Sekitar pukul 17.00 sore, Asahi dan Ryujin sampai di private resort milik Yoongi. Atas permintaan Yoongi, mereka berangkat satu mobil bersama tanpa sopir. Terjadi perdebatan terlebih dahulu sebelum akhirnya Asahi dan Ryujin menyetujui keinginan Yoongi.
Asahi dan Ryujin sudah berada di ruang keluarga, ada Yoongi di sana. Setelah melihat kedatangan anak-anaknya, Yoongi menyerahkan sesuatu kepada Ryujin.
"Apa ini pah?"
"One of your mom's favorite dress."
"Baju mommy?" Yoongi menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
"Pakailah nak."
Ryujin menganggukkan kepalanya tanda setuju walau ini kali pertama baginya mengenakan pakaian mendiang ibunya.
Selagi Ryujin berganti pakaian, Yoongi mengajak Asahi jalan-jalan melihat pemandangan di luar dan menikmati indahnya suasana pantai di sore hari.
"Bagaimana kondisi kamu? Udah mendingan?"
"iya," balas Asahi.
Kini Yoongi dan Asahi berada di outdoor kitchen yang menghadap kolam renang dan pantai. Selain ingin menghabiskan waktu bersama Asahi dan Ryujin, sebenarnya hari ini adalah perayaan ulangtahun pernikahan Yoongi.
Dikarenakan Yoongi menanyakan kondisinya, Asahi teringat soal obat itu. Walau sedikit ragu, tetap ia tanyakan juga.
"Papah nyimpen obat flu, obat batuk sama sakit kepala di kamarku?"
"Obat?"
"Iya, semalam."
"Bukannya kamu udah minum obat? Semalam kerjaan papah banyak banget, papah gak masuk kamarmu sama sekali. Maaf ya nak."
"Papah yakin?"
"Iya nak. Kalaupun iya, papah akan meminta bibi yang menyimpan obatnya."
Asahi memalingkan pandangannya setelah mendengar jawaban Yoongi, "Berarti-"
"Papah."
Yoongi dan Asahi kompak membalikkan badannya setelah mendengar suara seseorang. Ya, itu Ryujin yang kini tengah berdiri di hadapan mereka. Ia terlihat sangat anggun mengenakan gaun mendiang ibunya. Gaun tersebut sangat cocok dipakai oleh Ryujin.
Speechless – Yoongi dan Asahi tidak sanggup berkata apapun.
Bibir Asahi benar-benar kelu, tak sedetikpun pandangan matanya berpaling dari Ryujin. Walau Asahi tidak pernah melihat ibunya secara langsung namun saat melihat Ryujin hatinya bergetar dan dalam benaknya terucap mommy.
"Apa ini aneh pah? Papah? Kok diem?"
"Ah ya, um enggak sayang."
Yoongi berjalan menghampiri Ryujin lalu memeluk putrinya itu dengan erat. Tak lama ia melepaskan pelukannya lalu memandangi wajah Ryujin.
"Apa aku terlihat seperti mommy?"
"You're so beautiful like your mom. Your eyes, your nose, your lip and everything of you are. It's like your mom, sweetheart."
"Tapi maaf pah, aku gak bisa merasakannya. I never knew my mom, I never saw her and..."
Ryujin tak sanggup melanjutkan perkataannya, sehingga ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Yoongi segera menyentuh wajah Ryujin sembari mengusap rambut putrinya itu pelan.
"Maafin papah nak. Um, ya sudah bagaimana kalau kita mulai makan malamnya?" Ryujin menganggukkan kepalanya.
Yoongi dan Ryujin telah duduk di kursi, sedangkan Asahi masih berdiri di tempatnya semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Twin - Asahi Ryujin
Fanficft. Yoongi Bagaimana jika kamu bersama saudara kembar yang kamu benci, dikirim liburan ke sebuah desa yang jauh dari ibu kota, susah sinyal dan hanya menggunakan fasilitas terbatas? Begitulah yang harus dijalani oleh Asahi dan Ryujin selama libur ku...