48. Bathshyba & Junathan (1/2)

69 10 0
                                    


dengan langkah kaki yang tergesah-gesah bathshyba terus berlari mengejar pria yang sudah cukup jauh di depan nya hingga langkah kakinya berhenti di depan sebuah mobil Mercedes-Benz berwarna hitam dengan plat nomor yang sudah cukup shyba hafal

bathshyba mengetuk kaca mobil dengan sopan, melihat pemilik mobil yang sudah menangis sejadi mungkin didalam mobilnya "juna boleh tolong buka?"

tak ada jawaban, orang didalam terus menangis "sekarang lockscreen handphone saint malah foto hasil photoshoot majalah mereka berdua" bahkan berteriak frustasi dan memukul stir mobil berulang kali

"junathan kita ada dipihak yang sama sekarang" kali ini shyba lebih memilih menjatuhkan dirinya dan bersandar pada pintu mobil "aku juga sakit juna, sakit banget"

jika junathan memukul-mukul stir maka yang bisa shyba lakukan saat ini hanya memukul dadanya yang terasa nyeri, seakan ribuan jarum menghantam hatinya

"dunia jahat ya sama kita, kita dibuat mencintai hal yang gak bisa kita miliki" bahkan kini air mata shyba juga mulai mengalir, suaranya mulai serak "aku bohong soal tadi aku bilang bahwa aku mencintai nathasya sebagai saudara, aku masih berharap thasya membalas cintaku. juna"

"tapi seperti yang tadi aku bilang, kita gak boleh egois, kita harus bisa lawan ego kita sendiri dan mereka memang ditakdirkan bersama meski semesta harus menyakiti kita juga"
perkataan lirih dengan suara yang semakit serak dan juga suara tangis yang mulai terdengar membuat junathan didalam mobil menghentikan tangisan nya, membuka kunci mobil dan keluar dari pintu mobil yang berlawanan

"shyba" junathan menghampir wanita yang saat ini sudah menutupi wajahnya dengan kedua tangan nya, hanya suara isakan tangis yang terdengar

"sakit juna, sakit banget, dada gue sakit junathan"
tak perduli apa itu sopan santun, saat ini bathshyba hanya ingin dunia mengetahui rasa sakitnya

"vasaint kenapa ngerusak nathsya, ANJING" tak hanya teriak, shyba juga memukul pundak pria dihadapan nya "gue tau thasya calon istri dia tapi kenapa dia tega-teganya ngehamilin thasya diluar nikah? KENAPA HARUS NATHASYA"

tangisan Bathshyba semakin pecah, membuat junathan memeluk wanita dihadapan nya, membagi rasa sedih dan sakit yang mereka rasakan dan menangis dalam pelukan
hingga tanpa mereka sadari seorang Choi Eunji memerhatikan keduanya dari dalam mobil perusahaan yang dia gunakan setiap hari nya untuk kepentingan pekerjaan nathasya.

30menit berlalu, selama itu pula keduanya menangis sambil memeluk satu sama lain hingga kini keduanya berada didalam mobil junathan, berusaha menenangkan diri satu sama lain

"mau minum?" junathan memberikan tumbler yang sebelumnya sudah ia gunakan untuk minum "makasih"

junathan hanya bisa memerhatikan wanita disampingnya dalam keadaan kacau, shyba masih mengeluarkan suara isakan nya namun melihat keadaan shyba saat ini membuat junathan sedikit tersadar akan suatu hal
menjadi junathan memang sakit, sangat sakit saat orang yang dicintai mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan tanpa dirinya lagi namun bukankah junathan juga lebih beruntung dari bathshyba? karena saat cinta bathshyba tak kunjung dibalas oleh Nathasya cinta Junathan justru mendapat balasan dari Vasaint.
setidaknya Junathan pernah dicintai oleh orang yang dia cinta, tidak seperti bathshyba yang tak kunjung dicintai

"akhirnya mereka udah gak butuh kita lagi ya?"

"siapa bilang gak butuh?" jawaban junathan membuat shyba kembali menatapnya "Nathasya masih butuh lu sebagai sahabatnya dan Vasaint masih butuh gue sebagai saudaranya"

"tapi mereka udah dapetin apa yang mereka butuhin juna" shyba menjeda perkataan nya sejenak "...penerus" "...mereka udah dapetin penerus buat keluarga mereka masing-masing"

"memang, namun mereka masih butuh kita buat jadi pendengar mereka, shyba"

"kok lu bisa ngomong gitu? yakin kuat buat terus ada disamping mereka?"

"harusnya gue yang nanya ke lu, lu udah belasan tahun tetap ada disamping nathasya meski cinta lu gak terbalas, lu juga pasti udah sering dengar keluh kesah thasya terus kenapa sekarang tiba-tiba mau ninggalin thasya?"

"seperti yang tadi lu bilang, teman-teman yang thasya miliki saat ini adalah orang-orang munafik terus kalau lu pergi berarti thasya kehilangan teman yang tulus dong?" junathan mengenggam kedua tangan shyba sejenak sebelum kembali berkata "Nathasya masih sangat butuh lu jadi jangan ditinggalin ya"

"gimana sama lu? bakal terus ada disamping saint?" junathan hanya membalas dengan anggukan "gue bakal berusaha lawan ego gue shy, karena gue gak bisa maksa saint terus sama gue, gue bakal berusaha ngeralain saint demi bayi bukan demi thasya"

"juna"

"kalau demi thasya gue belum siap tapi kalau demi bayi yang gak bisa request dari siapa dia lahir dan dia bahkan gak tau apa-apa soal kita berempat, jadi gue bakal ngalah demi bayi di dalam rahim thasya saat ini, demi calon ponakan gue, calon ponakan kita"

shyba menghembuskan nafas beratnya sejenak dan mengenggam tangan junathan semakin erat "kalau mereka bisa ngasih penerus buat keluarga mereka, lu mau ngasih keturunan buat keluarga lu juga?"

"belum kepikiran, kenapa tiba-tiba?"

"maaf kalau egois tapi gue mau jadi bagian dari keluarga kim juga, bisa?"

"kenapa nanya gue?"

"karena gue mau jadi bagian dari keluarga jeon juga"

"shyba"

"mereka berawal dari tidak saling mencintai juna, jadi bisa kita lakuin apa yang mereka lakuin?" genggaman shyba semakin mengerat "ayo berjuang bareng-bareng lawan ego kita dan cari bahagianya kita sendiri" "mau bantu gue?"

"lu yakin?" shyba hanya bisa mengangguk dengan sangat yakin

"oke"

"oke apa?"

"gue bakal temanin lu berjuang, gue bakal temanin lu cari kebahagian versi kita sendiri"

"juna"

"pelan-pelan ya shy, ayo berjuang pelan pelan" shyba hanya bisa mengangguk dengan senyuman yang mulai merekah

"sini peluk" junathan menarik tangan shyba dan memeluk shyba dengan sangat erat "tolong bantu gue ya"

"hm. ayo saling bantu"

dan mulai malam itu, Junathan maupun Bathshyba berusaha menghadapi ego mereka bersama-sama, mulai bekerja sama mencari kebahagian dan menciptakan cerita baru untuk mereka sendiri dengan hadirnya sosok Kim Vasaint dan Bae Nathasya sebagai peran pendamping didalam cerita

Business RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang