32. Break up (1/3)

94 10 1
                                    


disebuah pagi yang masih diselimuti oleh salju, vasaint membuka matanya dengan keadaan sisi ranjang sampingnya yang kosong, tanpa hadirnya sosok junathan.

saint bahkan memasuki kamar junathan dan tetap saja pria itu tidak ada dikamarnya, junathan tidak pulang ke mansion

"kalau tau akan seperti ini sepertinya kita tidak usah kembali ke mansion juna"

saat ini pria berparas tampan itu hanya bisa berharap dapat menemui junathan diperusahaan nya, sehingga motiviasi saint memulai hari ini hanyalah bertemu sosok junathan

-------------

"selamat pagi, pak" sama seperti biasanya, saint selalu mendapatkan sambutan ramah dari para karyawan

hingga kini langkahnya keluar dari lift dilantai yang hanya terdapat ruangan dirinya dan dua meja untuk Junathan dan sang receptionist

"pagi juna" ucap saint masih dengan senyum manisnya "pagi, pak" ntah mengapa jawaban sapa dari juna hari ini terdengar sangat menyakitkan bagi saint

"tidur dimana semalam?"

"apartemen kita"

"udah sarapan?"

"udah" juna terus menjawab dengan dingin bahkan kini juna langsung menjabarkan semua kegiatan saint tanpa memberi pengingat bagi saint untuk bekerja secara santai

"kamu lumayan sibuk hari ini, kalau cape kasih tau aku ya biar kita istirahat dulu dan aku reschedule"
kata itu yang biasanya junathan keluarkan diakhir ataupun awal penjabaran kegiatan namun hari ini saint tidak mendengar kata itu keluar dari mulut junathan

"sama sibuknya seperti biasa?" saint yang sudah terduduk di kursi kejanya masih terus menatapi junathan yang senantiasa berdiri, tidak seperti biasanya yang bahkan juna yang terlebih dahulu duduk dimanapun yang dia inginkan

"lebih sibuk dari biasanya, pak"

"pak? aneh banget denger kamu ngomong gitu"

"maaf, tapi memanggil saint dilingkungan kerja juga kurang sopan bahkan kamu lebih tua dua tahun dariku"

"tapi aku sendiri yang minta kamu anggap kita sebaya"

"engga dilingkungan kerja juga kan?"

"aku tau kita harus profesional tapi jangan bikin suasana jadi awkard juga, juna"

"maaf kalau kamu nggak nyaman"

"please just call me saint"

"oke"

--------------------

waktu terus berjalan hingga beberapa meeting telah selesai dan hampir mendekati waktu makan siang.

kegiatan saint berjalan seperti biasanya, menghadiri berbagai macam meeting untuk membahas pekerjaan namun hari ini entah mengapa orang-orang juga tertarik dengan scandal dirinya bersama junathan

namun kewajiban untuk bersikap profesional membuat mereka menjawab berbagai pertanyaan seadanya bahkan juna hari ini juga benar-benar mulai menjauh, keduanya tidak memiliki percakapan lain selain pekerjaan

"kita makan siang bareng ya" hanya dehaman yang menjawab ajak saint

"jawab bukan deham doang"

"iya saint"

saint hanya bisa menghembuskan nafas beratnya, junathan hari ini benar-benar bukan sosok junathan yang saint kenal sebelumnya, berbeda 180derajat

hingga kini keduanya berada di sebuah ruangan vip disalah restaurant mewah di kota seoul

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang