"
"yah elah malah diingetin"
"aku salah ngomong ya? sainiee maaf" vasaint hanya terkekeh mendengar perubahan suara junathan
sudah menjadi kebiasaan junathan yang akan merubah nada suaranya menjadi menggemaskan jika dia merasa bersalah
"kalau anak itu jadi bagian dari lgbt juga gimana ya?" pertanyaan itu keluar seraya pandangan saint terfokus pada jalan raya
"kalau dia wanita aku yakin dia gak akan jadi lesbian saint"
"kenapa gitu?"
"mamanya hetero"
"jadi menurutmu sexsualitas itu keturunan?"
"engga woi, kalau keturunan berarti daddy aku gay juga dong?"
"aku gak bilang gitu padahal"
"ah saint mah bikin overthinking udah tau orangnya udah meninggal kan aku jadi gak bisa nanyain hal itu"
"tapi bisa jadi juga karena keturunan juna"
"saint"
"papa dan aku buktinya?"
"juna masih boleh peluk saint gak?" saint hanya menganggukan kepalanya pelan dan langsung mendapatkan pelukan hangat dari mantan kekasihnya itu
"sexsualitas saint bukan sebuah kesalahan, bukan penyakit menular apa lagi karena keturunan. kalau itu emang penyakit maka sekarang saint udah sembuh"
"belum" perkataan saint membuat juna secara paksa melepaskan pelukan nya
"saint udah berhasil ngelakuin sama lawan jenis, bahkan udah membuahkan hasil loh. good job" perkataan itu keluar seraya tatapan bangga yang ada pada kedua kelopak mata juntahan
"kalau ini penyakit maka ini penyakit yang gak bisa disembuhin juna bahkan sekarang semakin parah"
"kenapa saint mikir gitu?"
"karena aku malah jadi bisex juga"
"oh poor my sainieee" juna merangkuh kembali saint kedalam pelukan nya, memeluk nya semakin erat
"saint jangan khawatirin hal yang belum tentu terjadi"
"tapi kamu tau aku selalu memikirkan hal terburuk yang akan terjadi dari yang terjadi saat ini"
"iya juna paham. sekarang juna cuma bisa ngasih saran kalaupun nanti anak itu sama kaya kita maka itu balik lagi ke saint sama thasya, karena kalian orangtuanya. kalian bisa terima itu atau kalian justru mengikuti jejak orangtuamu"
"untuk aku pribadi, mungkin aku akan menjadi papa"
"mendukungnya?" saint hanya mengeluarkan dehaman nya "seperti yang kamu tau kalau aku gak mau ada aku kedua, dan seterusnya, aku mau anakku menikmati hidup dengan pilihan nya sendiri"
"iya juna paham sama pikiran saint itu tapi disini soal berbagai pihak, ada thasya juga sebagai orangtua anak itu, kamu juga harus tau keputusan thasya nanti apa. sekarang yang saint bisa lakuin cuma persipkan pernikahan kalian, akan jadi seperti apa anak itu nanti kita masih belum tau dan tugasmu setelah nikah adalah berusaha menjadi papa dan suami yang hebat biar gak ada vasaint lain nya"
"juna tolong peluk aku sampai kita sampai di mansion ya, please jangan banyak tanya aku cuma butuh peluk"
setelah itu tak ada jawaban lagi, keduanya benar-benar berpelukan selama perjalanan ke mansion bahkan saat junathan melirik saint sekilas dapat terlihat bahwa kelopak mata saint sudah tertutup, pria itu tertidur didalam pelukan junathan
"saint aku kangen banget ngeliat kamu clingy gini, dunia jahat ya? dunia jahat banget ya ke saint sampai saint gak pernah dikasih kesempatan buat jadi diri saint sendiri"
"maafin keputusan juna ya, karena emang cuma ini yang bisa juna lakuin buat lindungin saint, seperti yang saint bilang ide juna selalu konyol, maaf ya" junathan mengecup puncak kepala saint sejenak sebelum akhirnya ia lebih memilih memerhatikan jalan raya, berusaha menahan suara tangis dan air matanya karena memikirkan segala hal yang sudah ia perbuat saat ini
melepaskan cinta pertama bukanlah sebuah hal yang mudah terlebih harus memaksakan diri seakan tidak pernah terjadi hal special diantara keduanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Business Relationship
RomanceKisah seorang model bernama Bae Nathasya yang dijodohkan dengan pengusaha sukses, namun siapa sangka perjodohan justru membuat Nathasya terjebak dalam hubungan kontrak ⚠️WARNING⚠️ Mengandung unsur LGBTQ Homophobic? please don't read this story