12 - Feeling seorang anak

607 96 37
                                    

Soojin turun dari mobilnya lalu bergegas masuk ke dalam gedung galeri lukisan. Ia datang kemari untuk menemui seseorang.

"Woi, ngelamun aja. Awas kesambet," ucap Soojin sembari menepuk bahu seorang laki-laki.

"Lukisannya bagus. Foto ah," lanjut Soojin sembari mengeluarkan ponsel dari dalam sling bag yang ia pakai.

CEKREK – Beberapa foto lukisan berhasil terabadikan dengan baik dan Soojin merasa senang.

"Jaehyuk! Lo kenapa sih? Bengong mulu."

Ya, orang yang ditemui oleh Soojin adalah Jaehyuk. Namun soojin sedikit keheranan dengan sikap Jaehyuk, tidak biasanya Jaehyuk mengajak bertemu di tempat sepi seperti ini. Baik Soojin maupun Jaehyuk, mereka sudah pulang dari liburan masing-masing.

Tidak ada tanggapan, Jaehyuk tidak membalas perkataan Soojin. Jaehyuk hanya diam saja, pandangan matanya terlihat sayu. Tidak ingin berpikiran yang aneh-aneh, Soojin lebih memilih memotret lukisan lainnya.

Hingga sepuluh menit kemudian, Soojin kembali ke tempat semula dan Jaehyuk masih menatap lukisan di hadapannya.

"Jae, lo sebenarnya kenapa sih? Jangan bilang lo minta gue dateng ke sini cuma buat liatin lo bengong, iya?"

"Huft," terdengar hembusan nafas berat yang keluar dari mulut Jaehyuk.

"Are you okay?" tanya Soojin sembari mengubah tubuh Jaehyuk, kini mereka saling berhadapan.

"Cerita sama gue!" lanjut Soojin.

"Ini soal Ryujin," akhirnya Jaehyuk mulai buka suara.

Mendengar itu, Soojin melepaskan kedua tangannya yang sedari tadi memegangi lengan Jaehyuk. Soojin mengerti apa yang dimaksud oleh Jaehyuk.

"Sebelumnya gue mau minta maaf sama lo, Jae. Gue sering bilang sama lo jangan ngerjar-ngejar Ryujin terus, kan. Itu semua demi lo juga, Jae. Tanpa gue jelasin lo pasti ngerti maksudnya."

"Tapi kenapa? Gue udah berusaha ngelakuin apapun yang terbaik buat Ryujin. Saking pengen bareng dia, dari SD sampe kuliah selalu gue usahain di tempat yang sama."

Kini Jaehyuk kembali memandang lukisan, begitupula Soojin. Sebenarnya Soojin tidak tahu harus menjelaskan seperti apa, ia juga tidak ingin Jaehyuk berlarut-larut dengan perasaan sedihnya.

"Jae, kita dari kecil udah bareng. Ryujin juga sering cerita sama gue, dia gak bisa anggap lo lebih dari temen. Dia sayang sama lo tapi hanya sebatas itu gak lebih, Jae."

"Kenapa Ryujin gak bisa liat gue lebih dari itu? Kenapa dia gak mau buka hatinya?"

"Ryujin pernah bilang kalau lo adalah cowok yang paling baik, perhatian banget tapi-"

"Gue rela ngelakuin apapun buat Ryujin."

"Jae, apa lo pernah liat Ryujin deket sama cowok atau pacaran?" Jaehyuk menggelengkan kepalanya.

"Nah itu, dia gak bisa buka hatinya buat lo bukan karena ada cowok lain. Ryujin udah merasa cukup dengan hidupnya sekarang. Lo ngerti kan maksud gue?" Jaehyuk menganggukkan kepalanya.

"Selain bareng kita, dari kecil Ryujin sama Asahi udah deket banget. Jelas, mereka adik kakak. Lo tau sendiri kan mereka tuh kayak prangko, lengket banget. Dunia Ryujin udah dipenuhi sama Asahi. Even sekarang hubungan mereka renggang pun, gue yakin Ryujin masih sayang sama Asahi."

"Gue jadi inget pas masa SMA, pas Ryujin..."

Jaehyuk tidak sanggup melanjutkan perkataannya dan Soojin mengerti. Soojin mengusap lengan Jaehyuk pelan. Soojin merasakan hal yang sama. Ia dan Jaehyuk sama-sama sedih saat melihat penderitaan yang harus dilalui oleh Ryujin, terutama setelah kecelakaan itu.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang