24. The Players (2/2)

61 8 0
                                    


dimalam hari dengan keadaan yang terlihat sangat mabuk, seorang junathan berulang kali menekan tombol bell kamar apartemen dihadapan nya

"loh, juna" sang pemilik apartemen dengan cepat membopong tubuh juna masuk kedalam dan membaringkan pria itu disofa ruang tamu

"KEVIN, CEPAT KELUAR! ADA JUNATHAN DISINI" teriakan lantang pria itu membuat kevin dengan tergesa-gesa keluar dari kamar tidur mereka "dia mabuk kaya nya" ucap david setelah memastikan keadaan junathan saat ini

"bang maaf, aku izin bawa juna ke kamar tamu ya" pemilik apartemen hanya bisa berdeham dan membiarkan pria itu membopong adiknya

hingga kini seorang Kevinlio dengan telaten mengurus sang adik, membantu sang adik memuntahkan isi perutnya ditoilet kamar tamu, membersihkan aroma alkohol bahkan hingga menggantikan seluruh pakaian yang Junathan kenakan

"bang" panggilan itu hanya mendapatkan respon dehaman "bang kevin hwueee" hingga suara tangisan membuat kevin dengan cepat memeluk sang adik "gue disini, tenang-tenang" bukan nya tenang, junathan justru menangis semakin keras

"saint, bang" perkataan itu membuat kevin menghembuskan nafas beratnya, ntah sudah keberapa kali dia melihat sang adik menangisi sosok Kim Vasaint Alexander

"soal berita itu juga pasti?"

"iya. dia jahat banget bang, gue putusin aja kali ya"

"jadi nya lu engga mau jadi natthaphan?"

"engga kuat bang, bahkan papa udah engga setuju sama hubungan kami dan kalau papa udah ngasih tau itu ke saint berarti papa juga udah dapet persetujuan dari natthaphan, bahkan natthaphan sendiri engga mau gue jadi kaya dia" juna berbicara dengan isak tangis yang terus menerus keluar bahkan bartambah kencang disetiap kata yang keluar "pada akhirnya nathasya yang menang"

"juna. ini bukan perlombaan ataupun permainan, engga ada yang menang dan engga ada yang kalah"

"tapi nathasya berhasil dapetin hati semua orang disekitar saint"

"gantian, sebelumnya lu udah dapetin itu semua jadi sekarang giliran nathasya yang dapetin itu"

"gue putusin aja kali ya?"

"kalau lu bisa hidup tanpa dia, maka silakan" kevin dengan lembut mengusap pipi sang adik, membersihkan wajah manis itu dari air mata

"tapi gue saranin lu cari pelampiasan juga, gimana?"

"pelampiasan maksudnya?"

"gue tau lu bukan tipe orang yang gampang move on, apa lagi saint yang udah dari kecil bareng lu jadi lu butuh orang buat gantiin posisi saint"

"kalau lu mikir ini sebuah permainan kenapa lu engga ikut main juga?"

"maksudnya apa sih?"

"lu pernah ngasih tau bahwa lu mau bertukar pasangan sama nathasya yang ternyata wanita itu bukan kekasih nathasya, melainkan hanya sahabatkan?"

"shyba?"

"gue engga inget nama dia siapa"

"apa yang harus gue lakuin?"

"deketin shyba, coba sama orang baru, coba lagi sama wanita karena sebelumnya lu pernah sama wanita juga kan? jadi gue yakin engga terlalu sulit buat lu mulai sama wanita lagi"

"tapi saint bilang jangan melibatkan shyba, karena dia engga tau apa-apa"

"engga melibatkan"

"lalu apa?"

"dia suka sama lu, engga ada salahnya lu respon dia"

"tapi bang..."

"apa lu mau nyoba lagi sama mona?"

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang